"Rira~bobo yuk!" ajak Brayden sambil menarik tangan Rira agar tidur di sebelahnya
Memang sih sekarang sudah waktunya untuk tidur dan kembali terbangun di pagi hari. Tapiiii Rira tidak haruskan tidur seranjang dengan Brayden?
"saya, tidur di kamar aja" Ucap Rira sambil melepaskan tangan Brayden dari tangan kanannya.
"kenapa?" tanya Brayden. Ia merasa sedih karna Riranya tidak mau tidur dengannya. Memangnya ada apasih dengan kamarnya hingga dunianya tidak mau tidur bersamanya?
"saya punya kamar sendiri" ucap Rira selembut mungkin, karna jika ia marah-marah nanti dirinya bisa di hukum oleh tuan iblis
"kamu istri aku. Suami dan istri itu harus tidur bareng" Brayden menjelaskannya
"tapi---"
"aku gak mau bentahan, ayo bobo" Brayden kembali menarik tangan Rira lembut untuk tidur di kasurnya. Dan tanpa bentahan lagi Rira akhirnya merebahkan dirinya di kasur mahal milik Brayden.
Brayden pun ikut merebahkan dirinya di sebelah Rira lalu memeluk wanita itu erat "sayang banget sama Rira" ucap Brayden dalam pelukan.
Rira menengang, ia ingin melepaskan pelukannya tapi, Brayden memeluknya amat erat. Dan saat mendengar ucapan Brayden tadi pipi Rira memerah bagaikan tomat.
Sudah dua puluh menit mereka saling memeluk ya, lebih tepatnya sih hanya Brayden yang memeluk Rira. Dan apa kalian tahu Rira tidak bisa tidur sama sekali.
Ia mendongakkan kepalanya menatap wajah tampan yang tertidur dengan pulas. Rira menggerakkan tubuhnya berusaha melepas pelukan Brayden.
Namun semakin Rira berusaha melepas pelukannya semakin erat pula pelukannya
"kenapa gerak-gerak terus sih" ucap Brayden sambil terus memejamkan matanya. Oh ayolah tau kah Rira bahwa brayden juga belum tertidur ia hanya memejamkan matanya sedari tadi sama seperti Rira.
"gak bisa bobo" ucap Rira pelan
Brayden turun dari ranjang. Ia mendekati sisi ranjang dekat Rira lalu menggendong dunianya ala koala
Di dalam kamar yang gelap itu Rira membulatkan matanya kaget. Tentu saja kaget, orang Brayden menggendong tubuhnya tiba-tiba
Brayden menelpelkan kepala Rira di pundaknya lalu mengelus puncak kepalanya lembut "bobo"
Rira menurut ia berusaha memejamkan matanya walau jantungnya sedang berdisko ria. Ia juga menyenderkan kepalanya di pundak lebar Brayden sambil menerima usapan lembut dari tangan besar.
Brayden bersenandung sambil terus menggendong dunianya. Lima menit ia melakukan itu, Brayden menunduk melihat wajah Rira
"aku berat gak sih?" tanya Rira menatap Brayden.
"yaampun, belum bobo juga? Bobo dong, sekarang udah jam berapa nih?" ucap Brayden dengan sedikit kesal.
"maaf" cicit Rira
"udah bobo" Brayden mengecup puncak kepala Rira. Lalu kembali mengelus kepalanya lembut, pria itu juga kembali bersenndung kecil
Rira kembali memejamkan matanya rasanya sangat hangat. Ia ingin terus seperti ini.
Sudah sepuluh menit Brayden kembali menundukkan kepalanya melihat dunianya yang sudah tertidur pulas.
Brayden berjalan mendekti ranjangnya lalu menaruh pelan tubuh kecil dunianya di kasur besar miliknya.
Brayden ikut merebahkan di ranjng sebelah Rira. Ia kembali meneluk Riranya erat.
"selamat bobo sayang. Mimpi indah" ucap Bdayden pelan sambil mencium kening Rira, kedua pipi dan terakhir bibir yang ranum.
🔸🔸🔸
Jam menunjukkan pukul 5 pagi. Rira menggerakkan tubuhnya.
Ia bangun menatap sosok Pria yang memejamkan matanya sambil memeluknya erat.
Rira berusaha melepaskan pelukannya dengan pelan berusaha agar si tuan iblis tidak bangun.
Setelah pelukannya terlepas Rira langsung keluar dari kamar bernuansa gelap. Ia berjalan menuju lift untuk turun menuju dapur.
Rira berjalan menuju tenpat disenser ia mengambil gelas kaca lalu mengisinya dengan air putih dan meminumnya hingga habis.
Rira berjalan menuju kamarnya di mana kamarnya berada di belakang dan bersamaan dengan para maid.
"Rira" panggil salah satu maid berusia 32 tahun
"eh mbak"
"kamu kemana aja?" tanya Mira seorang maid
"di kamar tuan" jawab Rira pelan. Uhh sangat mengatakannya benar-benar maluu
"loh kok bisa?" tanya Mira heran
"iya. Tuan sendiri yang minta"
"bagus deh kalau hubungan kamu sama tuan semakin membaik" ucap Mira sambil tetsenyum
Rira hanya mengangguk-angguk saja. Memang bagus sih jika dirinya dan si tuan iblis semakin mendekat.
"tapi kok sikap tuan aneh ya mbak" ucap Rira
"iya sih sedikit aneh" Mira menganggu sikap tuannya memang sedikit aneh sih
"apa otak tuan miring kali ya gara-gara kepukul tongkat kemarin?" tanya Rira mulai panih
"kayanya gak bakal sedampak itu deh"
"terus kenapa sikapnya aneh?"
"gak aneh. Mungkin tuan udah lama suka sama kamu tapi baru di ungkapin sekarang"
Rira hanya mengangguk ragu. Ya bagus sih jika tuan iblisnya sudah mulai menyukainya ia bisa menjalankam rumah tangga seperti hal layak lainnya. Tapinia juhmga tidak boleh terlalu percaya dan baper! Karna nanti jatuhnya akan sangat sakit
⭐👇
KAMU SEDANG MEMBACA
My World
Fantasy[Bagaimana jika seorang pria kembali kemasa lalu? ] Nyatanya semua penyesalan selalu berada di akhir bukan? Dia Brayden seorang pria tampan, kaya raya yang menyesali semuanya, Semua hal yang tidak bisa di ubahnya lagi. Sebuah hal yang membuat dunia...