[Bagaimana jika seorang pria kembali kemasa lalu? ]
Nyatanya semua penyesalan selalu berada di akhir bukan?
Dia Brayden seorang pria tampan, kaya raya yang menyesali semuanya, Semua hal yang tidak bisa di ubahnya lagi.
Sebuah hal yang membuat dunia...
Karna dapet semangat akhirnya aku up. Makasih buat kalian semua yang selalu kasih semangat buat akohhh
Pengen banget ikut tren pocky tapi sayangnya....
Gak punya ayangg
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"istri dari seorang pengusaha sukses Tuan Brayden Lachlan Harvey, hampir di tembak oleh komplotan orang yang belum di ketahui identitasnya"
Suara dari sebuah liputan televisi, Rira menatap acara televisi tersebut dengan tidak minat lalu menghela nafas pelan.
Dia sudah tahu pasti kejadian kemarin akan cepat tersebar luas
"kejadian ini membuat orang-orang yang tidak bersalah menjadi takut dan depresi---
Belum wanita dari televisi menyelasaikan ucapannya, televisi berukuran besar itu sudah lebih dulu di matikan begitu saja oleh Brayden.
"beritanya jelek" ujar Brayden sambil cemberut. Brayden memeluk istri lagi mulai bermanja-manja dengan Rira.
~•~•~•~
Sesuai yang di perintahkan oleh boss-nya Brayden, Adra langsung menghubungi wanita itu agar bisa bertemu.
Di rumah sederhana dengan taman yang indah. Adra berdiri sambil mengetuk pintu.
Rumah ini adalah Rumah milik Ferren, wanita itu tinggal di sini sendiri karna keluarganya yang telah meninggal dunia.
Sebelumnya Ferren tinggal bersama ibunya, namun karna ibunya mengidap penyakit jantung membuat ibu dari Ferren meninggal dunia.
"Adra" suara pintu yang terbuka dengan suara lembut milik Ferren terdengar di telinga Adra.
"ayo masuk dulu" Ferren mengajak Adra memasuki rumahnya yang langsung di sambut baik oleh pria itu.
"kamu udah tahu kan, kabar yang tersebar sekarang?" tanya Adra kepada Ferren.
Ferren mengangguk lalu menatap Adra "aku tahu. Aku kasihan sama nyonya Harvey karna ngalamin kejadian kemarin"
"sayang kamu tahu kan kalau aku itu sama aja kayak tangan kanan Tuan Brayden, dan kamu tahu, kalau sekarang tuan Brayden dalam masalah" ujar Adra mulai serius.
"orang yang nyerang tuan Brayden sekarang, bisa jadi dia mau mengarahkan serangannya ke aku atau ke Max. Aku yakin bisa jaga diri, tapi aku takut kamu kenapa-napa" suara Adra terdengar menjadi pelan.
"aku takut mereka malah nyelakain kamu, karna mereka tahu kelemahan aku ada di kamu" Adra menatap wanita yang ia cintai dengan tatapan. Tulus.
Dia takut, sangat takut jika sosok yang menempati hatinya sekarang akan pergi nantinya, dan semua itu karnanya yang lalai menjaganya.