Dengan nafas yang memburu dan kedua tangannya yang terkepal kuat, seperti sudah siap mencabik-cabik cegat yang duduk di samping pacarnya.
"Kenapa berhenti, Nov?" tanya Elvina yang belum menyaksikan tontonan di depannya.
"Iya, ngapain berhenti, gue udah laper" sahut Fajri yang juga belum melihat meja depannya.
"Eh.. Pacar lo Nov, duduk sama cewek!" Ujar Zweitson sambil menunjuk ke arah meja Fenly.
Elvina dan Fajri mengikuti arah telunjuk Zweitson dan tak kalah kagetnya. Sedangkan Novi masih berusaha mengontrol emosinya sebelum menghampiri.
"Nov, mungkin dia ada urusan sama Kak Fenly" bisik Elvina pelan.
"Semoga kegitu." Novi berjalan mendahului, ketiga temannya mengikuti dari belakang.
Gadis itu tiba dihadapan Fenly dan cewek yang diduga adik kelas mereka. "Sorry udah nunggu lama" ucap Novi singkat.
Melihat pacarnya datang, Fenly memasukkan ponselnya ke saku kemudian bangkit dari duduknya.
"Iya nggak apa-apa, kirain nggak jadi" jawab Fenly dengan senyuman.
"Jadi dong bro! Iya kan Son?" ucap Fajri sambil menyenggol lengan Zweitson.
"Iya" Zweitson mengangguk.
"Halo Kak, salam kenal nama aku Bella" sapa Bella ramah setelah bangkit dari duduknya.
"Salam kenal juga, gue Zweitson" dia membalas jabatan tangan cewek bernama Bella itu.
"Gue Elvina" saat hendak mengulurkan tangannya, buru-buru Fajri menahan tangannya dan dia gandeng.
"Fajri" ujarnya kemudian, Elvina menatapnya dengan heran.
"Novi... Pacarnya Fenly" gadis itu menekankan pada kata PACAR untuk Bella.
"Oohh pacarnya Kak Fenly, ya?" Cewek itu manggut-manggut.
"Sini duduk, by.." Fenly menarik kursi lain untuk pacarnya.
"Kamu duduk di sini biar aku yang duduk di situ" Novi memilih kursi milik Fenly karena sangat dekat dengan kursi Bella. Tentu saja cowok itu menurut.
"Yaudah, kamu duduk sini"
"Eh ayo kita duduk ngapain masih berdiri?" ucap Zweitson seraya mengambil kursi dari meja sebelahnya, pegal juga lama berdiri.
"Eh Zweitson? Kapan balik?" tanya Fenly yang baru melihat cowok berkacamata itu.
"Baru kemarin, Fen" jawabnya.
Sebenarnya Fenly sudah tahu dari Novi kalau Zweitson sudah kembali, dia hanya bertanya basa-basi saja.
"Sini, Yang, duduk sini" Fajri menarik kursi untuk Elvina.
"Makasih, Ji" Elvina duduk dan disusul Fajri di kursi sebelahnya.
"Apa aku boleh gabung sama kalian?" tanya Bella sedikit ragu, hanya dia yang masih berdiri.
"Boleh kok, ikut aja" Zweitson yang menjawab, dan langsung merasakan sakit pada kakinya akibat ulah Fajri. Setelah itu, Bella duduk.
"Sakit!" umpat Zweitson sambil memegang jemari kakinya yang terbungkus sepatu.
"Diem deh, tunggu Novi ngomong, baru kita" bisik Fajri kepada Zweitson.
"Tapi nggak perlu nginjak kaki gue juga!" bisik Zweitson lagi.
"Kalian lagi ributin apa, sih?" tanya Fenly yang keheranan dengan tingkah kedua sohibnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Dream [END]
Teen Fiction[PART LENGKAP✔] {SUDAH REVISI}✔ "Opening hanya pemanis." ''Boleh di skip pada part awal'' 😌🤌🏼 FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Tetap Vote dan Komen meski sudah End! Cerita ini hanyalah fiksi belaka, bila terdapat kesamaan dengan karya lain maka bukan seb...