55. si Kebo

98 18 10
                                    

Vote sebelum baca

>>3000 kata


Happy reading!

.

.

.

Setelah party pada malam itu selesai, mereka bertujuh membantu Bi Jumi membereskan semuanya. Kini sudah hampir tengah malam dan party baru selesai. Sedangkan Farhan yang lelah menunggu adiknya pulang sampai ketiduran di sofa dengan keadaan tv menyala.

Keadaan di rumah Zweitson. Selesai membereskan semuanya, Shandy, Fenly dan Novi pamit pulang lebih dulu. Sedangkan Elvina masih berusaha membangunkan si pacar yang sudah tertidur di lantai samping sofa.

"Itu temannya tidak dibangunkan, Mas? Kasihan dia tidur di lantai, takut nanti masuk angin" ucap Bi Jumi kepada ketiga remaja itu.

"Iya Bi, ini mau saya bangunkan dia. Kebiasaan kalau tidur susah banget dibangunin." gerutu Elvina setelah menjawab perkataan Bi Jumi.

"Son, Kak Vina, gue ke kamar duluan ya mau tidur. Ngantuk bangett.." pamit Fiki dan diangguki oleh Elvina dan Zweitson. Kemudian Fiki ke kamarnya meninggalkan Elvina dan Zweitson yang akan membangunkan si Kebo.

"Cepetan bangunin Aji, bisa kena marah kalau abang lo tahu kalian pulang kemaleman." kata Zweitson sedikit was-was bila menyangkut abang sohibnya itu.

"Iya Son, udah gue bangunin tapi susah banget."

"Siram pake air aja biar cepet bangun" Zweitson mencoba memberi saran.

"Jangan dong, kasian"

"Emang abang lo nggak telfon? Atau suruh aja abang lo jemput kalian. Kalau nggak mau nginap di sini"

"Banghan udah telfon dan chat juga tadi suruh gue pulang. Satu jam yang lalu sih. Apa gue pulang aja ya? Tapi Aji gimana?" Elvina meminta saran.

"Emangnya lo berani pulang jam segini? Ini udah tengah malam loh, Vin. Dan nggak mungkin ada kendaraan yang lewat jam segini." ucap Zweitson yang sedang menahan kantuknya.

"Coba gue telfon Banghan suruh jemput."

Sedangkan di sisi lain, Indah merasakan tenggorokannya kering dan ingin ke dapur untuk mengambil minum. Sekembalinya dari dapur dan akan kembali ke kamar, ia melirik tv masih dalam keadaan menyala. Kemudian ia berjalan ke sana, ia mendapati suaminya tengah tertidur dengan posisi yang sepertinya tidak nyaman.

Lalu Indah mencoba membangunkan sang suami dengan menepuk pundak suaminya.

"Mas.. Kenapa kamu tidur di sini?" tanyanya dan perlahan Farhan membuka matanya lalu melihat istrinya di sana.

"Eh? Aku nungguin Elvi pulang sampai ketiduran." ucapnya sambil mengucek sebelah matanya setelah terduduk.

"Terus, Vina udah pulang apa belum?" tanya Indah.

"Oiya, sekarang jam ber- hah? Udah setengah dua belas dan anak itu belum pulang?" terdengar pelan namun penuh penekanan saat Farhan marah-marah.

"Coba kamu telfon, mungkin dia menginap di rumah temannya." usul dari Indah dan diangguki Farhan.

Farhan menggiring pinggang istrinya untuk duduk di sampingnya. "Duduk sini, Sayang.." Indah menurut dan duduk di samping sang suami.

Saat akan menelfon keponakannya, ternyata si keponakan sudah menelfon lebih dulu. Dengan cepat Farhan menekan tombol hijau di ponselnya.

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang