Brayden dan Rira tak henti hentinya tersenyum sedari tadi, bahkan sekarang Rira sedang memilih pakaian untuk kedua bayi kembarnya.
Brayden juga tak kalah hebohnya dia sedari tadi kesana kemari bersama Rira untuk mencari pakaian yang sesuai untuk kedua anaknya.
"liat yang ini bagus kan sayang?" tanya Brayden sambil menunjukkan dua baju yang sama kepada Rira.
Rira memperhatikan baju tersebut dan mengangguk cepat "iya bener! Lucu juga bajunya, bagus banget sih selera kamu" ucap Rira memuji.
Brayden yang mendengarnya menjadi tersipu malu "iya dong, harus cari yang bagus juga buat mereka" ucap Brayden dengan semangat.
"kayanya udah selesai aja deh beli bajunya, lain kali lagi kita beli" ucap Rira menyudahkan.
Brayden yang mendengarnya hanya mengangguk saja menyetujui ucapan duanianya "sayang nanti kita hias kamar buat baby ya?" tanya Rira kepada suaminya dengan penuh harap.
Brayden yang mendengarnya langsung mengangguk dengan semangat "kita bakal hias kamarnya bareng-bareng! Sekalian kita pindah kerumah yang baru.
Setelah kejadian peledakan bom saat itu, Brayden menyuruh Adra dan Max untuk mencari lahan baru untuk membuat mansionnya.
Bukan ketempat yang saat itu dimana terjadinya penculikan Rira, Brayden sengaja tidak ingin memikirkan hal itu, padahal mansion megah itu sedang dijual oleh pemiliknya.
"oiya pembangunannya undah selesai kan?" tanya Rira menatap Brayden yang sedang membayar dimesin kasir.
"sudah, mau berkunjung kesana?" tanyanya sambil memasukkan kartu hitam kedalam dompetnya lagi.
"iya! Aku ingin melihat rumah baru kita!" ucap Rira dengan antusias.
<~~~~~•~~~~~>
Mobil Brayden berjalan memasuki sebuah halaman mansion yang di penuhi dengan rerumputan hijau dan bunga-bunga berwarna warni.
Disisi taman terdapat air mancur dengan ikan hias didalamnya.
Mobil itu berhenti tepat didepan pintu besar berwarna hitam yang akan menjadi pintu utama mansion Harvey.
Brayden membukakan pintu untuk dunianya, dan membantu Rira keluar dari mobil.
Rira sedari tadi berdecak kagum melihat keindahan taman, baru diawal saja dia selalu berdecak kamu, bagaimana dengan isi mansion barunya?
Pintu mansion yang tinggi dan besar dibuka oleh pelayan baru yang bekerja disana, dia membungkuk hormat kepada tuan dan nyonyanya.
Langkah kaki suami istri itu berjalan bersamaan memasuki mansion, dan terlihat jelas terdapat furniture baru yang masih tertutupi dengan kain berwarna putih.
Lantai ubin berwarna keemasan dengan cat berwarna putih dan gold mempercantik ruangan mewah ini.
Diatap terdapat lampu gantung yang dibuat dengan emas asli dan memberikan kesan mewahnya.
"aku mau liat yang lainnya" ucap Rira kepada Brayden.
Brayden mengangguk dan mereka kembali berjalan menuju tempat lain, salah satunya dapur.
Dapur kali ini memiliki ruangan yang lebih besar ketimbang ruangan dapur mansion yang dulu.
Rira memperhatikan pintu kaca disisi dapur yang memiliki ukuran indah, dia berjalan mendekati pintu tersebut dan memutar kunci dari pintu.
Ternyata pintu indah itu berhadapan dengan taman bunga lagi. Sangat indah dan mengagumkan.
"mau coba liat kekamar kita?" tanya Brayden mengajaknya.
Rira mengangguk dan mereka berjalan menuju lift agar bisa sampai kekamar utama, sebenarnya mereka bisa saja menaiki tangga namun Rira sedang hamil dan Brayden tidak ingin membuat Rira kelelahan.
memang dimansion ataupun divilla milik Brayden pasti terdapat Lift dan tangga karna itu adalah satu hal yang tidak mungkin bisa dipisahkan.
Pintu kamar utama dibuka oleh Brayden, dan Nuansa ruangan terlihat jelas.
Jika dulu kamar Brayden dipenuhi dengan nuansa warna hitam atau dark, maka kali ini berbeda, ruangan ini sekarang terlihat sangat hidup karna Rira yang mendesainnya.
Rira berdecak kagum melihatnya, dia jadi tidak sabar ingin segera pindah kesini sekarang juga.
"bagus banget Brayden, ini lebih dari ekspetasi aku!" ucap Rira dengan sangat senang.
Rira berjalan menyusuri kamar barunya dia terlihat seperti bersemangat sekarang
"mau coba liat yang lain sayang?" tanya Brayden mengajaknya, lagi Rira mengangguk dengan semangat!
Mereka mengelilingi mansion baru mereka dengan penuh dejak kagum sedari tadi.
"sepertinya sayangku ini sudah tidak sabar tinggal disini" ucap Brayden yang mendapat anggukan penuh semangat oleh Rira.
"tapi sabar ya, kita harus menunggu hingga Mansion ini benar-benar bisa ditempati"
"baik aku akan menunggu!
<~~~~~•~~~~~>
Max dan Lili tertawa dengan kencang bersama dengan Riel dihadapannya yang memiliki wajah cemberut.
Setelah kejadian dirumah sakit itu. Max, Riel dan Liliane menjadi sangat dekat bahkan jika dilihat mereka layaknya sebuah keluarga.
"ishh kenapa paman dan bibi malah menertawakan ku sih?! Kalian jahat!" rajuk Riel dengan kesal.
Lili meredakan tawanya dan mengusap rambut ponakannya "maafkan bibi"
"sehabisnya, kenapa kau sangat lucu sih?!" Max mencubit pipi tembam Riel dengan pelan. Sebenarnya dia ingin sekali mencubit pipi bakpau itu dengan kencang, namun Riel bisa mengaduh sakit nanti dan berakhir menangis.
"tidak kembali bekerja?" tanya Lili kepada Max, saat ini Max sedang menggunakan jam istirahatnya untuk makan siang bersama Lili dan Riel.
Max menggeleng lalu berbicara "dikantor pasti ada Adra biarkan saja dia dulu yang mengurus, aku masih ingin bersama dengan colon istri" ucapnya tanpa beban yang membuat Lili memerahkan wajahnya.
Jadi setelah beberapa bulan lalu Max dan Lili mengalami kedekatan, hingga akhirnya Max mengungkapkan isi hatinya.
Mereka berpacaran sudah tiga bulan, dan satu bulan terakhir Max mengatakan bahwa ingin menikahi Liliane.
Lili yang mendengarnya sempat kaget, karna bagaimanapun mereka bertemu sangatlah baru, tetapi Max sudah mengajaknya untuk menikah saja.
Tetapi walaupun begitu dia juga menyukai Max. Pria tampan yang selalu membuatnya bahagia dan senang saat bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My World
Fantasy[Bagaimana jika seorang pria kembali kemasa lalu? ] Nyatanya semua penyesalan selalu berada di akhir bukan? Dia Brayden seorang pria tampan, kaya raya yang menyesali semuanya, Semua hal yang tidak bisa di ubahnya lagi. Sebuah hal yang membuat dunia...