33. My World

32.1K 3.2K 36
                                    

"tuan ini orang yang tuan cari" Max datang memasuki ruangan Brayden dengan pria yang sudah berumur bersamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"tuan ini orang yang tuan cari" Max datang memasuki ruangan Brayden dengan pria yang sudah berumur bersamanya.

Brayden yang semula sedang duduk di kursi kerjanya sambil membaca laporan mendongak. Pria itu mengangguk lalu mempersilahkan Max pergi.

Brayden berdiri dari kursinya berjalan mendekati pria tua itu lalu duduk terlebih dahulu di sofa "silahkan duduk" ucapnya mempersilahkan.

Pria tua dengan nama Thomas mengangguk dia mendudukan dirinya di sofa depan Brayden.

"jadi kau bisa menggambar?" tanya Brayden

Thomas mengangguk membenarkan pertanyaan Brayden.

"apa kau bisa menggambar dari apa yang saya deskripsikan?" tanya Brayden lagi.

"tentu tuan saya bisa melakukannya. Tapi mungkin saya membutuhkan bantuan tuan untuk lebih mencocokkan gambaran saya dari apa yang tuan inginkan" ucap Thomas panjang.

"baiklah ayo mulai menggambar!"

Brayden mulai mendeskripsikan wajah seseorang yang dulu merusak hidupnya. Dia mendeskripsikan wajah itu dengan sedetail mungkin.

Thomas yang menerima deskripsian dari wajah seseorang mulai menggambar orang itu sebaik mungkin.

"tidak matanya bukan seperti itu. Mata pria itu sedikit monaloid tidak besar seperti itu!" ucap Brayden mengkritik gambaran Thomas.

Dengan patuh Thomas menghapus gambaran hasil tangannya dan kembali membuat gambar mata atas arahan Brayden.

Hingga satu jam selesai sudah gambaran Thomas. Brayden menatap gambaran itu dengan serius.

Gambaran milik Thomas sangat sama dengan wajah pria itu. Mata, alis, hidung, bahkan mulut. gambaran Thomas sangat mirip dengan wajah pria itu.

"terimakasih, gambaran anda sangat sama dengan apa yang saya inginkan" ucap Brayden berterimakasih dan memuji gambaran Thomas.

Thomas mengangguk sambil tersenyum. Pria tua itu senang saat gambarannya sesuai dengan apa yang orang lain inginkan.

Brayden berdiri berjalan menuju meja kerjanya lalu mengambil sebuah amplop coklat tebal yag berisi uang di dalamnya.

Brayden memberikan amplop itu kepada Thomas sebagai upah kepada pria tua itu.

Thomas mengambil amplop itu lalu sedikit membuka isinya. Pria tua itu mengambil lima lembar uang dan kembali menaruh amplop tebal itu kepada meja di depannya.

Brayden mengangkat alisnya bingung.
Apa uang yang dia beri kurang banyak? Jika benar maka Brayden akan langsung menambahkannya "apa uangnya kurang?"

Thomas menggeleng masih terus tersenyum teduh "saya tidak membutuhkan banyak uang. Saya hanya butuh sedikit uang untuk membeli makanan kesukaan istri saya"

"kenapa tidak mengambil semuanya saja? Dengan begitu kau bisa membelikan terus apa yang di inginkan istrimu" ucap Brayden.

"apa yang kau ucapkan memang benar. Tapi bukannya sombong, saya masih memiliki banyak uang" ucap Thomas tenang. Tentu saja dia memiliki banyak uang, karna Thomas adalah salah satu seniman terkaya di negara ini. Hanya dengan menggambar pria itu bisa mendapatkan banyak uang. Ya walaupun kekayaannya tidak sekaya Brayden yang orang terkaya pertama di dunia.

"dilihat dari wajahmu sepertinya kau sedang memiliki banyak masalah" ucap Thomas yang langsung membuat Brayden menatap pria itu.

Brayden mengangguk membenarkan. Sekarang ini dia memang memiliki banyak masalah.

"aku tahu mengapa kau menyuruhku menggambar wajah seseorang. Pasti orang di gambar ini adalah orang yang pernah membuat masalah kepadamu. Dan kamu tidak mengetahui tentang identitas orang ini" Thomas mengucapkannya dengan serius sambil menatap hasil karyanya yang berada di meja.

"kau benar. Pria itu memiliki banyak masalah kepadaku"

Thomas menghela nafasnya "kamu harus berhati-hati. Saat aku ingin memasuki rumah mu, aku merasa ada banyak pasang mata, yang menatap ku tajam. Dan bisa di pastikan, bahwa mereka adalah penyusup yang sedang memata mataimu"

Brayden membulatkan matanya terkejut mendengar ucapan Thomas. Mengapa pria itu bisa tahu?

"aku mengetahuinya dari insting, mata tajamku dan pendengaran juga. Mereka bodoh dalam mencari tempat persembunyian" Thomas mengejek mereka yang sedang memata matai Brayden dari depan rumah pria itu.

"Pria di gambar ini terlihat lemah. Dia tidak mungkin menjadi dalang dari masalah hidupmu" ucap Thomas yang lagi lagi membuat Brayden menyetujuinya.

Lagi pula di kehidupan sebelumnya juga pria itu memiliki atasan. Namun sayangnya Brayden tidak mengetahui dalang di balik ini semua.

Thomas berdiri melangkahkan kakinya menuju meja kerja Brayden. Pria tua itu mengambil tiga buah foto pria yang berada di sana.

Setelah mengambil foto itu Thomas kembali duduk di tempatnya semula. Dan setiap pergerakannya terus di lihat oleh Brayden.

"hanya ada satu orang di foto ini yang memiliki masalah terhadap mu"

~•~•~•~

Seorang pria tua keluar dari sebuah ruang rawat inap di rumah sakit. Kaki jenjangnya melangkah menuju kursi di sisi ruangan lalu menundudukkan dirinya di kursi tersebut.

Wajahnya yang sedih sama seperti hatinya yang sama sedihnya.

Pria itu mengacak rambutnya frustasi. Kesal marah dan sedih menjadi satu.

Dia kesal karna tidak memiliki banyak uang, terlebih lagi sekarang dia sedang membutuhkan uang untuk berobat sang anak.

Langkah kaki seseorang terdengar di lorong yang sepi ini. Pria yang sedang menunduk mengangkat kepalanya saat melihat sebuah kaki di lapisi dengan sepatu kulit berwarna hitam berdiri di hadapannya.

"sepertinya anda membutuhkan uang"

Dengan ragu pria itu mengangguk membenarkan. Toh pria di hadapannya ini benar bahwa ia sedang membutuhkan uang yang banyak sekarang.

"bagaimana jika saya akan membantu mu, tapi kau harus melaksanakan perintah saya"

"memangnya kau bisa memberikan ku uang berapa?" tanya pria yang sedari duduk di kursi. Pria di depannya ini terlihat lebih muda dan jangan lupakan terlihat kaya.

"berapa yang anda inginkan?" tanya pria yang masih mengenakan kaca mata hitamnya.

Dengan menatap ruangan sang anak pria tua itu memikirkan berapa uang yang dia butuhkan "bagaimana dengan 5 miliyar?"

Dengan cepat pria di depannya menganguk. Bahkan dia sama sekali tidak menolak saat pria tua di depannya menginginkan uang yang banyak "saya setuju"

"lalu apa perintah mu?" tanyanya cepat. Karna dia sangat membutuhkan uang

"akan saya beritahu nanti" serigai kecil terlihat di bibir pria muda itu. Dia tidak sabar akan melakukan sebuah rencana hebat.

Rencana yang sangat-sangat hebat.

👇⭐

My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang