49. Fenly Diculik!

87 23 4
                                    


Selamat menahan tawa, Bestiee😉🙊

Happy reading!

.

.

.

Sepulang sekolah, Fajri langsung ke rumah Zweitson untuk mempersiapkan perayaan atas kesembuhan Fenly nanti malam. Begitu juga dengan Novi, ia sudah stay di rumah Elvina.

Mendengar kabar bahwa nanti malam Papanya akan pulang, dirinya sangat senang. Sedangkan Kedua wanita paruh baya itu tengah bergelut dengan alat-alat dapur.

Sedangkan Indah masih berada di kamarnya, sedari pagi hingga siang hari belum keluar kamar.

"Tolong kamu panggilkan Kak Indah, El. Dari tadi pagi kakak kamu belum keluar kamar, sama Abang kamu juga" titah Dini kepada putrinya yang tengah membersihkan beberapa piring dan mangkuk serta gelas menggunakan serbet bersama Novi di sebelahnya.

"Mungkin mereka masih tidur, Ma" jawab Elvina.

"Masa tidur jam segini belum bangun? Coba kamu cek, Mama cek terakhir kali tadi pukul 8 pagi dan sekarang sudah pukul 2 sore. Mama belum sempat cek lagi karena masih sibuk masak buat Papa kamu" jelas wanita itu.

"I-iya, Ma. Bentar ya Nov, gue ke kamar Banghan dulu" setelah itu dia menuju ke kamar abangnya.

"Oke."

SKIP

"Btw, gue diajak, nggak?" tanya Fiki kepada dua sohibnya.

"Nggak!" jawab Zweitson singkat padat dan jelas.

"Parah banget nggak di ajak.." Fiki merajuk.

"Bodo."

"Boleh kok Fik, asal lo nggak bikin rusuh aja nanti" sahut Fajri.

"Janji!" seru Fiki.

"Nggak yakin gue kalau dia bakalan kalem" gumam Zweitson merasa tak yakin.

Saat pembantunya sibuk di dapur membuat minuman halal, ketiga remaja laki-laki itu malah mabar. Gada akhlak emang.

"Btw, siapa ntar yang nyulik?" tanya Fajri sambil main ML.

"Yang pasti bukan gue" jawab Zweitson yang juga memfokuskan pandangannya ke layar genggamnya.

"Bukan gue juga" sahut Fiki, dia juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan kedua sohibnya.

"Lah? Terus siapa?" kedua sepupu itu kompak menghendikkan kedua pundak mereka.

Fajri menghela nafas, kemudian bertanya. "Jadi nggak sih nanti kita rayain kesembuhan Fenly?!"

"Jadi dongg.." jawab Fiki bersemangat.

"Jadi nggak rencana kita buat nyulik dia?" tanyanya lagi.

"Jadi.." jawab duo sepupu itu bersamaan.

"Lhaiya makanya nanti kita culik bareng-bareng!" tekan Fajri geram.

"Nyuliknya kapan?" tanya Zweitson.

"Ntar, nungguin lo mau dipeluk sama Fiki!" ujar Fajri becanda tapi terdengar serius menurut duo sepupu itu.

"Idih, ogah banget gue dipeluk si Fiki" tolaknya seraya menatap geli ke arah Fiki.

"Yang bener?" tanya Fiki memastikan ucapan Fajri dengan bersemangat.

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang