26.2# Uri Junkyu

5.2K 667 165
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡







"Ada apa?" Tubuh jaehyuk tersentak ketika mendengar suara yang tiba-tiba bertanya, lalu maniknya menatap lembut sosok disamping kanannya.

"Gakpapa ko."
"Kalo gakpapa, kamu gak bakal sampe ngelamun gitu." Kekehan canggung jaehyuk perlihatkan.

"Beneran gakpapa ko." Sekarang Asahi menatap lekat manik singa si dominan, kemudian tangannya menyerahkan gelas yang baru dia bawa dari dapur.

Asahi melihat rasa ragu dari tatapan jaehyuk, bohong jika hatinya tidak gelisah tapi mau bagaimana lagi? Toh ini akhir yang sudah Asahi tebak sedari lama.

Jaehyuk tidak pernah bisa berbohong didepan Asahi, maka dari itu si manis berlesung pipi ini mengetahui semua tentang kekasihnya. Asahi mengenal baik jaehyuk, luar dan dalam.

"Katakan, sebelum aku tahu dari mulut orang lain !!" Jaehyuk diam membatu, dia terlihat sangat bimbang.

Lelaki yang sedikit lebih tua itu meremat gelas coklat hangat buatan kekasihnya, diluar langit sedang memandikan bumi, sudah lama bulir itu berjatuhan tapi tidak juga menunjukkan ciri akan segera berakhir. Suara televisi, suhu sejuk dan aroma tanah basah, tiga hal itu yang saat ini menemani keduanya.

Tidak ada kilat ataupun guntur namun rintik itu terus jatuh dan semakin deras, seolah lagit paham bahwa dua orang ini akan mendapatkan luka sesaat lagi.

Jaehyuk merubah posisinya jadi menghadap si manis seutuhnya, gelas tadi dia simpan dan tangannya kini beralih menggenggam tangan halus Asahi. Manik keduanya bertemu, Asahi melukis senyum saat tatapan jaehyuk mulai menyendu.

"Katakan pelan-pelan, aku juga masih mempersiapkan diri untuk mendengarnya." Manik jaehyuk memburam, kabut air mata mulai memenuhi kelompok nya.

"Sa, aku minta maaf." Kali ini rintik itu jatuh dari mata jaehyuk, lelaki itu bahkan sudah menunduk sambil mempererat genggaman nya. "Aku minta maaf sa, aku bener-bener minta maaf."

Asahi tersenyum, lalu dia meminta jaehyuk untuk menatapnya. Si manis melepaskan tautan tangan mereka lalu bergegas menghapus deraian dipipi jaehyuk, dia ingin melihat dengan jelas kenyataan dimanik singa jaehyuk.

"Sekarang kamu menerima nya?" Tanya Asahi, si manis terlihat tenang bahkan terlampau tenang tanpa menunjukkan raut sedih ataupun sakit. "Kamu beneran udah nerima dia kan jae?" Jaehyuk mengangguk dengan tatapan yang masih terkunci pada manik si manis.

Asahi tersenyum hangat, ternyata sia-sia saja dia mempersiapkan hati untuk menghadapi hal ini karena akhirnya tetap terasa sakit. Sangat sakit hingga membuat sosok itu tak bisa berbuat apapun, bahkan menangis saja Asahi seolah lupa caranya.

"Syukurlah kalo emang kamu udah bener-bener nerima dia, kamu gak lupakan kalo nikah itu bukan untuk dipermainkan?" Jaehyuk mengangguk. "Kalo gitu kamu harus bahagia sama dia karena aku bakal ikut bahagia kalo kamu juga bahagia jae, walaupun bukan sama aku." Deraian jaehyuk kembali mengalir, terlihat rasa bersalah dan tak rela jika dirinya menjadi sosok bajingan bagi manusia sebaik Asahi.

Jaehyuk memang sudah tahu kelakuan keluarga Asahi pada keluarga nya tapi dia tidak punya hak untuk mengikut sertakan si manis, meskipun Asahi dengan jelas turunan dari Hamada tapi tetap saja dia tidak bisa disalahkan atas kekejaman para leluhurnya.

Uri JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang