3. Warung Nasi Pecel

137 26 1
                                    

Sepeninggalnya Fajri dan Elvina dari kelas, Fenly dan Novi juga meninggalkan kelas.

Di motor..

"By..." Fenly memanggil gadisnya.

"Iya?"

"Ntar malem kamu ada waktu nggak?"

"Ada kok, kenapa emangnya?" gadis itu bertanya balik.

"Enggak, aku mau ajak kamu makan diluar, mau nggak?" tanyanya.

"Mauu!" seru Novi.

Tak lama motor Fenly tiba di depan gerbang rumah Novi.

"Oke, nanti aku jemput kamu jam 8 sekalian izin sama mama kamu" ucap Fenly sambil melepas pengait helm yang dipakai Novi.

Novi mengangguk setuju, "Iya sayang.."

"Kemarin mama nanyain kamu karena lama nggak kerumah" ujar Novi.

"Oh ya? Titip salam ya buat mama, jaga kesehatan terus jangan sampai sakit. Jagain juga mamanya.." ucap cowok itu kepada kekasihnya.

"Iya iyaaa, udah kamu pulang sana!" Novi mendorong pelan lengan Fenly.

"Kamu usir aku?" kening cowok itu mengkerut dan sedikit kesal.

"Bukan ngusir sayangku cintakuu.. Nanti kamu sampe rumah takut kemaleman, udah sore juga terus nanti malam kamu kesini lagi jemput aku" jelas Novi dan membuat Fenly merasa gemas. Sepertinya tadi itu hanya bercanda saja.

"Iyaa.. Yaudah aku pulang dulu ya, ntar dandan yang cantik.." goda Fenly sambil terkekeh.

"Siap boss!" ucap Novi sambil memberi hormat. Fenly mengacak rambut gadisnya pelan.

"Kamu masuk gih.." titah Fenly.

"Kamu duluan, aku mau lihat kamu pulang" 

Cowok itu menggeleng dengan cepat, "No-no-no, kamu masuk dulu baru aku pulang"

"Kamu dulu sayaang.. Lagian ada Pak Bobi (satpam)" geram Novi. lalu terlihat mata cowok itu menoleh ke pos satpam yang berada dibalik gerbang.

"Yaudah aku duluan, tapi abis aku pergi kamu masuk ya, by?" Novi mengangguk meng-iyakan.

Setelah Fenly pergi, Novi segera masuk ke rumahnya.

SKIP

Dalam perjalanan pulang, Fajri mendengar keluhan dari perut orang di belakangnya yang berisik sedari tadi. Fajri menepikan motornya di dekat warung.

"Kenapa berhenti?" tanya Elvina bingung.

"Makan" Fajri turun dari motornya dan berjalan meninggalkan Elvina yang masih stay di motor.

"Eh tungguin anjir! Gue ditinggal" Elvina melepas helm dan turun dengan rusuh kemudian berlari menyusul Fajri yang hanya berjalan santai.

"Kenapa nggak langsung pulang aja sih. Lo laper ya?" tanya Elvina yang masih mengekori Fajri.

"Bukan gue yang laper" gumam Fajri lirih, sangat lirih.

"Duduk!" Fajri menarik pelan lengan Elvina untuk duduk di sampingnya, mereka berdua berada di dalam warung nasi pecel.

Kepalanya bergerak sesuai kemana matanya berkeliling pada setiap penjuru warung makan itu.

Fajri sudah memesan tapi hanya satu porsi, untuk Elvina saja karena dirinya masih kenyang.

Tak lama pesanan mereka datang.

"Nih makan" ucap Fajri sambil menggeser piring ke hadapan Elvina. Elvina mengernyit tambah bingung.

"Kok cuman satu? Lo, gimana?" Fajri menggeleng acuh sambil merogoh ponsel dari saku celana seragam sekolahnya.

"Kenapa? Nggak apa-apa gue yang bayar, gue pesenin juga buat lo" ucap Elvina dan akan beranjak, namun mendengar ucapan Fajri mmebuatnya kembali duduk.

"Udah makan aja gue masih kenyang!" terdengar tak bisa dibantah, Elvina perlahan menyendok nasi pecel ke dalam mulutnya. Sekilas melirik Fajri yang fokus mengotak-atik ponsel.

kalau sudah bertingkah seperti ini, fiks cowok itu masih kesal padanya. Tetapi masih peduli dengannya.

15 menit kemudian

"Biar gue yang bayar" ucap Fajri saat Elvina ingin membayar.

"Enggak usah, lo bilang nggak bawa uang?" 

"Bawa. Ini Bu, ambil aja kembaliannya" setelah memberi selembar uang berwarna biru kepada ibu pemilik warung, cowok itu menarik lengan Elvina keluar menuju motornya.

"Tadi lo bilang nggak bawa?" Elvina bertanya sambil mengikuti langkah panjang cowok itu.

"Pake helm nya!" kini Fajri tidak memakaikan helm dan hanya diberikan saja.

"Cepetan naik!" dengan cepat Elvina memakai helm dan naik motor. 

Elvina tidak berkutik dan menurut saja dengan perintah cowok itu. Dia melihat wajah yang sangat-sangat dia benci pada raut cowok itu sekarang. Tanpa ekspresi, datar, dan dingin, hampir seperti pertama kali mereka bertemu.

"Pegangan ntar jatuh"

"Kalau lo bawa motornya nggak ugal-ugalan ya nggak bakalan jatuh gue!" pekik Elvina dengan kedua tangannya sudah melingkar dipinggang cowok itu. 

Fajri mengacuhkan ucapan Elvina dan fokus menyetir.

Motor Fajri melesat dan tak lama tiba di rumah Elvina.

"Thanks ya, Ji, udah mau ngantar dan jemput gue, dan.. Thank udah bayarin makan tadi" ucap Elvina setelah turun.

"Gue juga, thanks ya, El.." Elvina mengangguk sambil tersenyum.

Thanks yang Elvina pikir adalah ucapan untuk dirinya tadi sudah dibayari jus dan tissue. Tapi, yang dimaksud Fajri sebenarnya bukan hanya itu, melainkan terdapat hal lain..

Malamnya..

Drutt.. Drutt..

Ponsel Novi bergetar di sofa yang berada di kamarnya.

Kovellove🤍
"Aku udah di rumah kamu, By.. aku juga udah ijin sama mama, katanya nanti pulangnya nggak boleh lewat jam 10"

Me
Okee, sayangg💗

Kovellove🤍
"❤️❤️"

Read


Novi tersenyum bahagia setelah membacanya dan langsung keluar kamar.

"Hai Kovell! Sorry udah bikin kamu nunggu" ucap Novi sesampainya di ruang tamu. Sudah ada Fenly yang duduk di sebelah mamanya.

"Kamu dandannya lama banget sih, kasihan pacarnya nunggu" kekeh Lisa, mamanya Novi.

"Iya mama.. Yaudah, Novi berangkat dulu ya" ucapnya sembari menyalami mamanya.

"Inget, pulangnya jangan malam-malam" peringatan dari Lisa. Fenly dan Novi mengangguk kemudian berjalan keluar.

.

.

.
.

Lanjut nggak nih? 

Vote nya jangan sampe lupa..

👇

(direvisi 12-12-2023)

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang