Gabriel atau kerap disapa Riel, adalah nama dari anak laki-laki berusia lima tahun tersebut.
Wajah bocah itu tampan, bahkan sangat.
Max membantu Riel menemukan kamar inapnya, dan Max bernafas lega saat melihat seorang wanita muda berusia 21 tahun yang berdiri di ruangan yang ingin ia kunjungi. Wanita itu menatap Riel penuh kehawatiran.
"Riel kamu kemana aja" terselip nada kemarahan yang didengar Max dari mulut wanita tersebut. Namun Max hanya bisa diam.
"maaf bibi, aku pergi tadi. Tapi aku janji kok bibi, aku gak bakal pergi lagi" ucapnya pelan sambil memainkan baju rumah sakit yang dipakainya.
Wanita muda yang dipanggil bibi itu mengangguk saja, lalu menatap kearah Max "terimakasih sudah mengantarkan Riel kembali"
Max hanya memgangguk sebagai jawaban.
"bibi Lili dia itu namanya Max loh" ucap Riel memberi tahu.
Liliane menaikkan sebelah alisnya. Lantas jika nama pria yang membantu keponakan kecilnya adalah Max dia harus apa? Jungkir balik?
"emangnya kenapa kalau Max?" tanya Liliane bingung.
Riel berdecak dengan kesal, sedangkan Max masih diam berdiri di belakang Pria kecil tersebut.
"bukannya bibi Lili suka sama orang yang namanya Max?!" tanyanya kesal.
"ihhh Riel orang yang bibi suka itu bukan dia, namanya Max cannor dia itu cowok fiksi!" ucap Liliane membenarkan.
Riel memiringkan kepalanya dengan bingung "apa itu cowok fiksi? Tapi Riel bener kan bibi, bawa paman Max nemuin bibi" ucapnya polos.
Berbeda dengan Riel yang tidak tahu dengan cowok fiksi, Max tentu saja tahu. Hanya saja kenapa wanita semanis Liliane menyukai pria halusinasi tersebut?
Dan lagi sosok tersebut tidak akan bisa dilihat terkecuali dengan membayangkannya, kenapa tidak menyukai pria asli saja?
Liliane tersenyum dengan sangat terpaksa, tetapi walaupun begitu senyuman itu malah terlihat manis di mata Max.
"makasih tuan Gabriel tersayang"
"bibi, Riel mau ke mama sama papah" ucap Riel dengan nama sedih.
Seketika senyuman terpaksa diwajah Liliane berubah. Dia berjongkok menyamakan tubuhnya dengan tubuh Gabriel yang duduk di kursi roda.
"Riel harus sembuh dulu, kalau Riel udah sembuh kita bisa ketemu sama mamah dan papah" ucap Liliane menghibur.
"kenapa tidak membiarkan dia bertemu dengan orang tuanya saja? Apa mereka terlalu sibuk?" tanya Max heran.
Liliane memggeleng sebagai jawaban. "mereka telah pergi jauh, keatas sana" Liliane menunjuk atap atap rumah sakit yang langsung dimengerti Max.
"dan kuburannya terletak jauh dari sini, aku tidak ingin Riel sakit karna harus menempuh perjalanan yang jauh" lanjutnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My World
Fantasy[Bagaimana jika seorang pria kembali kemasa lalu? ] Nyatanya semua penyesalan selalu berada di akhir bukan? Dia Brayden seorang pria tampan, kaya raya yang menyesali semuanya, Semua hal yang tidak bisa di ubahnya lagi. Sebuah hal yang membuat dunia...