Hospital

5.1K 616 94
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡






Sudah hampir dua minggu junkyu beserta keluarganya tinggal dirumah sakit, karena si trio lahir secara prematur jadi mereka harus benar-benar diawasi langsung oleh dokter dan akhirnya dokter Kim menyarankan agar junkyu dirawat lebih lama lagi.

Maka karena itulah keluarga Park juga jadi sedikit lebih sibuk karena mereka harus bolak-balik kerumah.

"Dia memang cantik, jadi biasa saja lihatnya." Yoshi mendengus.

Si sulung Park kini sedang memangku anak bungsu mereka, dia juga masih sering menatap sendu si bayi. Entah bagaimana tapi setiap dia melihat putri bungsunya, dia akan teringat kembali suasana panik kala bayi itu tidak menangis padahal dokter Kim sudah menjelaskan bahwa itu terbilang hal wajar.

Penyebab umum nya yaitu terjadinya penyumbatan di saluran nafas si bayi, penyumbat nya bisa berupa lendir, cairan ketuban, darah ataupun tinja si bayi itu sendiri. Tapi semuanya sudah baik-baik saja, tidak ada yang perlu di khawatir kan secara berlebih tapi karena yoshi menyaksikan secara langsung jadi tak aneh lelaki itu sedikit syok berkepanjangan.

"Nih." Yoshi memberikan si bungsu pada ayah kandungnya, mereka memang sudah mengetahui anak masing-masing tapi mereka tetap menyamaratakan kasih sayang untuk ketiga buah hatinya.

Haruto menerima putrinya dari yoshi, lelaki jangkung itu langsung menggesekkan hidung nya pada hidung mungil sang anak.

"Cup cup cup, udah dong sayang !!" Jeongwoo masih berusaha menenangkan putrinya, si sulung kembar tiga itu memang terbukti sebagai darah dagingnya seorang park jeongwoo.

"Sini biar gue aja woo !!" Ucap junkyu yang tak tega melihat putrinya terus menangis tapi bukannya mendapat respon, si manis malah di hadiahi tatapan tajam ketiga suaminya, junkyu menghela nafas. "Sini sama aku aja !!" Akhirnya jeongwoo memberikan bayinya pada sang istri.

Mereka memang sudah setuju untuk memulai dengan panggilan yang lebih pantas agar ketiga anaknya tidak mencontoh hal buruk, tapi tetap saja semuanya perlu penyesuaian bagi junkyu.

"Dih sama emaknya aja langsung mingkem." Oceh jeongwoo yang tak terima dengan sikap anaknya.

"Dia kayaknya males jadi anak lo deh."
"Bacot tono."
"Jeongwoo." Si Upin ngengeh dan si Ipin nyengir tanpa dosa saat mendapat peringatan dari Kaka tertuanya.

"Harusnya gue nih yang jadi bapak si bocil santuy ini, merem mulu hey." Jeongwoo menoel-noel pipi si jagoan satu-satunya yang masih terlelap.

"Yah introspeksi atau ngaca aja sih sama sikap masing-masing, lagian buah jatuh tidak jauh dari pohonnya tapi kayaknya buah lo ketendang deh woo buktinya anak lo cakep bener padahal bapaknya buluk." Seru junghwan yang sedari tadi fokus dengan game nya.

Jeongwoo mencebik. "Jangan sampe gue jadiin lo gantungan ditembok kamar gue yah."

"Uhhh takut~." Junghwan memang jadi sedikit menyebalkan jika sedang berhadapan dengan jeongwoo tapi untungnya mereka berenam sudah tidak saling baku hantam lagi, walaupun keributan mereka masih sering terjadi.

"Udah jangan berisik !!" Ujar junkyu. "Sama pipih dulu yah sayang, buna nya mau bangunin dulu si pangeran tidur." Junkyu menyerahkan kembali bayi itu pada jeongwoo.

"Tolong dong !!" Seru junkyu yang meminta seseorang untuk memangku jagoannya yang masih asik memintal mimpi. "Terimakasih oto-san." Yoshi tersenyum hangat mendengar ucapan sang istri.

Uri JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang