12. My World

69K 6.6K 887
                                    

Hi plen apa kabar nih?

Setelah sekian lama gak up ternyata banyak yang nyariin nih ^o^

Oke jangan lupa tinggalin jejak di setiap chapternya and follow akun penulisnya!

Oke jangan lupa tinggalin jejak di setiap chapternya and follow akun penulisnya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini sudah pukul 2 siang. Rira sudah menyelesaikan beberapa tugasnya mulai dari memasak, menyapu, mengepel, mencuci baju, menjemur dan terakhir ia sedang menyetrika baju El.

"kakak?"

Rira menengok ketika mendengar suara adik laki-lakinya "udah pulang?" Rira menatap wajah tampan El. Ia membulatka matanya saat melihat di pipi sebelah kiri El terdapat warna ke abu-abuan dan biru.

Rira merapikan tempat setrikaan tadi. Ia mendekati El dengan mata yang penuh selidik "kamu kenapa bisa gini?"

El tersenyum canggung "gak papa kok"

"gak papa gimana?! Itu pipi kamu sampai berwarna gitu" mata Rira mulai berkaca-kaca ia sangat tidak suka jika terjadi sesuatu terhadap adik kecilnya. Ya walaupun El sudah besar tapi Rira selalu menganggap adiknya itu adik kecil.

"gak papa kak! Tadi El lagi lari terus gak tau kalau lantai lagi di pel. El kepeleset terus pipi El Jatoh duluan gitu" jelasnya sambil menggaruk tengkuk

"gak ini bukan karna jatoh! Pasti kamu di pukul kan?!" sanggah Rira

"gak kak!" El menatap kakak perempuan yang sangat ia sayangi. "El kangen kakak" El menghamburkan dirinya di pelukan Rira.

Rira menghela nafas. Rira membalas pelukan hangat adiknya. "kakak juga kangen kamu. Apa kabar El?"

"kabar El baik kak. Kakak gimana? Orang itu gak jahat kan? Dia gak nyiksa kakak kan?" tanyanya beruntun.

Rira menggeleng sambil tersenyum "dia baik" ucap Rira sambil mengelus rambut hitam El lembut. "lebih baik sekarang kamu ganti baju. Habis itu kita makan. El belum makan kan?"

"iya" El berjalan menuju kamar untuk mematuhi perintah kakak perempuannya.

"wih enak nih" mata El berbinar saat melihat masakan kesukaannya sudah tersaji di atas meja makan. Biasanya saat tidak ada Rira, El akan membuat telur atau mie instan kadang juga pria itu tidak makan.

-[•Δ•]-

Brayden menata berkas-berkas di mejanya dengan cepat. Pria itu sudah tidak sabar ingin bertemu dengan dunianya.

Ya walaupun dirinya baru berpisah beberapa jam tapi hati kecil Brayden selalu merengek ingin bertemu dengan sang pujaan.

Brayden keluar dari ruangannya tapi sebelum itu dia juga sudah berbicara kepada asisten yang bertugas di perusahaan ini untuk mengosongkan jadwalnya.

Di sepanjang jalan Brayden tak henti-hentinya tersenyum. Ia sudah tidak sabar bertemu dengan dunianya, mendengar suara dunianya dan merasakan pelukan dari dunianya. Akhh memikirkan itu membuat Brayden ingin cepat tiba di rumah.

My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang