45. Hujan

78 25 41
                                    

Budaya kita jangan sampe lupa

'Vkte sebelum baca'


Happy reading

.

.

.

Pagi hari adalah waktunya berangkat ke sekolah. Cuaca pada pagi hari ini sepertinya sangat cerah, secerah masa depan. Aamiin.

Seperti biasa yang dilakukan kedua couple Jina saat di pagi hari, salah satunya adalah si cowok sudah stay di meja makan di rumah si cewek. Menyantap roti yang sudah diberi olesan selai Strowberry oleh Dini, sang ibu dari Elvina Nandini.

Sedangkan, Farhan dengan Indah sudah pergi keluar. Katanya ingin pergi ke suatu tempat.

Fajri memakan rotinya dengan lahap, apalagi dibuatkan salad buah oleh Dini. Emang calon mertua idamann.

Elvina? Dia ke kamarnya untuk mengambil tasnya. Sudah sarapan kok tenang saja, dan sudah minum susu juga.

"Basah nggak?" tanya Fajri dan Elvina mengangguk.

"Dingin?" tanyanya lagi dan diangguki Elvina.

"Kasihan banget pacar gue, maaf ya tadi nggak dengerin kata Mama"

"Nggak apa-apa Ji, udah terjadi kan?"

"Tapi baju kamu, rambut kamu basah dan kamu jadi kedinginan kaya gini. Apa kita pulang aja?"

"Nggak perlu! Mungkin bentar lagi hujannya reda"

"Bener?"

"Iya sayangg... Lagian kalau pulang tetap basah dan malah tambah basah"

10 menit yang lalu.

"Ayo Ji" ajak Elvina sekembalinya dari kamar.

"Bwentwar" jawab Fajri dengan mulut penuh dengan roti.

"Kami berangkat ya, Ma?" pamit keduanya seraya mencium punggung tangan Dini.

"Iya, hati-hati. Oiya bawa mantel ya? sepertinya akan turun hujan" kata Dini.

"Mana ada hujan, Ma? Langitnya terang benderang gini" jawab Elvina sambil terkekeh.

"Iya Ma, nggak akan hujan" sahut Fajri.

"Mama merasa akan hujan" Dini bergumam dan bisa didengar dua remaja di hadapannya.

"Nggak hujan, Mama.."

"Yaudah berangkat yuk?"

"Daa Mamaaa.."

"Hati-hati kalian.."

"Mama kamu ada-ada aja, masa langit secerah ini disuruh bawa mantel" kekeh Fajri dalam perjalanan ke sekolah.

"Tapi gue rasa omongan Mama ada benarnya, lo tahu kan feeling seorang ibu itu seperti apa? Kebanyakan beneran terjadi"

"Iya juga sih, Yangg. Tapi kadang feeling mereka juga salah, dan buktinya sekarang nggak hujan" ucap Fajri.

"Benar juga"

Tak lama setelah membahas hujan dan feeling, ternyata langit mulai menjatuhkan airnya.

"Eh-eh? Lha kok...gerimis?"

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang