30.2# Uri Junkyu

4.7K 603 64
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡






Pagi ini seisi rumah Park sedang dilanda kepanikan, untuk pertama kalinya juga kediaman Park ini mengalami pagi yang sangat riweuh dan ribut seperti ini.

Para pelayan dan si tuan rumah jadi bersatu dan berlalu lalang, mereka riweuh gak jelas mau ngapain. Tadi pagi, junkyu panik dan bilang kalo perutnya sakit banget. Kalo diingat usia kandungan si manis memang sudah 32 minggu atau delapan bulan pas, jika memang sesuai prediksi dokter maka ini sudah masuk HPL junkyu makannya pas denger junkyu ngeluh sakit jadilah seisi rumah panik bukan main.

"Gimana woo, mamih udah tahu?" Tanya haruto yang masih mengatur nafas, dia capek bolak-balik kamar istrinya.

"Udah to, mamih langsung flight buat pulang."
"Emang bisa cepet nyampenya? Kita bener-bener butuh mamih sekarang." Seru jaehyuk yang kelihatan hilang arah.

Tanpa hyunsuk rumah ini berasa kapal tanpa navigasi, jihoon mungkin nahkoda yang handal tapi tetap saja peran hyunsuk sangat besar untuk menunjukkan arah yang baik bagi keluarga ini.

"Tenang aja bang, mamih pake jet pribadi ko." Jawab jeongwoo.

"Udah tenang aja, kalo kita panik nanti junkyu ikutan panik juga." Ucap doyoung yang baru keluar dari kamar junkyu, mereka emang giliran buat nemenin si manis dan sekarang giliran yoshi.

"Woy, bantuin kali !! Berat nih." Junghwan mengeluarkan satu koper besar dari kamar anak-anak yang sudah mereka bikin bebera saat yang lalu.

"Cuma satu koper bawaan ke RS?"
"Gak tahu, gue cuma nemu itu." Jawab junghwan pada pertanyaan doyoung.

"Hwan lo istirahat sambil temenin junkyu dulu dan tolong suruh bang yoshi kesini, kita harus siapin dokumen juga." Titah doyoung, junghwan nurut ajalah soalnya dia udah capek.

Tak lama yoshi datang dan langsung duduk dikursi kosong, dia juga menatap beberapa lembar kertas diatas meja.

"Ada apa?"
"Begini, kita harus ambil dokumen yang dibutuhin. Karena ketiga anak ini udah dipastiin anak kalian bertiga, jadi dokumen yang harus disiapin punya kalian." Jelas doyoung pada tiga orang dihadapannya.

"Tapi, lo juga suaminya junkyu bang." Ucap jeongwoo.

"Iya woo, tapi gak mungkin diketerangan kelahiran anak-anak, nama ayahnya ada enam orang." Doyoung dengan sabar menjelaskan.

"Bodoh."
"Kayak pinter aja lu tono." Jeongwoo menatap sinis saudara kembar nya. "Bangsat." Teriak jeongwoo saat kepalanya di geplak haruto dan dia langsung ngejar si pelaku yang lari menuju lantai dua.

"Data pribadi aja? Ada yang lain doy? Biar sekalian."
"Itu aja dulu bang, nanti buat keterangan nikah biar gue sama papih yang urus." Yoshi mengangguk paham, dia langsung menuju kamarnya untuk menyiapkan apa yang sudah doyoung sarankan.

"Gue berasa gak penting anjir." Celetuk jaehyuk yang sedang rebahan disofa panjang, doyoung menatapnya tak minat.

"Kan emang gak penting."
"Anjing dobby bangsat." Doyoung ketawa kenceng sambil lari buat ngehindarin lemparan sandal rumah jaehyuk, ternyata perdebatan masih ada tapi untunglah tidak separah dulu.













"Udah enakan perutnya?" Tanya junghwan sambil mengelus perut yang terasa semakin mengencang itu.

Uri JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang