Elvina meninggalkan Fajri di kamarnya. Saat hendak menyusul pacarnya, langkah Fajri terhenti karena mendengar ponsel Elvina berdering. Seperti ada yang menelfon.
Fajri mendekati meja rias Elvina, lalu mengambil ponsel yang tergeletak di sana.
Kedua mata Fajri menatap lekat nomor yang terpampang pada layar tersebut.
"Nomor siapa?" Gumamnya, lalu melihat keluar apakah Elvina akan balik kesana lagi atau tidak. Cowok itu menekan tombol hijau untuk menerima panggilan itu.
"Temuin gue di Cafe **** sekarang!!" ucap orang dari sebrang sana, lalu mematikan telefon dengan sepihak.
Fajri masih melongo dengan yang diucapkan orang tadi. Apa maksudnya? Orang itu menyuruh Elvina datang menemuinya? Oh, Fajri tidak mungkin mengizinkan pacarnya pergi, apalagi yang menelfon nomor asing.
"Tadi dia bilang di Cafe ****? Oke, gue bakal temuin orang itu. Elvi nggak boleh tahu" lalu dia meletakkan kembali ponsel Elvina di meja rias.
Setelah itu Fajri ke bawah.
"Lama banget sih lo?" semprot Novi begitu melihat Fajri berjalan ke arah mereka berdua."Jadi nggak, Joggingnya?" tanya Elvina sedikit malas.
"Jadi dong bestie! Yuk.." Novi menarik lengan Elvina untuk keluar, sedangkan Fajri berjalan pelan seraya memerhatikan punggung Elvina.
.
"Gue cape, lo terusin aja. Gue mau istirahat"
"Yaah.. Nggak seru lo! Yaudah gue jalan kesana bentar ya, lo istirahat dulu sama Aji" Elvina mengangguk seraya mendudukkan bokongnya di kursi taman, kemudian Novi melanjutkan Joggingnya.
"Cape, Yang?" tanya Fajri ikut duduk di sampingnya.
"Kasihan banget pacar gue" Fajri menyeka keringat pada pelipis Elvina menggunakan jemarinya.
"Cape.. Huh.."
"Gue beliin minum ya?" tawar Fajri dan Elvina mengangguk pelan.
"Lo tunggu sini, jangan kemana-mana" Elvina mengangguk.
"Jangan genit sama cowok lain, pokoknya nggak boleh ngelihatin siapapun! Kecuali gue!"
"Iya iya, udah sana beli minum.."
"Yaudah, gue pergi bentar"
SKIP
Novi berjalan santai, tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya hingga terjatuh.
BRUK!
"Aakhh.. Kalau jalan pake mata dong!" ucap Novi yang masih terduduk di tanah.
"Yang bener itu kalau jalan pake kaki!"
"Berani banget ini orang ngatain gue, siapa sih?" batin Novi sebelum mendongak menatap orang di depannya.
"Ko-Kovell?" begitu melihat orang didepannya, Novi langsung bangkit dan memeluk orang itu sangat erat.
Namun, sepertinya orang itu tak membalas pelukan Novi. Bahkan berusaha menjauhkan Novi dari tubuhnya.
"Kamu kemana aja sih? Aku hubungin dari kemarin sepulang sekolah kamu nggak bisa? WA kamu ceklis satu" tanyanya dan masih memeluk orang itu.
"Le-lepas! Apaan sih main peluk orang sembarangan, nggak sopan banget" ucap orang itu setelah melepas paksa pelukan Novi.
"Ap-pa? Apa maksud kamu, By? Aku bukan orang sembarangan! Aku pacar kamu!" tekan Novi.
"Pacar? Nggak usah halu, gue bukan pacar lo!"
Novi dibuat tak percaya dengan ucapan orang di hadapannya ini. Dia Fenly kan? Fenly Crhistovell, pacar Novinda Elizya? Tapi kenapa sepertinya Dia tidak mengenali Novi? Ada apa sebenarnya?
Tiba-tiba dari belakangnya terdengar seorang cewek yang memanggil Fenly dengan sebutan yang biasa dirinya ucapkan setiap hari.
"Sayang.." merasa terpanggil, Fenly membalikkan badannya ke arah cewek itu. Dan betapa terkejudnya Novi saat eye contact dengan cewek itu.
"Bella?" gumam Novi setengah syok.
"Hei, kamu darimana saja? Aku nyariin kamu" begitu cewek itu mendekati Fenly, terlihat Fenly menyapa ramah cewek itu. Bahkan sesaat mengacak puncuk kepala cewek itu.
Novi? Seluruh badannya lemas menyaksikan bahwa pacarnya tidak mengakuinya? Dan lebih parahnya, cewek itu! Cewek yang kemarin tidak sengaja menumpahkan jus sialan itu ke baju pacarnya, sekarang malah.. Memanggil Fenly dengan sebutan 'Sayang'? Sebuah sebutan yang biasa dilakukan oleh dirinya dengan Fenly.
"By.. Kamu sama dia ada hubungan apa?! Kalian pacaran di belakang aku?! Atau kejadian di kantin kemarin itu cuman akal-akalan kalian supaya bisa berduaan?! Iya?!" tanya Novi mulai tersulut emosi.
"Kamu kenal sama cewek ini, By?" tanya Fenly kepada cewek di sampingnya. Cewek itu menggeleng.
"Maaf, tapi kami nggak kenal sama lo. Mungkin lo salah orang" ucap Fenly yang semakin membuat dadanya tambah sesak.
"Kovell.. Kamu kenapa lupa sama aku?" Novi tak bisa menahan air matanya mendengar bahwa pacarnya tak mengenalinya.
"Yaudah, kita pulang sekarang ya, By? Kamu bilang tadi mau ke rumah teman kamu" kata Fenly kepada wanita itu, Bella mengangguk meng-iyakan.
Saat Fenly dan Bella membalikkan badan, Novi mencekal lengan Fenly.
"By.. Kamu beneran nggak kenal sama aku?Aku pacar kamu, dan dia, cewek itu bukan pacar kamu, By!" suara Novi bergetar mengatakan kalimat itu, kedua matanya tak kuasa membendung cairan bening.
"Apasih! Lepasin pacar gue!" bentak Bella seraya menepis lengan Novi yang menggenggam lengan Fenly.
"Lo yang lepas! Dia pacar gue!" balas Novi yang juga menepis tangan Bella yang menggenggam lengan Fenly.
"Pacar?" Bella tertawa remeh kemudian mendapatkan sebuah blush on gratis di pipi kirinya.
PLAK!
Novi menampar pipi kanan Bella sampai merah.
"Lo nampar gue?!" Bella mengusap pipinya yang sudah merah.
"Kasar banget jadi cewek!" sentak Fenly lalu mengelus pipi Bella yang memerah.
Novi semakin dibuat bingung, Fenly membela cewek itu dibanding dirinya?
.
.
.
Gimana nihh?!
Fenly nggak kenal sama Novi?
Dan malah menganggap Bella pacarnya?
Ada apa sebenarnya?Temukan jawabannya di bab selanjutnya.
Vote jangan lupa
👇
(telah direvisi 19 Des 2023)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Dream [END]
Teen Fiction[PART LENGKAP✔] {SUDAH REVISI}✔ "Opening hanya pemanis." ''Boleh di skip pada part awal'' 😌🤌🏼 FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Tetap Vote dan Komen meski sudah End! Cerita ini hanyalah fiksi belaka, bila terdapat kesamaan dengan karya lain maka bukan seb...