Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.
Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡
Junkyu terbangun dari tidur nyenyak nya, dia duduk bersandar pada kepala ranjang sambil berusaha mengumpulkan kesadarannya yang masih tercecer. Matanya melirik sekitar, mengamati setiap sudut yang terasa sedikit berbeda tapi junkyu belum tahu apa bedanya, hingga mata bulatnya menemukan sebuah memo kecil menempel di cermin meja rias.
"Paan tuh?" Dia bertanya pada dirinya sendiri.
Karena penasaran, kini junkyu turun dari kasur dan segera mengambil memo berwarna biru itu.
"Jika sudah bangun, segeralah bersiap. Semua keperluan kamu sudah ada di dalam kamar, jangan lupa berias dengan cantik. Aku tunggu di ruang tamu."
Hanya tulisan itu yang ada di memo bahkan tidak tertulis siapa pengirimnya, namun pandangan junkyu beralih ke jajaran skincare dari produk yang sangat terkenal. Semuanya tertata rapih di meja rias yang seingat junkyu kemarin masih kosong, dengan semangat si manis melihat-lihat setiap botol yang terlihat mewah.
"Gilaa gila ini yang dulu gue mau beli, tapi sampe nabung tiga bulan juga tetep gak kebeli, sampe uang gue abis dipake jajan seblak gorowok. Sedih gue, tapi sekarang seneng deh hehe." Ocehnya.
Setelah puas dengan meja riasnya, sekarang junkyu melihat satu ruangan yang sedari kemarin dia belum lihat. Ketika kaki nya menginjak lantai ruangan itu, mulutnya terbuka lebar.
"Apaan nih? Gilaaa berasa di toko baju gue." Junkyu sedang memperlihatkan sikap norak nya, sebenarnya dulu junkyu juga dari kalangan menengah ke atas tapi enggak sampe punya ruangan kayak gini di rumahnya.
Junkyu senang, dia melihat, menyentuh, bahkan mencoba beberapa baju yang dia ambil. Matanya masih sibuk menatap setiap barang yang ada diruangan itu, sepatu, tas, baju berbagai jenis bahkan aksesoris mahal semuanya tersedia disini membuat junkyu senang tapi sedih juga. Apa ini bayaran dia yang mau menikah dengan keenam putra park? Junkyu merengut sedih, apa harga dirinya setara barang-barang disini?.
"Hahh~ dahlah capek gue nangis mulu, mandi aja kali yah." Setelah mengucapkan itu, junkyu langsung beranjak ke kamar mandi.
Junkyu merendam tubuh nya dalam air hangat, rasanya nyaman seolah semua kenyataan pahit yang kemarin junkyu terima ikut terangkat lalu menghilang. Junkyu mulai membilas tubuhnya setengah lima belas menit berendam, dia segera bersiap untuk keluar kamar.
"Mumpung ada jadi harus dimanfaatkan, apalagi ini kan gratis." Cengiran lucu mengembang saat dirinya bisa memakai skincare dari produk yang sudah lama dia idamkan, dengan telaten si manis memoles setiap sudut wajahnya.
Junkyu keluar kamar dengan tampilan sangat manis, dia memakai celana bahan warna putih serta sweater rajut berwarna baby pink. Rambutnya tertata rapih hingga menutupi sebagian keningnya, aroma tubuh junkyu juga sangat enak untuk dihirup.
"Ruang tamu dimana nih? Waduh harusnya minta peta nih, biar gak nyasar." Gumamnya yang masih celingukan didepan pintu kamar.
"Tuan muda." Panggilan itu membuat junkyu terjengkit kaget.
"Ah em i-iya?"
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Eung emh ini, apa yah? Oh iya, ruang tamu dimana yah?"
"Disebelah sana, mari saya antar kan tuan."
"Ah baik, terimakasih." Junkyu mengikuti langkah orang yang tadi bertanya, junkyu masih belum tahu harus manggil apa sama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Junkyu
Fanfiction[selesai.] [Junkyu Harem] Bagaimana rasanya dijadikan pelunas hutang oleh orangtua sendiri? Penasaran? yuk ikutin cerita hidup seorang pria manis yang harus rela dijadikan bayaran untuk hutang orangtuanya, langsung baca aja yah !! Start: 05 feb 22 ...