"Baiklah, ayo berangkat." Kata Adam masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi depan. Edi tersenyum lalu masuk ke dalam mobil, diikuti Bunga dan Intan yang duduk di kursi belakang. "Baiklah, kita berkendara pelan-pelan saja pak. Kita akan berhenti jika menemukan pom bensin." Kata Adam. "Baik." Edi mengangguk.
10 menit kemudian Adam melihat zombie yang sendirian dan berkata. "Pelankan mobil pak." "Oke." Balas Edi. Adam mengambil pistol di sakunya dan mulai membidik zombie. "Duar." "Ahhh." Bunga dan Intan menjerit.
"Apa kamu mengenainya." Kata Edi. "Sudah pasti tidak." Adam tersenyum kecut. Adam yang melihat zombie berlari ke arahnya tersenyum. "Baiklah, kali ini pasti kena." "Duar." Peluru mengenai kepala zombie. "Hahaha, akurasiku sangat bagus." Adam tertawa terbahak-bahak.
"Tolong-tolong." Adam mendengar sebuah suara teriakan minta tolong. "Adam di rumah itu ada perempuan yang minta tolong." Kata Edi menunjuk sebuah rumah. "Sepertinya aku mengenal perempuan itu." Kata Adam.
"Apa kamu ingin menyelamatkannya." Tanya Intan. "Benar, aku akan menyelamatkannya. Apa kalian ingin menunggu disini atau ikut denganku." Tanya Adam. "Sudah jelas, aku ikut denganmu." Kata Bunga. "Berhenti sebentar bukan masalah." Kata Edi mematikan mesin mobil.
"Ayo pergi." Kata Adam turun dari mobil diikuti Bunga, Edi dan Intan. "Woaarr." Adam melihat 2 zombie yang mendekat ke arahnya. "Cari mati." Adam membidik dua zombie. "Duuaarr." "Duuaarr." Adam melihat hanya satu zombie terjatuh akibat terkena tembakannya.
"Sial, pelurunya habis." Adam menarik pedang di punggungnya dan menebas kepala zombie. "Crash." Kepala zombie terpotong. "Hei, buka pintunya." Adam berteriak dan mengetuk pintu.
"Ahh, terimakasih sudah mau kemari." Kata perempuan membuka pintu dan langsung mengucap terimakasih. "Eh, apa kamu ibu Novi." Adam melihat perempuan sekitar usia 30an di depannya. "Eh, kamu Adam ya." Kata perempuan. "Benar, aku Adam bu." Adam tersenyum.
"Adam siapa dia." Tanya Bunga. "Aku Novi guru yang mengajar Adam waktu sekolah menengah. Silakan masuk ke dalam." Novi mengenalkan dirinya dan menyuruh Adam dan lainnya masuk. "Aku Bunga kekasih Adam." Bunga mengenalkan dirinya. "Aku Edi." "Aku intan." Edi dan Intan mengenalkan dirinya saat masuk ke dalam rumah.
"Benar, mengapa kamu bu Novi meminta tolong. Apa bu Novi tidak takut kami seorang penjahat." Kata Adam. "Aku mendengar suara tembakan, jadi aku mengira kamu seorang polisi." Novi tersenyum malu.
"Krukk." Adam mendengar sebuah suara. "Apa bu Novi belum makan." Tanya Adam. "Belum sejak kemarin." Novi menggeleng. "Intan beri dia roti." Kata Adam. Intan kemudian memberikan Novi Roti. "Ahh, terimakasih Adam." Novi senang dan mengambil roti.
"Makanlah terlebih dulu, kemudian kita bisa mengobrol." Kata Adam. "Baik." Novi kemudian mulai memakan roti. Tidak lama kemudian Novi menghabiskan roti. "Apa kamu tinggal sendirian, dimana suami" Tanya Adam. "Suamiku meninggal 1 tahun yang lalu." Novi berkata dengan sedih.
"Kemudian dimana anakmu." Tanya Bunga. "Aku belum mempunyai anak, lebih tepatnya aku tidak bisa mempunyai anak." Balas Novi tersenyum kecut. "Ah, maafkan aku." Kata Bunga menyesal. "Tidak masalah." Novi tersenyum.
"Kami ingin pergi ke tempat penampungan di kota Surabaya. Apa bu Novi ingin ikut." Tanya Adam. "Ahh, bolehkah aku ikut." Novi terkejut. "Tentu saja boleh." Adam tersenyum. "Ahh, terimakasih Adam." Novi senang dan memeluk Adam. "Uhuk." Bunga terbatuk. "Maaf, aku terlalu senang." Novi tersenyum malu. "Jangan di permasalahkan." Adam tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chaos
JugendliteraturTiba-tiba dunia seperti di film-film. Zombie muncul dimana-mana, hewan mulai bermutasi dan berbagai mahluk aneh mulai muncul. Seorang pria bernama Adam Javier tiba-tiba mendapatkan smartphone aneh sebelum detik-detik kehancuran dunia. Apakah Adam bi...