>2400 kata, nih😍
Happy reading
.
.
.
"Umi.. Um-" Elvina berusaha memanggil Umi, tapi lagi-lagi Fajri semakin mendekatkan wajahnya. Bahkan Elvina bisa merasakan sentuhan dari nafas hangat milik Fajri.
"Ji.." kepala Elvina menoleh ke kanan untuk menghindari tatapan dari Fajri sambil memejamkan matanya kuat-kuat.
Fajri menampilkan senyum smirk nya sebelum dia melakukan satu hal yang belum pernah ia lakukan seumur hidupnya.
Cup
Hampir saja, untung Elvina segera menoleh. Kalau tidak pasti bibirnya berhasil bertemu dengan milik cowok itu. Tapi tetap saja, pipi kirinya yang menjadi korban.
Lumayan lama bibir Fajri mendarat di pipi Elvina sebelum Elvina segera mendorong dada Fajri dengan sekuat tenaganya hingga tubuh cowok itu terhuyung menjauh.
Elvina terlihat syok sambil memegang pipi kirinya, sedangkan Fajri terjungkal dengan ponselnya sudah berada dalam genggamannya.
"Um-Umii..." ucap Elvina sedikit keras masih memegang pipinya.
"Mau ngapain panggil Umi?" Fajri kembali mendekatinya dengan sedikit panik.
"Huaa Umii... Mphh" serunya lagi dan itu membuat Fajri gelagapan dan lngsung membungkam mulutnya agar diam.
"Sstt.. Jangan dipanggil Uminya" bisik Fajri setelah membungkam mulut Elvina menggunakan telapak tangannya.
Dia merasakan telapak tangannya basah dan hangat, Elvina menangis.
"Eh? Kenapa-ada apa? Hey.." melihat Elvina menangis membuat Fajri semakin panik dan langsung menarik tubuh ringkih itu ke dalam pelukannya.
Elvina mulai memukul-mukul dada bidang Fajri menggunakan tangannya yang bebas. Tangan satunya masih memegang pipi kirinya.
"Hei.. Jangan nangis, maafin aku yaa tadi aku nggak sengaja.. Maafin aku" tangan Fajri mengelus surai hitam milik Elvina dengan sayang.
"Ada apa ini? El? Kamu kenapa?" tanya Umi yang baru datang melihat Elvina dipeluk Fajri sambil menangis.
Umi duduk di samping Elvina, kemudian perlahan Elvina melepas dekapan Fajri lalu beralih memeluk Umi. Dan menangis lagi.
"Kamu kenapa sayang? ada apa, coba bicara sama Umi, hm?" Wanita itu mengusap kedua pipinya yang basah.
Elvina menggeleng pelan lalu Umi beralih menatap Fajri yang menatap punggung Elvina dengan tatapan yang (seperti abis ngelakuin kesalahan).
"Ji?" panggil Umi lirih dan Fajri menatap Uminya.
"Jamu apain Elvi sampai dia menangis seperti ini?" tanya Umi mengintimidasi (menurut Fajri)
"Aji nggak ngelakuin apapun, Umi.."
"Terus kenapa Elvi bisa menangis?" Fajri menghendikkan kedua pundaknya sebagai jawaban.
Umi kembali menatap Elvina yang sudah berhenti menangis.
"Ada apa sayang, hm?" tanya Umi dengan nada selembut mungkin, dan lagi-lagi Elvina menggeleng. Umi menghembuskan nafasnya panjang.
"Umi nggak tahu Aji ngelakuin apa sama kamu, semisal anak Umi berbuat tidak baik sampai membuat hati kamu sakit Umi minta maaf ya sayang.." ucap Umi tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Dream [END]
Teen Fiction[PART LENGKAP✔] {SUDAH REVISI}✔ "Opening hanya pemanis." ''Boleh di skip pada part awal'' 😌🤌🏼 FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Tetap Vote dan Komen meski sudah End! Cerita ini hanyalah fiksi belaka, bila terdapat kesamaan dengan karya lain maka bukan seb...