15# Uri Junkyu

6.8K 794 82
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡






"Ruto selesai." Seru haruto yang berdiri dari kursinya.

"Sayang, kamu baru makan tiga suap loh." Ucap hyunsuk yang memang sedari awal terus memperhatikan salah satu putra tampannya itu.

"Ruto kenyang mih."
"Gak mungkin kamu kenyang, ruto?" Hyunsuk menghela nafas melihat kepergian haruto, sisa orang yang masih dikursinya masing-masing juga menatap heran.

"Ada apa dengannya?" Tanya jihoon dengan tatapan lurus, mengarah tepat ke jeongwoo.

"Enggak tahu pih, ruto beberapa hari ini ngehindarin jeongu."
"Sudah, lanjutkan makan kalian !!" Titah jihoon.

Manik junkyu menatap bingung kursi yang haruto tinggalkan, dia juga heran karena beberapa hari belakangan ini sosok tinggi itu seolah menutup diri. Junkyu sering lihat haruto pergi dan pulang tanpa jeongwoo, padahal biasanya mereka tak terpisahkan. Si manis itu awalnya mengira kalo Upin Ipin itu marahan tapi pas denger jawaban jeongwoo barusan junkyu jadi kurang yakin dengan terkaannya, junkyu bingung mana malem sekarang dia harus tidur dengan haruto.

"Kyu, kamu sekarang tidur dikamar ruto kan?" Tanya hyunsuk saat acara makan malam baru saja berakhir, junkyu mengangguk. "Tolong kamu cari tahu dia kenapa yah !! Mamih khawatir."

"Junkyu usahain mih."
"Makasih yah sayang." Junkyu hanya tersenyum manis.

Saat akan pergi dari ruang makan, tidak sengaja manik junkyu bersitatap dengan nentra doyoung. Tatapan si teman tidur siang tadi itu sulit terbaca, jadi junkyu mengabaikan nya saja toh dia masih sebal karena kejadian tadi siang.

Junkyu bersiap dulu dikamarnya, dia melakukan rutinitas dirinya sebelum tidur. Setelah selesai, si manis berjalan santai menuju kamar haruto. Junkyu takut, soalnya haruto pas lagi mood aja nyeremin apalagi pas lagi gak mood.

Tok...tok..tok

Tangannya dia pakai untuk mengetuk pintu kamar, karena tidak mendengar jawaban jadilah junkyu berinisiatif masuk sendiri. Penglihatan nya menggelap, bukan pingsan tapi emang kamar haruto benar-benar tanpa penerangan apapun.

"Buset, berasa alam kubur ini." Dumel junkyu sambil meraba sekitarnya.

Dukk..

"Aw shhht ahk, sakit anjir." Junkyu mengusap tulang keringnya yang baru saja berciuman entah dengan apa, dengan sialnya lagi saat maju satu langkah kaki junkyu kembali terbentur sesuatu.

Kali ini bukan hanya kakinya tapi tubuh dia ikut terjatuh namun untungnya dia jatuh keatas sesuatu yang tidak terlalu keras dan sedikit hangat, junkyu meraba sesuatu yang dia tindih.

"Apaan nih? Kayak rambut, trus ini Alus bener cem pantat bayi. Apaan sih ini? Haruto? Ruto? Woy tono !! Dih, kemana tuh anak?." Junkyu terus bersuara sambil masih meraba, dia seperti tak berniat bangun dari acara jatuhnya.

"Waduh, apanih? Gede bener, tapi empuk, agak panas sih. Apayah?" Saat sedang asik meraba benda yang baru dia deskripsi kan, tiba-tiba lampu nyala.

"Wahh akhirnya nyala juga, syukur deh. Anjir." Junkyu berteriak kaget saat melihat sosok apa yang dia tindih sedari tadi, dengan cepat tubuhnya dia bangunkan dan menjauh.

Manik bulat junkyu menatap takut haruto, bisa-bisanya tubuh junkyu tidak merasakan deru nafas haruto, aneh memang tapi junkyu beneran gak ngerasain apapun malah tadinya junkyu ngira jatuh di atas guling eh tahunya dia nimpa tubuh haruto. Kalo itu haruto berarti benda yang keras, gede terus anget itu... Dengan cepat junkyu menggeleng kan kepalanya kuat, dia gak boleh mikirin hal itu walaupun otaknya udah terlanjur mikir kesana.

Uri JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang