Sebenarnya belum menuhin target up. Tapi karna aku mau promosi jadi di up.
Komen di setiap chapter ya cantik.
Selesai menidurkan dunianya dia-Brayden berjalan keluar kamar dengan pelan.
Sebenarnya ia tidak rela jika harus meninggalkan cahaya hidupnya hanya untuk sebentar, namun Brayden harus menahan semua itu dan menemui wanita jalang itu untuk di introgasi.
Brayden melangkah dengan cepat. Pria itu berjalan menyusuri halaman mansionnya yang sangat besar dan mewah.
Brayden menempelkan jarinya kepada sebuah tembok berwarna putih. Tembok itu langsungsung terbuka dengan cepat dan menampakkan sebuah ruangan gelap.
Ruangan ini adalah sebuah ruangan untuk menyiksa orang-orang yang sudah membuat masalah dengannya.
Hampir seluruh orang yang berada di mansion miliknya itu tidak mengetahui mengenai ruangan ini. Hanya beberapa orang yang mengetahui, dan itupun hanya bawahannya yang setia.
Lima pria yang menggunkan pakaian hitam itu menunduk hormat kepadanya.
"dimana?" tanya Brayden dingin.
Adra berjalan mendekati tuannya "mari ikut saya tuan" ucap Adra sambil berjalan terlebih dulu.
Ruangan ini bukanlah ruangan yang kecil. Melainkan sebuah ruangan yang luas di penuhi dengan benda-benda tajam dan sebuah sel untuk mengurung orang tahanannya.
Pandangan Brayden semakin mendingin ketika melihat seorang wanita yang berada di balik sel dengan pakaian yang berantakan.
Rambut yang semula rapih itu menjadi berantakan. Wajahnya yang tadi di penuhi mekeup menjadi berantakan karna ulah wanita itu sendiri.
"kami sudah mengambil pelurunya tuan. Tapi kami tidak menjahitnya" ucap Adra memberi tahu.
Membayangkan luka bekas tembakan, lalu pelurunya diambil dan tidak di jahit lagi. Bisa di bayangkan bukan, sesakit apa wanita itu sekarang?
Brayden langsung menatap telapak tangan wanita itu. Darah mengalir di sekitar telapak tangannya dengan sebuah bolongan yang terlihat jelas.
"buka" perintah Brayden.
Salah satu pria membuka jeruji besi dengan cepat.
Wanita yang semula duduk itu menjadi berdiri saat melihat selnya di buka. Senyum tercipta karna berfikir bahwa Brayden akan menyukainya.
Brayden mengambil pisau yang tadi di pegang oleh Adra, lalu berjalan mendekati wanita menjijikan itu.
Adra yang semula ingin protes karna pisau kesayangannya di ambil langsung bungkam. Mana berani ia memarahi tuannya sendiri.
"siapa yang menyuruhmu?" tanya Brayden menatap tajam.
"tidak ada sayang. Aku hanya ingin bersama mu" ucap wanita itu yang melah menjijikan di kuping Brayden.
KAMU SEDANG MEMBACA
My World
Fantasy[Bagaimana jika seorang pria kembali kemasa lalu? ] Nyatanya semua penyesalan selalu berada di akhir bukan? Dia Brayden seorang pria tampan, kaya raya yang menyesali semuanya, Semua hal yang tidak bisa di ubahnya lagi. Sebuah hal yang membuat dunia...