42. Karma?

101 20 26
                                    

Vote sebelum baca


Happy reading

🦋

'Apa ini karma buat gue karena sebelum mereka jadian, gue sama Kovell selalu ngumbar kemesraan di depan mereka?'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Apa ini karma buat gue karena sebelum mereka jadian, gue sama Kovell selalu ngumbar kemesraan di depan mereka?'

🌻

"Parah banget si Aji nggak balikin Kak Vina ke sini!" gerutu Fiki kesal.

"Udahlah Fik, biarkan mereka baikan dulu. Gue nggak tenang rasanya ngelihat mereka jauhan, kek ada yang hilang gitu kalau sehari nggak lihat ke-uwu-an mereka berdua" ucap Novi.

"Bilang aja kalau iri, btw Kak Novi udah punya pacar apa belum?" pertanyaan Fiki membuat Novi terdiam.

"Fik, lebih baik lo balik aja deh ya ke kelas. Biar gue aja yang bayar" ucap Zweitson mengalihkan pembicaraan.

"Serius, Son? Waah.. Kalau gini sih lo emang sepupu gue, bentar gue habisin bakso gue" seketika ekspresi Fiki berubah ceria. Emang selalu ceria sih.

Fiki mempercepat menyuap sesendok pentol bakso ke dalam mulutnya, Novi dan Zweitson setia menunggunya.

Tak perlu waktu lama untuk Fiki menghabiskan makanannya. Dua mangkok bakso seharga sepuluh ribuan per porsi itupun dengan mudah ia habiskan. Sebenarnya Fiki ingin nambah, namun masih takut dengan ancaman sepupunya.

"Yaudah sana" ucap Zweitson setelah Fiki menghabiskan makannya. Lalu Fiki berlalu pergi.

Setelah kepergian Fiki, Zweitson melirik Novi yang melamun.

"Novi, nggak usah fikirin pertanyaan Fiki ya? Dia belum tahu apa-apa soal ini"

"Iya nggak apa-apa kok, santai aja"

"Dan cewek yang tadi, pengin banget gue labrak. Kenapa lo tahan gue sih?!"

"Udah Son, gue nggak mau ada keributan di sekolah hanya karena masalah gue"

"Tapi kan, Nov.." Novi menggeleng pelan membuat Zweitson terdiam seraya membuang nafasnya kasar.

"Yaudah, balik ke kelas yuk?"

"Gue bayar pake uang gue dulu semuanya. Ntar diganti di kelas.."  ucap Zweitson lalu beranjak menemui penjual kantin.

∆∆∆∆∆


'Sorry, Bell. Aku nggak ke kantin, soalnya lagi ngerjain tugas banyak banget hari ini'

Bella
'Oh yaudah kalau gitu, semangat ngerjain tugas yaa'

Read

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang