Bagian 71 Melawan Musang II

982 114 1
                                    

"Amunisi Shotgun ada 7, jadi satu peluru untuk satu musang." Kata Adam mulai membidik musang yang melesat ke arahnya. "Duuaarr." Peluru shotgun mengenai kepala musang. "Headshot." Kata Adam melihat tembakannya mengenai kepala musang.

"Waa" Semua musang menjerit dan melesat ke arah Adam bersamaan. Melihat 6 musang yang melesat ke arahnya, Adam dengan cepat mulai menembaki para musang. "Duar." "Duar." "Duar." "Ahhh." Adam melihat salah satu musang berhasil mengigit kaki kirinya.

"Lepaskan kakiku." Kata Adam kemudian membidik kepala musang. "Duar." Musang melepas gigitan Adam dan tergeletak di tanah tidak bernyawa. "Ahhh." Adam berteriak sekali lagi melihat kedua musang mengigit perut dan kaki kanannya. "Musang sialan." Adam menggertakan giginya dan menembak kepala musang. "Duar." "Duar." Kedua musang melepaskan gigitan dan tergeletak di tanah tidak bernyawa.

Adam melihat dua musang hendak bangkit dan berdiri. "Belum mati ya." Kata Adam berjalan ke mobil dengan memegangi perutnya yang terluka. Kemudian Adam mengambil pedang di dalam mobil.

Setelah mengambil pedang, Adam berjalan ke arah dua musang yang masih hidup. "Iii." Musang menjerit ketakutan saat melihat Adam mendekat ke arah mereka. "Ini akibatnya karena menyerangku." Kata Adam kemudian mulai menebas kepala dua musang. "Slasshh." "Slasshh" Kepala dua musang terpotong.

"Uuhh." Melihat dirinya telah berhasil mengalahkan kawanan musang, Adam tidak kuat berdiri dan terjatuh. "Adam." "Kak Adam." Kedua saudara kembar keluar dari mobil dan berjalan ke arah Adam. "Kak Adam kedua kaki dan perutmu." Anggi menangis melihat luka Adam.

"Jangan menangis, aku baik-baik saja. Ini hanya butuh beberapa hari untuk sembuh." Kata Adam tersenyum. "Kamu terluka demi melindungi kita kak." Angga mengigit bibirnya saat melihat luka Adam. "Baiklah, bantu aku berjalan ke mobil, dan ambil shotgun itu." "Baik." Kedua saudara kembar mengangguk.

Angga membantu Adam berjalan ke mobil, sementara Anggi mengambil shotgun Adam. Setelah duduk di kursi mobil, Adam mengeluarkan 4 granat dari saku celananya. "Itu." Angga gugup melihat 4 granat yang di pegang Adam. "Ini granat." Kata Adam kemudian mulai melemparkan 4 granat satu persatu ke sebuah pohon.

"Boom." "Boom." "Boom." "Boom." Granat meledak yang menyebabkan pohon hancur. "Apa masih ada musang yang tersisa jadi kamu melempar granat." Kata Angga dengan gugup. "Mungkin itu hanya perasaanku saja, tapi aku merasa ada yang mengawasiku dari balik pohon." Gumam Adam saat melihat pohon yang hancur.

"Pasang sabuk pengaman kalian, kita akan pergi." Kedua saudara kembar dan Merry mengangguk lalu memasang sabuk pengaman. Adam kemudian mulai menyalakan mesin dan menyetir mobil.

Setelah Adam pergi sesosok bunglon sebesar 1 meter, tiba-tiba muncul tidak jauh dari pohon yang hancur akibat ledakan bom. Beberapa detik selanjutnya bunglon tiba-tiba menghilang. Sebenarnya bunglon tidak menghilang melainkan berkamuflase dengan tanah.

Setelah beberapa menit perjalanan Anggi berkata dengan khawatir. "Kak Adam kenapa tidak berhenti dulu dan mengobati lukamu." "Benar Adam, jangan terlalu memaksakan diri." Kata Merry dengan khawatir. "Baiklah, sepertinya disini aman." Kata Adam menghentikan mobil di tepi jalan.

ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang