Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.
Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡
Junkyu membuka matanya yang masih terasa berat, dia melirik sekitar sambil mengumpulkan kesadarannya. Sesuatu diatas perut nya terasa mengerat, saat dilihat ternyata itu sebuah tangan, junkyu kira cacing peliharaan nya udah minta makan. Matanya melirik sipemilik tangan yang masih terlelap, terlihat semakin tampan saat junghwan tenang seperti sekarang.
"Ju, bangun !! Udah siang." Junkyu membalikkan badannya jadi menghadap kearah junghwan, dia juga mengelus rahang tegas milik suami termudanya itu.
Junghwan membuka mata, pemandangan pagi yang indah bagi kedua netra dingin miliknya. Junghwan suka momen seperti ini, hal pertama yang dia lihat saat membuka mata adalah hal terakhir yang dia lihat sebelum menutup matanya semalam.
"Morning." Suara serak junghwan menjadi pembuka hari junkyu.
"Morning too Ju."
"Mau kemana?" Junghwan menahan si manis yang akan bangkit."Udah siang Ju, ayo bangun !!"
"Sebentar lagi, ini masih nyaman"
"Gak boleh, nanti kamu telat."
"Gak akan telat."
"Yaudah kamu aja yang tidur lagi, aku mau siap-siap bantu di dapur."
"Kamu itu nyonya bukan pelayan."
"Tapi Ju, aku itu istri." Junghwan mendengus sambil ikut bangun."Mau kemana?"
"Kamar."
"Masih pagi loh, udah jutek aja."
"Maaf, aku cuma gak suka kamu selalu bersikap seperti itu."
"Seperti itu?" Junkyu bingung dengan yang dimaksud junghwan."Kamu selalu ingin mengerjakan banyak hal dengan alasan kamu adalah seorang istri, jangan seperti itu !! Di rumah ini sudah ada bagiannya masing-masing. Kamu hanya tinggal mengurus diri kamu sendiri dan suami kamu, tidak perlu memikirkan masak ataupun cuci baju." Junghwan menjelaskan apa yang selalu dia lihat dari mamihnya.
Junkyu tersenyum lembut, lalu tangannya di bawa untuk membenarkan rambut junghwan yang sedikit berantakan. "Maaf, aku belum terbiasa." Ucap junkyu, sambil memeluk tubuh kekar suaminya.
"Tidak apa, asal jangan diulangi !!"
"Baiklah." Junkyu melepaskan pelukannya, dia terkekeh melihat raut tak rela junghwan."Kamu harus bersiap buat sekolah, nanti kita ketemu lagi di meja makan yah." Junghwan mengangguk, lalu mencuri satu kecupan di rambut si manis sebelum kabur keluar kamar. Junkyu hanya tertawa melihat tingkah remaja tanggung yang sudah menjadi suaminya itu.
Seperginya junghwan, dia memilih membereskan tempat tidur nya lalu pergi untuk mandi. Junkyu harus bersikap kuat untuk menghadapi orang-orang menyebalkan yang sialnya mereka adalah suaminya sendiri, junkyu gak boleh lemah.
Setelah tiga puluh menit bersiap, junkyu keluar kamar dan langsung menuju ruang makan. Saat sampai dia hanya menemukan ibu mertuanya yang sedang menata meja, junkyu mendekat.
"Selamat pagi." Sapa junkyu dengan nada hangatnya, hyunsuk melihat sang menantu yang masih bermata sedikit sembab.
"Selamat pagi, sayang. Wah, menantu mamih sudah cantik sama dibonusin wangi lagi." Hyunsuk terkekeh diakhir kalimatnya.
"Haha mamih bisa aja, ada yang bisa kyu bantu?" Junkyu berusaha menghilangkan rasa sungkan, dia bertekad untuk menjadi sosok penting dikeluarga ini hingga membuat mereka yang memandangnya rendah akan berlutut dihadapannya suatu saat nanti, walaupun junkyu gak yakin akan tercapai atau tidak.
"Tidak usah kyu, duduk saja yah !!"
"Tidak bisa mamih, kyu ini menantu jadi harus bisa berguna buat mertua. Masa Kyu tinggal disini cuma buat nambahin beban aja." Hyunsuk tergelak, tawa ringannya memenuhi ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Junkyu
Fanfiction[selesai.] [Junkyu Harem] Bagaimana rasanya dijadikan pelunas hutang oleh orangtua sendiri? Penasaran? yuk ikutin cerita hidup seorang pria manis yang harus rela dijadikan bayaran untuk hutang orangtuanya, langsung baca aja yah !! Start: 05 feb 22 ...