"saya tidak ingin berlama-lama lagi cari tahu pria ini. Dan awasi pergerakan orang ini" Brayden memberikan sebuah foto baru kepada Adra dan Max.
"bukannya dia pria terkaya nomer dua tuan? Kenapa anda menyuruh kami melakukan semua ini?" tanya Max bingung.
"saya curiga. Cepat laksanakan semua tugas kalian!" perintah Brayden tegas yang langsung di kerjakan oleh mereka.
Max menelfon Zen dan menyuruh Zen untuk memata-matai orang terkaya nomer dua itu.
Setelah beberapa jam akhirnya Max mendapat kabar bahwa David hudson beserta orang terkaya di dunia sedang berada di salah satu Cafe mewah.
Brayden yang mengetahuinya langsung bergegas pergi dengan Adra, Max dan bayak bodyguar langsung bersiap untuk menyerang orang terkaya nomer dua di dunia itu.
Karna bagi Brayden sekarang adalah tidak perlu bermain dengan cara lembut. Langsung saja Brayden mencabut nyawa Mereka.
Adra, Max dan para bodyguard yang lain telah menggunakan baju anti peluru dan benda tajam.
Sedangkan Brayden belum menggunakannya karna takut dunianya curiga nanti.
Di setiap orang memiliki dua buah senjata api, dan sebuah benda tajam. Masing masing dari mereka juga sudah menyiapkan peluru dari senjata api.
Sebelum mereka pergi Brayden dan Adra menyempatkan diri Mereka untuk bertemu dengan para pujaan hati. Sedangkan Max hanya bisa meratapi kesedihan karna dirinya yang jomblo
"sedih banget jadi jomblo"
~•~•~•~•~
"sayang" suara bariton Brayden yang memanggil Rira membuat Rira dan juga Ferren menoleh.
Rira tersenyun dengan lembut seperti biasa "kenapa?"
Brayden mendekati Rira lalu memeluk wanita itu erat. Wanita yang sangat di cintainya bahkan lebih dari Brayden mencintai dirinya sendiri.
Adra menatap Ferren lalu menyuruh kekasihnya itu agar mengikutinya dan tidak mengganggu Rira dan Brayden.
"kenapa sih? Kok peluk peluk gini?" tanya Rira gemas sendiri.
"aku bakal pergi" ucap Brayden sambil menduselkan kepalanya di ceruk leher Rira.
"loh, pergi kemana?"
"ke perusahaan. Ada urusan yang buat aku pusing" ucapnya sengaja berbohong. "Kamu di sini ya, hati-hati. Jangan keluar rumah sama sekali! Aku takut mereka bakal nyerang kamu"
Rira tersenyum sambil mengangguk. Tentu saja dia akan mengikuti semua ucapan Brayden.
"cium dong~" ucap Brayden degan rengekan seperti anak kecil.
Rira yang tak tahan lantas mencium bibir Brayden. Melumatnya kecil hingga beberapa menit.
"aku gak mau pergi dari kamu. Tapi ini semua terpaksa" Brayden kembali memeluk Rira dan mengecup bibir kesukaannya sebentar.
"aku pergi ya, kamu hati-hati" ucap Brayden sambil mengelus rambut Rira.
"harusnya aku yang bilang gitu, kamu hati-hati. Jangan sampai mereka nyerang kamu, dan buat kesayangan Rira ini luka" ucap Rira sambil mencubit gemas pipi Brayden.
Dengan senyum cerahnya Brayden mengangguk selayaknya anak kecil.
Walaupun dia tidak juga berjanji akan kembali ke rumah dengan keadaan yang sama sekali tidak terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My World
Fantasy[Bagaimana jika seorang pria kembali kemasa lalu? ] Nyatanya semua penyesalan selalu berada di akhir bukan? Dia Brayden seorang pria tampan, kaya raya yang menyesali semuanya, Semua hal yang tidak bisa di ubahnya lagi. Sebuah hal yang membuat dunia...