Pajamas

5.2K 657 69
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡





"Huh, kamu gak kekantor?" Tanya junkyu saat melihat suami pertamanya yang baru saja menuruni tangga, lelaki itu memakai celana training hitam dan kaos polos hitam ditambah rambut yang sedikit berantakan.

Tampan, junkyu baru melihat sisi yoshi yang sesederhana ini tapi tetap tak kalah tampan dari biasanya. Sosok bercangkang jas itu kini hanya terbungkus kaos polos yang sangat membentuk tubuh sempurnanya, wah parah padahal masih pagi ini.

"Aku sedang libur." Junkyu menatap tak percaya sosok dihadapannya. "Ada apa menatap seperti itu?" Tanya yoshi.

"Aneh aja liat kamu yang biasanya gak mau jauh dari kertas sama komputer, kok sekarang tiba-tiba dirumah."
"Aku tidak boleh libur?"
"Bukan seperti itu, ah sudahlah." Junkyu siap pergi kehalaman belakang, dia akan melakukan jalan pagi sambil berjemur.

Junkyu memang sudah rutin jalan pagi dan sore sesuai saran dokter Kim, tiga hari jalan pagi dan tiga hari jalan sore, satu harinya khusus buat istirahat. Si manis hanya jalan-jalan dihalaman belakang rumah, dia juga sering mengajak ngobrol para pegawai yang mengurus taman kecil dibelakang kediaman Park ini.

Dirumah ini kedudukan sangat terlihat jelas, ada jarak yang besar antara pegawai dan para majikannya tapi saat junkyu hadir diantara keluarga Park kehidupan dirumah ini sedikit berwarna. Yang dulunya temaram kini lumayan terang, mungkin setelah junkyu melahirkan rumah ini akan lebih berwarna dan ceria.

"Mau jalan-jalan?" Junkyu mengangguk. "Aku temani."

"Eh, apa gak ngerepotin?"
"Aku ayahnya mereka juga, jadi gak ada istilah ngerepotin."
"Jangan marah !! Aku cuma gak mau ganggu kerjaan kamu." Lirih junkyu, yoshi berdiri dihadapan si manis lalu mengelus surai hitamnya.

"Maaf kalo selama ini aku terlalu sibuk, tapi kali ini aku beneran libur."
"Beneran? Gak punya kerjaan dirumah?" Yoshi menggeleng sembari tersenyum, membuat senyum junkyu mengembang.

"Ayo !!" Junkyu menatap uluran tangan yang siap menggenggam tangan nya. "Nanti keburu makin panas." Si manis mengangguk, mereka berjalan santai menuju halaman belakang rumah.

Beberapa pegawai membungkuk hormat saat melihat keduanya datang, cahaya matahari di jam delapan pagi mulai memeluk tubuh junkyu. Yoshi senantiasa mengiringi langkah pelan si manis, sembari sebelah tangannya memberikan elusan di pinggang junkyu.

"Masih sering konsultasi?" Junkyu menatap si penanya, kemudian mengangguk.

"Jarang-jarang sih, kalo ada yang gak nyaman aja baru ditanyain tapi kadang juga nanya sama doyoung."
"Akhir-akhir ini lagi ngerasain apa?" Junkyu tersenyum, dari awal kehamilan baru kali ini dia merasakan waktu bersama yoshi.

"Em lagi sering sakit punggung sama pinggang, terus berat kalo jalan sama gampang capek juga." Wajah junkyu merengut tak suka, tapi ini memang proses yang harus di nikmati.

"Sabar yah !!" Junkyu mengangguk, yoshi membantu istrinya duduk di bangku besi yang terpasang tepat ditengah-tengah pohon kehidupan si kembar. "Nyaman gak duduknya?" Tanya yoshi memastikan.

Uri JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang