37# Uri Junkyu

3.4K 476 21
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡



"Apa yang ingin kau ceritakan?" Jihoon menanyakan maksud haruto, setelah makan siang haruto meminta untuk keluarga nya berkumpul sebentar tapi dia membiarkan junkyu pergi untuk menemani si trio tidur siang.

Di meja makan hanya terdapat semua keluarga inti Park, mereka juga tengah menatap haruto penasaran.

"Em begini, ruto ingin memberitahu dan menceritakan tentang beberapa bulan kebelakang ini."
"Tentang apa sayang?" Kali ini hyunsuk yang bersuara.

"Ruto sudah bertemu dengan ayah kandung ruto, dan beberapa bulan ini juga kita selalu berhubungan intens." Pengakuan haruto membuat semua yang mendengar terkejut, pasalnya anak itu tidak memberikan kabar apapun dan baru berbicara sekarang.

"Dari kapan?"
"Kami bertemu saat junkyu masih dalam pemulihan setelah empat hari insiden malam pertama nya, karena itu juga sikap ruto jadi sering uring-uringan." Jelasnya.

"Bagaimana sikap ayah kandung mu?" Haruto menatap jihoon, sebelum menjawab nya.

"Beliau baik, beliau juga menceritakan semuanya yang terjadi."
"Ceritakan agar aku tahu alasan mereka membuang darah dagingnya sendiri !!" Nada bicara jihoon sudah tidak bisa dibilang santai, ada banyak nada penekanan yang menjadi ciri dia sedang menahan emosinya.

Junghwan menatap jihoon dalam diam, dia khawatir karena hanya dia yang tahu jika ayahnya itu masih bergantung dengan butiran penenang.

"Yang beliau ceritakan adalah tentang hubungannya yang tidak direstui hingga akhirnya mereka memutuskan untuk memiliki anak, dengan pemikiran bahwa nantinya hubungan mereka akan direstui, namun keluarga pihak ibu malah semakin menjauhkan mereka dan setelah ruto lahir keluarga ibu membuang ruto tanpa sepengetahuan siapapun bahkan ayah kandung ruto tidak tahu jika kekasihnya itu pernah mengandung. Hanya itu yang bisa beliau ceritakan dari sudut pandangnya, selebihnya ruto gak tahu."

Jihoon diam, menatap lamat wajah tampan anaknya itu. Bohong jika sekarang dia tidak merasa takut, bahkan hyunsuk sudah tak bisa menyembunyikan wajah tak relanya.

"Jadi apa keputusan mu?"
"Ruto, akan mencoba ikut hidup dengan beliau."

Tranggg

Suara sendok membentur lantai itu mengisi sela hening barusan, jeongwoo membatu dengan tatapan tak percaya.

"Apa kau sudah yakin dengan keputusan mu?" Jihoon masih mengharapkan jawaban berbeda dari putranya itu, yang jihoon inginkan keluarga nya tetap utuh.

"Ruto yakin, pih."

"Anjing." Jeongwoo pergi dari ruang makan, saking kecewanya dia sampai tidak memiliki kata lagi untuk mengungkapkan amarahnya.

Apa jeongwoo egois jika marah? Dia tidak mengetahui apa-apa tentang masalah ini, padahal dirinya selalu berbagi tentang segala hal dengan kembarannya itu tapi sekarang apa? Haruto menyembunyikan kejutan sebesar ini dan yang pasti jeongwoo tidak menerima kenyataan saat ini.

Keadaan meja makan semakin hening, bahkan helaan nafas pun tak terdengar seolah memang tidak diizinkan.

"Itu keputusan mu, jadi lakukanlah karena aku tidak punya hak apapun untuk hidupmu."
"Ji.."
"Sayang, mereka sudah besar jika kelak mereka memutuskan untuk meninggalkan kita maka aku tak bisa berbuat apapun. Itu hidup mereka, jadi biarkan mereka yang putuskan." Jihoon memotong ucapan istrinya.

Uri JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang