Sibuk

6.2K 783 124
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡







Hari ini junkyu bangunnya pagi banget, sebelum sarapan dia udah seger tapi sebenarnya maksain sih. Dia harus membantu yoshi yang akan pergi keluar kota dan doyoung juga akan berkegiatan diluar rumah untuk beberapa hari, jadi junkyu harus berperan aktif sebagai istri.

"Ini udah?" Tanya junkyu pada koper yang sudah tertata rapih, yoshi hanya mengangguk. Mereka masih terlihat canggung, yoshi sih yang seolah menjaga jarak.

"Bawa jaket gantikan?"
"Bawa."
"Itu charger laptop jangan lupa dimasukin !!"
"Iya."
"Handphone bawa dua?"
"Iya."
"Power Bank sama charger handphone nya jangan dipisah !! Nanti lupa."
"Iya." Junkyu berdecak, dia menatap yoshi sebal.

"Kenapa sih?" Yoshi balas menatap junkyu bingung. "Kenapa singkat banget jawabnya? Gue ada salah?" Junkyu merengut.

"Maaf."
"Gak usah minta maaf, yang gue butuh alesan lo kaya gitu."
"Saya...." Junkyu diam menanti keterusan ucapan yoshi. "Maaf saya bikin kamu sakit." Junkyu berpikir dan ah, yoshi masih merasa bersalah rupanya.

"Udah lama kali, masih aja diinget. Itu udah tugas gue, gak usah dibawa ribet !! Lagian gue juga masih hidupkan ? Jadi gakpapa." Yoshi menatap junkyu sendu. "Gue bilang gakpapa, jangan kayak gitu liatnya ih !!" Senyum tipis yoshi terbit, duh kayak pelita ditengah gelapnya kamar yoshi.

"Terimakasih."
"Hm." Yoshi melirik junkyu karena jawaban singkatnya. "Apa?"

"Kenapa singkat?" Junkyu menatap yoshi tak percaya, bisa-bisanya orang ini menyebalkan dipagi hari.

"Gakpapa, capek dari tadi ngomong panjang tapi lo jawabnya singkat."
"Em, boleh minta sesuatu?"
"Paan?"
"Aku tahu umur kamu sama kaya jaehyuk dan kita cuma beda umur sedikit tapi bisa gak kamu manggil saya lebih sopan? Seenggaknya saat kita berdua aja." Junkyu diam, kemudian mengangguk ragu.

"Gue ah, maksud nya aku coba." Yoshi senyum, kali ini beneran senyum gak samar-samar lagi dan itu sukses mencerahkan seisi kamar.

"Terimakasih."
"Udah ah, makasih mulu kayak kasir indopasar aja." Yoshi terkekeh tapi kali ini junkyu sedikit takut, soalnya makin sini yoshi makin berubah kalo secepet ini junkyu mikirnya yoshi kesurupan.

"Udah semua kan?"
"Udah kayaknya, nanti aku periksa lagi."
"Oke, dokumen-dokumen penting nya udah di tas kantor kamu. Cek lagi yang bener, itu juga perintilan takut ada yang ketinggalan." Yoshi mengangguk, dia mulai merasa nyaman dengan sosok yang sudah dua bulan lebih berada dirumah ini.

"Mau kemana?" Tanya yoshi saat junkyu siap membuka pintu kamar.

"Gu-aku harus bantuin doyoung juga, dia mau ada acara kampus kan." Junkyu lanjutan keluar kamar setelah yoshi mengijinkan.

"Lah, belum bangun nih bocah." Gumam saat memasuki kamar doyoung.

Si manis lebih dulu membuka tirai jendela, langit sudah terlihat bercahaya menandakan pagi kian menjelang. Sedari pagi buta yang masih gelap junkyu udah sibuk dikamar yoshi dan sekarang dia harus menghadapi satu lagi, junkyu capek.

Uri JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang