29. Adek vs Abang

78 20 0
                                    


Vote sebelum membaca!!

Happy reading

.

.

.

"Btw, kasusnya Bunga kok sama ya kayak yang terjadi sama Kak Fenly? Amnesia, terus salah anggap pacar orang dikira tunangan. Apa gue minta bantuan aja sama Ricky gimana cara balikin ingatan Kak Fenly? Gue kasih tahu Novi dulu deh, besok"

"Tapi.." ucapan Elvina menggantung, tiba-tiba teringat Fajri.

Bagaimana kalau Fajri tidak menyetujui jika dirinya meminta bantuan kepada Ricky? Yaa walaupun masalahnya dengan Ricky sudah selesai dan sebentar lagi Ricky bakalan pindah ke luar negeri. Tapi kan..

Sudahlah, biar nanti dia membicarakan ini dengan Fajri. Toh juga tujuannya baik untuk mengembalikan ingatan Fenly, dan Fajri belum mengetahui soal apa yang terjadi kepada temannya itu.

.

15 menit kemudian Elvina tiba di depan rumah. setelah membayar ongkos taksi, dia langsung masuk gerbang yang sudah dibukakan oleh Pak Satpam.

"Terimakasih Pak Gudi" ucap Elvina ramah kepada pria paruh baya tersebut.

"Baru pulang jam segini, Mbak Vina?" tanya Pak Gudi kepada Elvina.

"Iya Pak, tadi ada urusan" jawab Elvina, saat hendak melangkah, Pak Gudi memanggil.

"Oiya Mbak, barusan Fajri kesini"

"Aji?" beo Elvina.

"Sejak kapan, Pak?" tanya Elvina.

"Belum lama, Mbak"

"Oh, sekali lagi terimakasih Pak Gudi"

"Sama-sama, Mbak Vina"

Setelah itu Elvina masuk ke rumah. Dan benar saja, ada Fajri di dalam tengah menonton TV bersama Farhan. Tapi, hanya Farhan yang menonton, sedangkan Fajri asik dengan hape miringnya. Dini dan Indah sudah tidur di kamar masing-masing, kebetulan Evano sedang pergi ke luar negeri dengan alasan pekerjaan bersama Abinya Fajri.

Elvina berjalan pelan lewat belakang Fajri yang masih fokus dengan dunia pergame-annya serta Farhan yang fokus menonton serial India.

Elvina berhasil lolos dan masuk ke kamarnya tanpa sepengetahuan Fajri dan Farhan.

DEFEAT

"Anjir! Kalah gue..." cowok itu mengumpat dan langsung mematikan ponselnya, kemudian membantingnya ke meja.

"Bang.." panggil Fajri dan Farhan menjawab dengan deheman tanpa memalingkan pandangannya dari TV.

"Elvi belum pulang? Sekarang udah malam loh" mendengar itu Farhan mendongak dan menatap jam yang tergantung di dinding.

Ternyata jam sudah menunjukkan hampir pukul 11 malam.

"Iya juga, lah gue baru lihat jam. Btw udah lo telfon apa belum anaknya?" tanya Farhan.

"Udah, Bangg... Kan tadi gue udah ceritain kalau gue telfon katanya lagi nggak kemana-mana, tapi suaranya kek lagi di jalan. Rame. Terus juga dimatiin gitu aja sama dia, makanya gue dateng kesini buat mastiin dia di rumah apa enggak. Ternyata nggak ada, emang dia nggak pamit sama lo atau Kak Indah?" Farhan menggeleng tanda tak dipamiti oleh Elvina.

"Tuhkan.. Pergi ke mana coba malam-malam gini? Pake nggak bilang lagi sama gue" gerutu Fajri.

"Coba lo telfon lagi" kata Farhan.

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang