Bagian 78 Berdamai

927 112 4
                                    

"Adam kenapa kamu disini." Kata perempuan yang tidak lain adalah Ratih. "Justru aku yang seharusnya bertanya seperti itu. Bukankah 4 jam lalu kamu masih di Probolinggo. Mengapa kamu sudah ada disini." Balas Adam.

"Heh, aku sudah tiba di sini 1 Jam lalu." Ratih mencibir. "Kamu kemari menggunakan kendaraan atau berlari." Tanya Adam tiba-tiba. "Aku berlari, buat apa mengendarai kendaraan jika bisa berlari dengan sangat kencang." Ratih menjawab dengan sombong.

Mendengar balasan Ratih Adam tersenyum kecut dan berkata. "Baiklah, karena kamu disini aku akan pergi." Kata Adam berjalan menuju pintu. Mendengar kata Adam hendak pergi Ratih berkata. "Adam." "Apa." Adam berbalik. "Aku ingin berbicara berdua dengan kamu." Kata Ratih. "Kalian tunggu diluar." Kata Adam. "Baik." Merry dan kedua saudara kembar berjalan pergi.

"Apa yang ingin kamu katakan." Tanya Adam. Adam tahu bahwa jika Ratih ingin menyerangnya. Adam tidak punya kesempatan untuk menghindar. Karena Adam sadar refleknya tidak cukup cepat untuk mengikuti pergerakan Ratih.

"Apa kamu masih membenciku karena kejadian itu." Tanya Ratih. Mendengar kata Ratih Adam berkata. "Karena kamu telah memberitahuku tentang perbedaan bau manusia evolusi, dan manusia biasa. Aku tidak membencimu lagi." "Ehh, kamu tidak membenciku lagi karena aku menjawab pertanyaanmu." Ratih heran.

"Benar, karena aku sangat penasaran. Setiap kali aku bertemu dengan manusia evolusi. Mereka mengatakan aku hanyalah manusia biasa. Sekarang aku tahu alasan mereka mengatakan aku hanya manusia biasa." Balas Adam. "Kamu tetap aneh dari dulu." Ratih tersenyum mendengar kata Adam.

Melihat Ratih tersenyum kepadanya Adam heran. "Mengapa kamu tersenyum." Tanya Adam. "Aku senang kamu tidak membenciku lagi." Balas Ratih. "Perempuan memang mahluk aneh dan susah dimengerti." Gumam Adam dipikirannya.

"Baiklah, jika tidak ada lagi yang ingin kamu katakan aku akan pergi." Kata Adam melihat Ratih. "Mengapa kamu tidak disini saja, aku juga sudah ingin pergi." Balas Ratih. "Oh, kamu mau pergi kemana." tanya Adam. "Aku ingin kembali ke Surabaya." Balas Ratih. "Kembali, berarti kamu sudah dari sana." Balas Adam. Ratih mengangguk.

"Bagaimana situasi disana." Tanya Adam. "Kamu akan tahu sendiri, bukankah kamu juga akan pergi kesana." Balas Ratih tersenyum. "Ngomong-ngomong kamu tidak terlihat cukup baik." Ratih melihat kedua perban di kaki Adam, serta banyak bekas luka di tubuhnya.

"Untuk manusia biasa sepertiku harus bertarung dengan sekuat tenaga melawan zombie." Balas Adam. "Baiklah, aku tahu kamu bisa bertarung dan mengalahkan beberapa zombie biasa. Tapi jika kamu bertemu hewan mutasi atau zombie yang berevolusi cepat lari. Kamu bukan tandingan mereka." kata Ratih.

Mendengar kata Ratih Adam hanya tersenyum. Ratih tidak akan tahu jika Adam telah mengalahkan beberapa zombie evolusi dan bermacam-macam hewan mutasi seperti kera, anjing dan musang.

"Aku pergi dulu, ingat saranku tadi." Kata Ratih berjalan menuju pintu keluar. Melihat Ratih yang pergi Adam menyeringai. "Kamu terlalu meremehkanku."

Saat ini Ratih keluar dari rumah dan melihat Merry dan kedua saudara kembar. "Masuklah, kalian bisa tinggal disini." Kata Ratih. "Apa kamu mau pergi." Tanya Angga. "Benar, karena kita beberapa kali bertemu aku akan memberimu saran." "Saran apa." Tanya Angga penasaran. "Jangan mudah bergantung kepada orang lain, kamu harus mengandalkan diri sendiri." balas Ratih kemudian berlari dengan sangat cepat.

ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang