44. My World

28.9K 2.4K 94
                                    

Langkah tegas Brayden berjalan memasuki sebuah rumah kecil yang baru di belinya beberapa minggu lalu untuk menjadi tempat penyiksaan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah tegas Brayden berjalan memasuki sebuah rumah kecil yang baru di belinya beberapa minggu lalu untuk menjadi tempat penyiksaan mereka.

Ya mereka.

James, David, dan Jacob yang sudah membuat ulah Dan mungkin juga Ferren.

Rasanya Brayden ingen sekali langsung membunuh mereka namun dia harus memberikan penyiksaan yang terdalam terlebih dahulu.

Para bodyguard menunduk hormat kepadanya. Brayden terus berjalan tegak dan duduk di sebuah kursi yang menunjukkan layar monitor tentang empat orang yang berada di ruangan berbeda.

James terlihat tidur di pojok ruangan. Luka yang dia dapat akibat perkelahian kemarin sama sekali tidak di obati. Dan membuat darahnya menjadi kering.

Di balik tembok sebelahnya, David terlihat menjambak rambutnya terus. Pria itu terlihat meracau dan merutuki namanya.

Berbeda sekali dengan Jacob yang sedang memasukkan kepalanya kedalam lipatan tangannya. Wajahnya tidak terlihat jelas apa dia tidur atau hanya melamun.

Sedangkan Ferren, satu-satunya wanita disini. Dia duduk di belakang pintu dengan tangan yang memegang perut ratanya. Wanita itu mungkin sedang menahan lapar.

Karna sudah sehari penuh belum diberikan makanan.

"sebelum memulai permainan. Mari berimakan mereka" ucap Brayden yang langsung di angguki para bodyguard.

Max yang berada duduk di sebelah Brayden menatap pria itu lalu kembali menatap layar monitor.

"beri satu untuk Ferren. Dan tuan, saya ingin Ferren juga di siksa" ucap Adra kepada Brayden dan juga Bodyguard bawahannya.

Brayden menaikkan alisnya bingung "kau yakin?" tanyanya memastikan. Sebelumnya Brayden hanya menyiapkan tiga buah piring namun Adra malah ingin menambahkan untuk Ferren.

Adra mengangguk mantap. "wanita itu juga ikut dalam masalah ini, maka dia juga harus mendapatkan hal yang sama"

Salah satu bodyguard mengangguk dia menyiapkan piring untuk Ferren juga.

Para bodyguard masuk kedalam ruangan mereka dan memberikan sebuah piring yang di tutup dengan rapat.

Bisa di lihat mata mereka berbinar cerah kala mendapatkan makanan. Namun saat mereka membukanya wajah yang semula senang berubah menjadi ketakutan dan amarah.

~•~•~•~•~

James tersenyum kecil sambil membuka tutup piring yang baru di berikan oleh bodyguard Brayden.

Perutnya sedari tadi sudah berbunyi lapar dan dia senng saat mendapat makanan.

James langsung menjatuhkan piringnya saat melihat bukan makanan yang berada di piring itu melainkan banyak kecoak mati dan sebuah tikus yang baru mati dengan darah segar dari tikus tersebut.

Perutnya yang semula lapar berubah menjadi di aduk begitu saja menjadikannya mual. Rasanya jijik sekali saat melihat hewan menjijikan itu.

"huoekk" James memuntahkan air yang berada di perutnya, karna pria itu belum makan sedari kemarin.

Berbeda jauh dengan James yang muntah, David langsung berteriak histeris saat melihat apa yang dia dapatkan.

Brayden benar-benar seorang iblis, karna bisa-bisanya pria itu memberikan hewan sebagai makanan.

Jacob menatap piring di depannya yang tertutup rapat dengan tidak minat. Perutnya sama sekali tidak berbunyi rasanya dia tidak lapar.

Semua kelaparannya hilang saat dia mengingat mayat sang istri yang sudah meninggal akibat ulahnya.

"akhh" teriakan besertai lembaran piring berada di rungan Ferren. Wanita itu mundur beberapa langkah untuk menjauhi kecoak yang mati dan tikus busuk yang berbau tidak sedap.

Ferren menutup hidungnya rapat dengan kedua tangannya. Dia membuang mukanya dari benda menjijikan itu.

Sebisa mungkin dia menahan gejolak ingin muntah namun rasanya tidak bisa di tahan hingga akhirnya dia muntah dan berakhir pingsan didalam ruangannya.

~•~•~•~

"

kumpulkan mereka dalam satu ruangan yang sama lalu lilit tubuh mereka menggunakan tegangan listrik" perintah Brayden yang langsung di angguki mereka.

Satu persatu mereka di bawa dan dimasukkan kembali kedalam sebuah ruangan yang sedikit besar dari sebelumnya.

James dan David memberontak namun langsung di beri pelajaran dengan di pukul membabi buta oleh bodyguard Brayden.

Sedangkan Jacob yang sudah pasrah hanya bisa menerima hal yang akan terjadi, Ferren yang sudah pingsan langsung di bopong pergi oleh mereka.

Mereka di dudukan bersama lalu di ikat pula bersama. Sebuah kabel melilit tubuh mereka. Setelah itu mereka bisa melihat Brayden dengan kedua orang bawahannya yang setia.

Di tangan kanan Brayden terdapat sebuah remot kecil. Dengan senyum iblisnya dia menyalakan remot tersebut yang membuat tubuh mereka berempat langsung tersetrum.

Tegangannya tidak terlalu tinggi namun cukup membuat tubuh bergetar dan terasa sakit.

Setelah puas meng-setrum mereka Brayden langsung pergi menuju ruang minitor. Dia bosan, hal keji apa untuk menyiksa mereka?

Apa yang dia berikan tadi rasanya sangatlah kurang puas. Apa yang harus dia berikan untuk mereka?

Memukuli mereka? Itu sudah dia berikan kemarin, bahkan tadi pun James dan David sudah dipukuli

Memberi mereka kecoak mati dan sebuah tikus busuk pun sudah.

menyetrus mereka juga sudah.

Lantas apa Lagi?

Brayden berpikir keras namun bukannya dia mendapatkan otak cemerlang malah wajah Rira yang berada di otaknya.

Brayden meraup wajahnya frustasi "aku merindukan Rira" monolognya pelan.

Suara Brayden ternyata di dengar oleh kedua bawahannya. Mereka saling tatap dan Max memberikan tatapan menggoda untuk tuannya.

"baru berpisah beberapa jam saja sudah rindu, apa lagi jika beberapa hari" sindirnya.

Brayden menatap Max dengan menaikkan sebelah alisnya "apa kau iri?!" tanyanya cepat.

"hahaha seorang Max ini Iri? Tentu saja iya!" ucap Max.

Brayden berdiri "saya ingin pergi, terserah jika kalian ingin memberikan siksaan untuk mereka"

Setelah mengatakan itu Brayden langsung berjalan pergi untuk menemui Rira. Wanita cantik, baik hati Yang selalu membuat jantung Brayden berdetak dengan kencang.

"beli bunga" monolog Brayden.

Ya Brayden akan memberikan buket bunga untuk Rira. Namun sepertinya buket bunga saja tidaklah cukup.

Dengan langkah cepatnya Brayden langsung kembali masuk kedalan rumah yang baginya sangat kecil itu. Dia mendekati Max dan Adra lalu langsung memerintah mereka.








My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang