"Kak Adam, biar aku mengobatimu." Kata Anggi mengeluarkan kotak p3k. "Baiklah, ayo keluar dari mobil." Kata Adam keluar dari mobil kemudian mulai melepas bajunya yang penuh dengan darah.
"Kak Adam, lukamu." Anggi mencoba menahan tangis melihat luka di perut Adam. "Cukup bersihkan lukaku dengan air, kemudian langsung perban." Kata Adam. "Baik kak." Anggi mengangguk kemudian mulai membersihkan luka di perut Adam dengan air. "Ahhh." Adam berteriak saat merasakan rasa sakit.
"Adam." Merry yang berada di dalam mobil merasa khawatir mendengar teriakan Adam. Sementara Angga hanya bisa tersenyum kecut mendengar teriakan Adam. Angga tahu bahwa rasa sakit yang di alami Adam sangat luar biasa.
Setelah selesai membersihkan luka, Anggi mulai memperban perut Adam. "Selesai, sekarang mengobati kedua kakimu kak." Kata Anggi. Adam mengangguk kemudian mulai mengambil pedang dan memotong celananya menjadi pendek.
"Cukup seperti tadi, bersihkan luka dengan air dan langsung perban." Kata Adam melihat Anggi yang masih menatap kedua luka di kakinya. "Umm, baik kak." Anggi kemudian mulai membersihkan kedua luka di kaki Adam dengan air. "Uuhh." Kali ini Adam mencoba untuk tidak berteriak saat merasakan rasa sakit.
Melihat kedua luka di kaki Adam telah dibersihkan, Anggi langsung memperban kedua kaki Adam. "Selesai." Kata Anggi. "Terimakasih." Kata Adam melihat kedua kakinya telah selesai diperban. "Tidak perlu berterimakasih kak, kamu terluka demi melindungi kita." Anggi tersenyum.
"Baiklah, kita akan istirahat beberapa menit kemudian melanjutkan perjalanan." Kata Adam. "Baik." Kedua saudara kembar membalas perkataan Adam. Sementara Merry terdiam tidak membalas kata Adam.
Setelah istirahat beberapa menit Adam kemudian melanjutkan perjalanannya. "Kak. Apa tidak masalah buatmu menyetir." Tanya Angga di samping Adam. "Tidak masalah." Adam menggeleng.
"Merry kenapa kamu hanya diam saja, apa kamu merasa pusing lagi." Tanya Adam melihat Merry yang terdiam selama perjalan. "Tidak, aku baik-baik saja." Balas Merry tersenyum. "Jika kamu butuh sesuatu katakan saja." balas Adam. "Baik." Merry mengangguk.
1 jam kemudian Adam tiba di kota probolinggo. "Kita sampai di kota Probolinggo." Kata Angga melihat gapura selamat datang di kota probolinggo. "Kita akan beristirahat jika menemukan sebuah pemukimam." Kata Adam. "Baik." Angga dan Anggi mengangguk.
Beberapa menit kemudian Adam berhenti di sebuah pemukimam. "Kak, apa masih ada orang yang tinggal disini." Tanya Anggi. "Aku tidak tahu, ayo cari rumah yang bisa ditempati." Kata Adam. Kedua saudara dan Merry mengangguk.
"Kak, apa kamu bisa berjalan." Tanya Angga. "Jika hanya berjalan tentu saja bisa, ambil ini dan bunuh zombie jika kamu melihatnya." Adam menyerahkan pedang ke Angga. "Baik kak." Angga mengangguk. Angga memiliki kepercayaan diri untuk membunuh beberapa zombie biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chaos
Teen FictionTiba-tiba dunia seperti di film-film. Zombie muncul dimana-mana, hewan mulai bermutasi dan berbagai mahluk aneh mulai muncul. Seorang pria bernama Adam Javier tiba-tiba mendapatkan smartphone aneh sebelum detik-detik kehancuran dunia. Apakah Adam bi...