Brayden berjalan menuju dapur. Ya hari ini Brayden akan membuatkan makanan kesukaan istrinya dulu.
Beberaa-pelayan yang melihatnya berada di daput langsung menunduk hormat.
"ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya sang koki sopan.
"malam ini tidak usah membutkan saya dan istri saya makanan. Kalian buat makanan kalian sendiri dan buatkan makanan juga untuk Max"
"b-baik tuan" kepala koki itu mengangguk walaupun dirinya merasa bingung.
"pergi" ucap Brayden dingin
"maksud tuan?" salah satu orang di sebelah koki menyerngit bingung. Pergi apa maksud tuannya?
"pergi dari dapur!" ucap Brayden tajam. Ia sangat tidak suka mengulang kata-katanya lagi. Apa lagi mengulang ucapannya kepada orang lain bukan kepada dunianya.
"oh. B-baik tuan" kelima orang berpakaian putih dan hitam seperti chef itu keluar dari area dapur sambil menunduk takut.
Dilihat mereka sudah pergi Brayden berjalan mendekati kitchen set. Brayden mengambil beberapa jenis sayuran di kulkas dan mulai mencucinya di air mengalir. Ia memotong sayuran dan menyiapkan beberapa bahan lagi.
-◻-
Rira mengerutkan alisnya saat melihat para pekerja yang menggunakan pakaian chef sedang duduk dan berbincang. Bukannya mereka sekarang harusnya berada di dapur tapi kenapa merela bisa berada di sini?
Sore ini Rira sudah mandi. Tentu saja itu karena tuan iblisnya menyuruhnya mandi kebetulan juga sih tubuh Rira sudah lengket.
Ia mengerutkan alisnya saat tidak melihat Brayden di ruang tv. Apa mungkin Brayden sedamg berada di kamarnya ya?
Rira menyentuh tenggorokannya yang kering. Sebelum ia bertemu dengan Brayden lebih baik sekarang dirinya meminum air putih.
Rira tercengang saat melihat tuannya sedang masak sekarang! Ulangi MASAK! sejak kapan tuannya itu bisa masak?!
Pantas saja para pekerja yang bertugas masak tadi tidak berada di dapur.
Tapi ini kok?! Brayden bisa masak?! Beneran bisa masak atau pura-pura nih?!
Rira memperhatikan pundak yang lebar itu. Jika di siaran tv atau drakor. Si wanita akan memeluk dari belakang pria yang sedang masak. Tapiiiii jika Rira memeluk bisa di sembelih dadakan kepalanya.
Tapi ohhh yaampun! Rira ingin sekali memeluk tubuh tegap itu sekarang!
Brayden yang merasa dirinya sedang di tatap menengok kebelakang. Ia tersenyum manis saat melihat Rira yang juga sedang menatapnya.
"tu-kamu lagi ngapain?" tanya Rira. Hampir saja dirinya keceplosan memanggil tuan lagi.
"masak" Brayden kembali menghadap masakannya untuk memberi beberapa bumbu.
Rira berjalan mendekati Brayden "emangnya kamu bisa masak?" tanyanya pelan.
Brayden mengangguk dan tersenyum "bisa" bahkan sudah sepuluh tahun lamanya ia memasak masakan untuk dunianya.
"udah lebih baik kamu duduk di situ" Brayden menunjuk meja makan persegi kecil dan kursi yang hanya bisa di duduki dua orang
Rira menggeleng "saya bantuin aja"
"gak, gak, gak! Lebih baik kamu"
Duduk di situ!" perintahnya mutlak"ya" Rira berjalan menuju kursi dan meja itu lalu duduk dengan tenang. Ia kembali memandang tubuh tegap Brayden dari belakang.
"selesai" ucap Brayden
"cobain deh" Brayden menaruh piring yang sudah berisi nasi dan masakan yang tadi ia buat.
Rira memperhatikan makanan itu. Ini terlihat seperti sup tapi tidak memiliki kuah yang banyak. Bahkan yang ini kuahnya hanya sedikit dan sedikit kental "ini makanan apa?"
"ini namanya capcay" ucap Brayden. Brayden mengambil sendok dan menyendokkan makanan di piring tadi "cobain"
Rira menggeleng "saya bisa makan sendiri"
"tapi akunya mau nyuapin kamu" Brayden kembali menganggkat sendok itu di depan mulut Dunianya "ayo buka mulutnya"
Akhirnya Rira membuka mulutnya. Ia tercengang saat merasakan masakan buatan Brayden yang enak, bahkan ini benar-benar enak! Perpaduan rasanya benar-benar pas. Sepertinya tuan iblis cocok menjadi chef
"enak?" tanya Brayden sambil menganggkat alisnya. Dalam hati ia sudah sangat tau bahwa Rira pasti sangat menyukai makannnya.
Dulu saat Rira masih diam seperti mayat hidup ia akan sangat susah untuk makan. Tapi saat Brayden memasakkan makanan ini, Rira mau makan dengan lahap dan dari situ Brayden tau kalau dunianya menyukai makanan capcaynya.
Rira memgangguk antusias
"mau lagi"
"iya!"
"tapi ada syaratnya"
"apa?"
"kamu harus tidur sekamar sama aku selamanya! Gak boleh panggil saya-kamu tapi aku-kamu"
Loh-loh-loh bukannya Brayden sendiri yang menyuruhnya untuk jangan tidur bersamanya. tapi sekarang kok? Ahh sudahlah. Demi makanan enak Rira mengangguk.
Brayden tersenyum melihat itu ia kembali menyuapkan makanan kedalam mulut Rira dan Rira memakannya dengan senang.
Hahaha Brayden bisa masak juga yaヾ(≧▽≦*)o
Apa kabar plen? Baik kan?
Jangan lupa votenya ya plen!
🌟👇
KAMU SEDANG MEMBACA
My World
Fantasy[Bagaimana jika seorang pria kembali kemasa lalu? ] Nyatanya semua penyesalan selalu berada di akhir bukan? Dia Brayden seorang pria tampan, kaya raya yang menyesali semuanya, Semua hal yang tidak bisa di ubahnya lagi. Sebuah hal yang membuat dunia...