Ferren berjalan dengan cepat menuju tempat yang sudah di beri tahu lewat telfon sebelumnya.
Setelah sampai di tempat yang dituju, Wanita itu mencari sosok pria tua yang di jelaskan.
"nona?" ucap pria tua itu. Nada suaranya terdengat kaget saat dia harus bekerjasama dengan kekasih Adra.
"kamu Jason?" tanya Ferren memastikan. Jangan sampai dia salah orang dan rencana yang sudah di susun akan berjalan dengan berantakan.
Pria tua itu mengangguk dengan cepat lalu mulai berbicara mengenai kejadian yang akan terjadi.
Tentu saja mereka berbicara dengan sepelan mungkin dan terus berhati-hati karna tidak ingin ada yang mengetahui rencana hebat ini.
~•~•~•~
Selesai bertemu dengan Jason, Ferren kembali melangkahkan kakinya menuju kamar Rira, wanita cantik itu terus berjalan sambil mengamati bagian rumah yang terlihat indah dan mewah.
Senyum mengejek dia berikan, kala mengingat hal kedepan apa yang akan terjadi.
Ferren mengetuk pintu ketika telah sampai di depan kamar Rira, setelah mendengar ucapan Rira yang menyuruhnya masuk barulah Ferren memasuki kamar utama itu.
Ferren terseyum manis lalu duduk di sebelah Rira. "maaf Rira, Adra menelfonku, kami terlalu ralut dalam mengobrol tadi, hingga aku melupakanmu, maaf ya? " ucapnya meminta maaf dengan raut wajah semenyesal mungkin.
Rira mengangguk sama sekali tidak keberatan atas ucapan Ferren toh dia juga jika bersama Brayden terasa sangat nyaman hingga melupakan waktu yang berputar "tidak papa, apa mau filmnya aku ulang? Kamu belum menontonnya kan?" ucap Rira sambil memencet tombol ulang
Ferren menggelang "tidak usah!" sanggahnya cepat.
Ferren menatap balkon kamar Rira yang terlihat cantik. "Rira, apa aku boleh kesana? Sepertinya pemandangannya akan indah jika melihat hamparan bunga cantik dari atas sini" ucapnya sambil menunjuk balkon kamar
"silahkan saja, mau aku temani?" tanya Rira.
Ferren menggeleng cepat "tidak usah. Kamu kan sedang menonton film. Aku hanya sebentar kesana" Ferren berdiri dengan cepat lalu berjalan menuju balkon.
Balkon kamar itu terlihat luas, terdapat dua kursi dan satu meja sebagai tempat bersantai, lalu ada tanaman bunga kecil juga yang semakin mempercantik.
Ferren berjalan menuju pot bunga. Dia berjongkok melihat bunga mawar yang terlihat sangat cantik.
Ferren melirik Rira dari ekor matanya, saat dilihat Rira yang sedang serius dengan tontonan di laptopnya Ferren menaruh sesuatu di dalam pot itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My World
Fantasy[Bagaimana jika seorang pria kembali kemasa lalu? ] Nyatanya semua penyesalan selalu berada di akhir bukan? Dia Brayden seorang pria tampan, kaya raya yang menyesali semuanya, Semua hal yang tidak bisa di ubahnya lagi. Sebuah hal yang membuat dunia...