24# Uri Junkyu

5.8K 709 141
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡









"Udah lama nunggu? Maafyah aku telat." Ucap doyoung saat sampai ke tempat yang dituju.

"Iya gakpapa ko doy." Sosok manis itu tersenyum cantik. "Duduk dulu yuk !! Kamu pasti capek abis lari." Doyoung menurut, sekarang keduanya duduk berhadapan.

"Em ka.." doyoung terlihat ragu untuk bersuara, dia bukannya masih bimbang dengan keputusannya tapi hanya tak tega untuk memberitahu.

"Kenapa? Santai aja kali, serius banget sih kamu. Nih minum dulu !!" Yedam menaruh satu cup minuman favorit doyoung.

"Makasih ka."
"Sama-sama, mau ngomongin apasih? Bikin penasaran deh." Tanya yedam ceria, dia juga tak henti tersenyum manis membuat doyoung semakin tak enak hati. "Aku udah seminggu nungguin doy, trus sekarang kamu masih diem juga? Ish, jahat." Yedam masih dengan sikap manisnya, dia bahkan tidak melihat raut gusar doyoung.

"Em bengini ka, sebelumnya aku mau minta maaf kalo pernah bikin Kaka gak nyaman tapi aku rasa kita udah gak bisa lanjut lagi ka, maaf." Setelah berhasil mengucapkan maksudnya, doyoung bisa menghela nafas dengan ringan padahal sedari awal dadanya serasa ditimpa beban puluhan ton.

Yedam diam, maniknya menatap kosong doyoung lalu si manis itu terkekeh.

"Doy, kamu kalo mau bercanda jangan gini ih !!" Gelaknya masih berlanjut, hingga sudut mata rubahnya basah.

"Aku gak bercanda ka." Suara lembut doyoung berubah tegas, dia sedang tidak ingin mempermainkan hati.

Yedam kini menatap lekat manik kekasihnya, dia mencari kebohongan dimata doyoung namun sayang karena yang dia lihat adalah binar sebuah kesungguhan. Yedam memejamkan matanya, dia masih berusaha menyangkal jika lelaki yang sudah memacarinya selama dua tahun itu sekarang sedang mengajaknya untuk mengakhiri semua komitmen yang sudah mereka bangun.

"Tapi kenapa? Aku ada salah? Kita masih baik-baik aja kemarin kan?"
"Kaka gak salah apa-apa, Kaka udah jadi cinta pertama yang hebat buat aku tapi maaf ka, aku gak bisa lanjut." Manik yedam bergetar, dia tidak tahu harus bagaimana karena bukan akhir seperti ini yang dia harapkan dari hubungan mereka.

"Maaf ka, dulu aku mengajak Kaka berkomitmen secara baik-baik dan sekarang aku ingin mengakhiri semuanya secara baik-baik juga. Kita masih bisa berteman, aku juga bakal berusaha jadi teman yang baik buat Kaka." Yedam hanya diam menunduk, doyoung semakin tak enak hati tapi mau bagaimana lagi? Semuanya akan semakin rumit jika dia tetap melanjutkan hubungan ini apalagi setelah tadi malam junkyu memberikan kabar tentang kehamilan kembar tiga nya.

"Ka aku sekali lagi minta maaf." Yedam menatap doyoung dengan wajah basahnya, dia menghapus air matanya sendiri kemudian berusaha tersenyum.

"Baiklah, ayo akhiri semuanya !!"
"Terimakasih ka, maaf bikin Kaka nangis. Aku pamit yah !!" Yedam memperhatikan sang mantan kekasihnya yang kian menjauh, tangan si manis mengepal kuat.

"Hallo, tolong hancurkan Park doyoung untuk ku !!"













Uri JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang