Bagian 107 Bersama Mery

201 39 1
                                    

"Apa Angga kemari." Tanya Adam. "Eh, bukankah kamu dan Angga pergi bersama. Apa kalian berdua tidak pulang bersama." Tanya Ibu Adam. "Tidak, aku pergi ke markas tentara dulu sebelum pulang kemari." Balas Adam. "Oh, jadi begitu." Ibu Adam mengangguk. "Baiklah, aku akan pergi ke tempat Angga." Kata Adam membuka pintu.

"Jangan pulang terlalu malam Adam." Teriak ibu Adam. "Dia bukan anak kecil lagi sayang." Ayah Adam tersenyum kecut. "Aku menyuruhnya pulang tidak malam. Agar Adam bisa makan malam bersama kita." Ibu Adam mendengus.

Tidak lama kemudian Adam tiba di depan sebuah rumah dan masuk ke dalam. "Ahh, kak Adam." Adam melihat Angga, Anggi dan Merry. "Aku sudah tau bahwa kak Adam akan kembali dengan selamat." Angga tersenyum melihat Adam.

"Aku sungguh mengkhawatirkanmu Adam, setelah mendengar cerita dari Angga. Bahwa kamu memutuskan untuk tidak kembali menaiki truck." Kata Mery khawatir. "Aku beruntung karena ratusan zombie yang aku lawan adalah zombie biasa. Jika ada zombie tipe kecepatan, mungkin aku akan mendapatkan sedikit luka." Balas Adam.

"Eh, jangan bilang kamu membunuh ratusan zombie itu kak." tanya Angga. "Aku membunuh ratusan zombie itu." Balas Adam. "Hahaha, kamu sungguh luar biasa kak." Angga tertawa. Adam, Angga, Anggi dan Mery kemudian mulai mengobrol.

5 Menit kemudian Adam melihat Angga dan Anggi kemudian berkata. "Kalian berdua pergilah. Aku ingin bersama Mery." "Ah, baik. Anggi ayo kita jalan-jalan." Angga mengangguk dan berdiri, dia tahu Adam ingin menghabiskan waktu bersama Mery. "Emm, baiklah." Anggi melihat Adam kemudian berjalan ke arah pintu.

Melihat Angga dan Anggi pergi, Adam memegang tangan Mery dan berkata. "Ayo kita ke kamar." "Baik." Mery menjawab malu, dia tahu apa yang akan dilakukan Adam. Adam tersenyum kemudian menggendong Mery. "Ahhh." Mery berteriak.

Adam kemudian berjalan ke arah kamar dengan menggendong Mery. Adam masuk ke dalam kamar kemudian membaringkan Mery di kasur. "Aku suka kamu Mery." Adam mencium bibir Mery. "Aku juga menyukaimu Adam." Mery merasakan ciuman Adam dan memeluknya.

30 Menit kemudian Adam terbaring di kasur dengan Mery di sampingnya. "Mengapa kamu tidak tinggal denganku saja Mer." Tanya Adam. "Aku takut kedua orang tuamu tidak menyukaiku Adam. Kamu tahu aku adalah wanita buta." Balas Mery. "Kamu terlalu memikirkan yang tidak-tidak Mery. Bukankah kedua orang tuaku selalu bersikap baik padamu." Balas Adam.

"Orang tuamu melakukanku dengan baik, karena mereka tahu kita berdua hanyalah teman. Beda cerita jika kedua orang tuamu tahu bahwa kita sudah menjalin hubungan." Balas Mery. "Dunia telah berubah Adam. Di dunia yang kacau seperti ini. Orang buta sepertiku akan menjadi beban." Balas Mery.

Adam menghela nafas dan memeluk Mery. "Kamu bukan beban Mery. Kamu adalah wanita yang aku sukai." "Terimakasih Adam. Kamu adalah pria terbaik yang pernah aku temui." Mery tersenyum bahagia. "Baiklah, mengapa kita tidak melakukan ronde ke 2." Adam tersenyum. "Ahh, apa kamu masih kuat." Mery terkejut.

30 Menit kemudian Adam memakaikan Mery pakaian. "Adam, apa kamu tidak masalah jika aku hamil. Kamu telah mengeluarkan di dalam berkali-kali." Kata Mery. "Tidak masalah." balas Adam. "Maaf Mery, aku sudah memberimu pil pencegah hamil ke dalam minuman yang biasa kamu minum. Jadi kamu tidak akan hamil." Gumam Adam.

Adam dan Mery kemudian keluar dari kamar dan melihat Angga serta Anggi. Angga melihat Adam dan mengacungkan jempol. Anggi yang melihat kelakuan Angga mendengus. "Baiklah aku akan kembali. Jika kalian ada masalah carilah aku." kata Adam. "Baik kak." balas Angga dan Anggi. "Aku pergi mer." Adam mencium kening Mery. "Aku ikut denganmu Adam." "Eh, baiklah." Adam kemudian menggandeng tangan Mery.

Tidak lama kemudian Adam kembali ke rumahnya bersama Mery. "Oh, Mery. Sudah lama kamu tidak main kesini." Ibu Adam tersenyum melihat Mery. "Halo tante." Mery tersenyum. "Mom, mulai hari ini Mery akan tinggal bersama kita." kata Adam.

ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang