22. My World

50.4K 5.1K 800
                                    

Brayden kembali memasuki halaman rumah dengan pakaian yang sudah di ganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brayden kembali memasuki halaman rumah dengan pakaian yang sudah di ganti. Namun pakaian itu masih sama dengan pakaian yang di pakainya.

Kenapa demikian? Karena tadi Brayden menggunakan pakaian berwarna hitam, dan seluruh pakaiannya berwarna hitam, abu, dan putih. Tidak ada lagi warna selain itu.
Dan membuat Adra yang disuruhnya tadi mudah mencari pakaian yang sama dengan yang di pakai tuannya tadi.

"cari tahu mengenai wanita tadi, suruh dia membuka mulut siapa yang menyuruhnya melakukan semua ini" ucap Brayden kepada Adra.

Adra mengngguk dengan patuh ia langsung melaksanakan tugasnya.

Raut wajah yang semula dingin dan tajam berubah menjadi hangat dan penuh senyuman.

Brayden langsung mendekati dunianya yang sedang berada di dapur. Ia tidak tahu apa yang di lakukan dunianya karna wanitanya sedang membelakanginya sekarang.

Brayden memeluk Rira dari samping "lagi apa?" tanyanya dengan suara yang terendam.

Rira menegak habis air putih di dalam gelas "minum"

"sayang, El bakal sekolah di luar negeri. Jadi aku nyari orang untuk bantu El supaya bisa belajar bahasa mereka" Brayden membalik tubuh dunianya dengan pelan.

Rira mengangguk kecil. Dia sudah tau mengenai itu. El, adiknya akan bersekolah di negeri orang. Pada umumnya sekolah elit.

"permisi tuan" Max datang mendekat diikuti beberapa bodyguard yang membawa paper bag lagi.

"saya membawa sebagian barang nyonya dan tuan El" lanjutnya lagi.

Rira kembali mengerjab bingung. Baru saja beberapa jam yang lalu ia menerima tumpukan barang mahal, dan sekarang bertambah lagi!

"panggil El untuk kebawah" ucap Brayden kepada maid yang sedang bertugas.

Maid itu mengangguk patuh lalu pergi melaksanakan tugasnya.

El berjalan menuju tempat kedua kakak dan kakak iparnya berada. Tadi salah satu maid mengatakan jika ia di panggil oleh kakak iparnya.

Wajah El menganga ketika melihat tumpukan paper bag lagi! Tadi ia melihat kakaknya sedang membuka barang-barang yang terkenal mahal itu, dan sekarang ia kembali melihatnya lagi.

El tersenyum melihat kakaknya dengan wajah berseri. Sepertinya kakaknya merasa senang sekarang, dan ia juga merasa senang akan hal itu.

"El" panggil Brayden.

El menatap kakak iparnya itu "kenapa kak?"

Brayden menunjuk beberapa tumpukan paper bag yang sedikit berjauhan dengan milik kakaknya "itu buat kamu"

El sedikit tercengang lalu ia berusaha menormalkan ekspresinya "maksudnya kak?"

"itu barang buat kamu. Beberapa juga buat persiapan kamu sekolah nanti" ucap Brayden lagi. Brayden menyerahkan sebuah kotak kecil dengan pita berwarna gold.

El sedikit merasa aneh, namun tak ayal ia membuka kotak itu. Matanya berbinar ketika melihat sebuah kunci mobil mahal. Bahkan kunci itu di lapisi dengan emas dan berlian murni.

"mobilnya dalam perjalanan. Bakal dateng sebentar lagi" ucap Brayden sambil duduk di sebelah istri cantiknya yang entah sejak kapan memperhatikan interaksi dirinya dengan El.

El sudah berkaca-kaca di buat. Dia menatap kakak iparnya penuh haru "makasih kak, makasih" ucapnya sambil berlari memeluk Brayden.

Brayden sedikit membalas pelukan itu. Baru kali ini dia merasakan pelukan dari sesama laki-laki.

Rira menatap mereka dengan senyum yang mengembang. Ia senang jika adiknya juga senang.

Pelukan antara Brayden dan El terlepas. El Menghapus air matanya dengan pakaian yang di gunakannya.

"maaf mengganggu tuan. Mobilnya sudah sampai" ucap pria berbadan kekar dengan pakaian hitam dan airpond di salah satu telinganya.

"lebih baik kamu keluar. Lihat mobilnya" ucap Brayden yang langsung di angguki keras oleh El.

Pria remaja itu berlari keluar rumah dengan cepat.

Arah pandang Brayden menatap duninya lembut.

"makasih banyak. Lagi-lagi kamu berbuat baik buat aku, dan El" ucap Rira menatap lembut juga Brayden.

Brayden semakin mendekat kepada Rira menyatukan keningnya dengan kening mungil istri kecilnya "sama-sama. Aku seneng kalau bisa buat kelian bahagia"

Wajah Rira memerah. Ia semakin merekahkan senyumannya. Dengan pasti Rira mendekati bibirnya dengan bibir milik Brayden.

Pria itu menengang untuk sesaat namun tak ayal langsung melumat bibir manis milik Rira yang menjadi candunya.

Mereka berdua saling melumat satu sama lain. Hingga akhirnya Rira kehabisan nafas dan Brayden yang melepaskan ciuman mereka walau ada rasa yang tidak rela.

Brayden mengelap saliva di bibir Rira dengan pelan. Ia mengecup dengan pelan dan mencium kening milik Rira.

"ayo lihat El" ucap Brayden sambil menarik Riranya agar berdiri dengan lembut.

Mereka keluar bersama. Dengan Rira yang terkekeh ketika melihat adiknya yang sedang mencium dan memeluk mobil barunya.

"kayanya El suka banget sama mobilnya" ucap Brayden menatap El yang sedang menciumi bagian depan mobil.

"KAKAK! MOBILNYA BAGUS BANGET! MAKASIH KAK!" teriak El sambil tersenyum.

Brayden hanya mengangguk sebagai jawaban.

"KAK RIRA LIAT MOBIL EL SINIH" teriak El sambil melambaikan tangannya.

Rira tersenyum lalu mengangguk. Brayden dan Rira berjalan mendekati El yang sedang memeluk mobilnya itu

Mereka melihat mobil baru milik El, dengan harga yang fantastis. Bahkan menjul kedua ginjal saja tidak cukup.

El udah dapet mobil baru tuh, seneng banget dia.

--------------------------------------
!!TARGET!!
1,5k vote
1k komen
900 followers akun wp

----------------------------------------


mau bilang apa ke
•Brayden👉
•Rira👉
•El👉
•Max👉
•Adra👉
•Author👉

*Spam semangat yukkk*

*Spam Next*

My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang