Bagian 43 Pertempuran

1.2K 152 2
                                    

"Cepat masuk ke dalam mobil." Kata pria yang dipanggil Variz. Adam melirik ke arah Edi yang meringis kesakitan, kemudian berjalan ke arah mobil. "Hehe, jangan melakukan hal aneh." Varis tersenyum kemudian duduk di kursi depan, sedangkan Adam duduk di kursi belakang bersama seorang pria.

"Tunjukan dimana kamu menemukan bazoka itu." Kata seorang pria yang duduk di kursi mengemudi, dan mulai menjalankan mobil. "Hehe, kalian sungguh bodoh." Adam tertawa. "Huh." Variz dan kedua pria terkejut dengan kata Adam.

Adam mengambil pistol di saku celananya dan menembak kepala pria disebelahnya. "Duar." "Kamu memaksaku untuk melakukan ini." Kata Adam kemudian dengan cepat menembak Variz yang hendak menyerangnya. "Duar." Adam menembak ke leher Variz. "Sialan." Variz memegangi lehernya yang mengeluarkan darah akibat terkena tembakan.

"Hehe, mau kabur ya." Adam melihat pria yang duduk di kursi mengemudi keluar dari mobil dan berlari. Adam turun dari mobil kemudian membidik pria. "Duar, Duar." Adam mengenai salah satu kaki pria.

Melihat dia mengenai kaki pria, Adam berjalan ke arah Variz yang mencoba menghentikan darah di lehernya. "Percuma saja, kamu akan mati." Adam menatap Variz. "Sialan, jika aku mati. kamu juga harus mati." Variz berkata dengan serak dan melompat ke arah Adam . "Duar." Adam menembak kepala Variz yang melompat ke arahnya.

"Huh, meski dia manusia evolusi. Dia akan tetap mati saat tertembak di leher dan kepala." Kata Adam melihat Variz yang sudah tidak bernafas. Adam berjalan ke arah pria yang kakinya tertembak. "Kumohon jangan bunuh aku." Pria menangis dan memohon terhadap Adam.

"Maaf, seharusnya kamu tidak melakukan kejatahan." Kata Adam kemudian membidik kepala pria. "Sialan." Pria marah kemudian mengambil pisau di sakunya, dan melompat ke arah Adam. "Duar." Adam menembak kepala pria.

"Apa aku sudah kehilangan rasa kemanusiaanku, dan menjadi psikopat pembunuh." Kata Adam melihat pria yang dia bunuh, sedangkan dirinya tidak mempunyai rasa penyesalan setelah membunuh seseorang.

Adam berjalan ke arah mobil kemudian mengambil pistol milik pria yang dia bunuh. "Pistol HS-9." Kata Adam melihat jenis pistol kemudian menaruhnya di saku celana. Adam kemudian berjalan ke arah Edi yang berjarak 50 meter darinya.

"Adam cepat tolong Mereka." Kata Edi melihat Adam berjalan ke arahnya. "Aku tahu, tapi pertama-tama aku akan menolongmu dulu." Adam kemudian menggotong Edi dan berjalan ke sebuah toko.

"Ughh." Edi mengerang saat dia duduk. "Yang bisa kulakukan saat ini adalah menghentikan pendarahanmu pak." Adam membalut luka tembak di kaki Edi dengan perban yang dia temukan di toko.

"Baiklah, aku baik-baik saja. Cepat selamatkan mereka." Kata Edi terengah-engah. "Kamu adalah seorang kakek yang baik, meski sedang terluka kamu tetap mengkhawatirkan cucumu. Ambil ini pak, yakinlah aku akan membawa Intan dan yang lainnya dengan selamat." Adam memberikan pistol yang dia ambil dari pria kepada Edi.

"Aku yakin kamu akan menyelamatkan mereka, dengan pistol ini aku akan baik-baik saja." Edi mencoba tersenyum. Adam tersenyum kemudian menepuk pundak Edi dan berjalan pergi. Adam melihat sebuah bangunan yang cukup jauh dan berkata. "Hari ini akan banyak kematian." 

ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang