Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.
Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡Junkyu baru saja keluar dari halaman belakang rumah, saat berjalan menuju kamarnya dia berpapasan dengan segerombolan orang yang dipimpin si kembar biang kerok. Junkyu menatap malas jeongwoo dan haruto yang balik menatapnya, junkyu tebak kalo gerombolan ini adalah kawanan si kembar yang pasti kelakuan mereka sama semua.
"Piwittt, widih mulus plus montoq." Ucap salah seorang lelaki yang seukuran jeongwoo, ngomongnya alay ala anak kekinian yang keracunan micin.
"Sapa nih? Kenalin bisa kali." Ucap satu orang lagi di gerombolan itu.
"Ck, to duluan keatas bawa nih para makhluk omnivora." Titah jeongwoo yang diangguki haruto.
Junkyu tetap diam sambil melihat haruto yang mulai menggiring kawanannya menuju lantai dua, haruto juga terlihat santai saat diskitar makhluk sejenisnya.
"To."
"Hm?"
"Siapa yang tadi?" Haruto tak menjawab. "Bukan Kaka lo kan? Setahu gue Kaka lo lakik semua.""Terus yang barusan lo liat apa peler?" Teman satunya menoyor kepala si penanya.
"Yang barusan tuh bidadara njirrr, cantik plus gemes pengen gigit pipinya gue." Orang itu mengangkat kedua tangannya keudara, kemudian membuat gerakan meremas.
"Lo pengen gigit pipi apa remes bool?"
"Dua-duanya kalo bisamah." Temen-temen nya yang lain hanya menggeleng jengah. "To kenalin kali, sodara lo yah?""Diem atau lo balik sekarang?" Ucap haruto dengan nada yang lebih dingin dari kulkas 12 pintu.
"Iya iya elah, gak bisa bener gue bercanda."
"Yang lo becandain itu bini gue anjing." Rasanya haruto pengen ngomong gitu, tapi dia cuma bisa ngebatin.Sementara itu jeongwoo masih menghalangi langkah junkyu, membuat pandangan junkyu menajam.
"Jangan pernah berani ke lantai atas selama gue kerja kelompok, kalo gak lo bakal tahu hukumannya !!" Peringat jeongwoo.
Junkyu merotasikan matanya tak minat dengan ucapan orang dihadapannya, lalu tanpa mengucapkan apapun junkyu pergi dari hadapan jeongwoo membuat yang ditinggalkan menggerutu.
"Untung bini kalo bukan gue slebew lo." Gumam jeongwoo sambil menyusul teman-temannya tadi.
Setelah meninggalkan jeongwoo, junkyu berjalan kearah ruang tamu.
"Kyu, mau kemana?"
"Eh mamih, kyu kira bakal lama diluar nya." Ucap junkyu sambil menghampiri mertuanya di ruang keluarga."Mamih cuma liat stok yang baru dianter ke butik tadi."
"Mamih punya butik?" Hyunsuk terkekeh melihat binar excited dari mata bulat junkyu."Ada, cuma obat kalo lagi gabut aja sih kyu. Mamih juga cuma ngurus beberapa yang lainnya di serahin ke asisten."
"Emangnya ada berapa mih?"
"Cuma sedikit sayang, kalo gak salah 12? Mamih lupa." Junkyu meringis, obat gabut orang kaya emang beda terus itu butik udah selusin masih bisa bilang sedikit. Junkyu pening sendiri, padahal dia cuma denger gak ikut ngurus."Kyu?"
"Iya mih?"
"Kamu mau ambil alih salah satu?" Junkyu menatap mertuanya kaget. "Kalo mau mamih urus nanti biar jadi atas nama kamu butiknya." Untung junkyu gak punya riwayat penyakit jantung."A-ah gak usah mih hehe."
"Loh kenapa?"
"Kyu aja gak lulus kuliah hehe." Junkyu terkekeh tapi tatapannya sendu, dia merindukan suasana bebasnya."Kamu kangen kuliah yah?" Junkyu melirik mertuanya kemudian tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Junkyu
Fanfiction[selesai.] [Junkyu Harem] Bagaimana rasanya dijadikan pelunas hutang oleh orangtua sendiri? Penasaran? yuk ikutin cerita hidup seorang pria manis yang harus rela dijadikan bayaran untuk hutang orangtuanya, langsung baca aja yah !! Start: 05 feb 22 ...