Bagian 126 Istirahat II

116 22 0
                                    

"Benar, aku suka hadiah yang tadi kamu berikan." Adam tersenyum melihat Santy. Santy tertunduk malu saat mendengar kata Santy. "Apa kamu pernah minum bir." Tanya Adam. "Tidak kak, umurku masih 15 tahun." Santy menggeleng.

"Kamu suka buah apa." Tanya Adam. "Nanas kak." balas Santy. Adam melihat smartphone yang muncul di tangannya kemudian membeli jus nanas seharga 5 coin. Smartphone bersinar kemudian jus nanas dalam gelas plastik muncul di depan Adam.

"Minumlah." Kata Adam memberikan jus nanas. "Terimakasih kak." kata Santy kemudian meminum jus nanas. "Emmm, ini adalah jus terenak yang pernah aku minum." Kata Santy. "Makanan dan minuman yang di jual di smartphone adalah makanan dan minuman terenak di seluruh dunia." Gumam Adam di pikirannya.

7 Jam kemudian Adam sedang makan bersama Santy. "Kak, jika lukamu belum pulih. Sebaiknya kita besok tetap tinggal disini." kata Santy melihat Adam. Adam terdiam beberapa detik dan bergumam. "Apa yang di katakan Santy benar juga. Aku harus berada dalam kondisi fit jika harus melawan zombie kekuatan atau kecepatan tipe 2." "Baiklah, besok kita akan tinggal disini lagi." kata Adam melihat Santy. Santy tersenyum mendengar kata Adam lalu memakan daging sapi.

30 menit kemudian Adam dan Santy sedang berada di kamar. "Kak, aku beruntung bertemu laki-laki sebaik kamu." Kata Santy melihat Adam. "Aku tidak baik. Aku sudah beberapa kali membunuh orang." Balas Adam. "Eh, benarkah." Santy terkejut. "Benar, apa sekarang kamu takut padaku." Adam menyeringai.

"Tidak." Santy menggeleng. "Kakak pasti membunuh orang jahat." Balas Adam. Mendengar kata Santy Adam berkata. "Di dunia yang kacau seperti ini, sulit untuk menentukan kebaikan dan kejahatan."

"Jika aku mempunyai kelompok 5 orang lebih dan mencuri makanan dari seorang pria yang memiliki banyak makanan. Maka aku akan di sebut baik oleh kelompokku. Tapi aku akan di sebut jahat oleh pria yang makanannya aku curi." Kata Adam mengingat makanannya yang dicuri oleh Ratih dan kelompoknya. Santy terdiam mendengar kata Adam. "Apa yang di katakana Adam adalah kebenaran."

"Baiklah, ayo tidur." Kata Adam melihat Santy. "Baik kak." Santy mengangguk kemudian memejamkan matanya. Melihat Santy yang tertidurAdam melihat smartphone di tangannya kemudian melihat status dirinya.

Adam duduk di kursi dan melihat status miliknya.

Nama : Adam Javier

Usia : 23 tahun

Level : 7 Next level (650/700) Exp

Kekuatan : 15

Agility : 15

Vitalitas : 28

Stamina : 6/15

Reflek : 15

Poin : 5

"Kurang 50 exp lagi aku akan level up." Gumam Adam kemudian menambahkan 1 poin di kekuatan, 1 poin di agility, 1 poin di vitalitas, 1 poin di stamina dan 1 poin di relek. Adam kemudian merasakan tangan kanannya yang memegang smartphone panas. Adam merasa seluruh tubuhnya terasa terbakar. "Ahhh." Adam merintih kepanasan.

"Kak, apa yang terjadi padamu. Mengapa badanmu begitu panas." Santy panik saat menyentuh tangan Adam. Namun tidak lama kemudian Santy melihat tubuh Adam kembali normal. "Kak, apa yang terjadi padamu." Santy khawatir.

"Aku tidak apa-apa." Balas Adam melihat keringat di tubuhnya. "Aku akan ganti pakaian di luar." Kata Adam berdiri di kasur. "Mengapa kamu tidak mengganti pakaian disini kak." kata Santy.

Mendengar kata Santy Adam membuka bajunya. Santy tersipu saat Adam membuka bajunya. Namun Santy tiba-tiba sedih melihat perban di tubuh Adam. "Kak, kamu terluka demi melindungi diriku." Kata Santy dengan sedih. "Aku sudah terbiasa terluka. Sebelum bertemu denganmu. Kakiku juga sudah terluka akibat terkena tembakan." Balas Adam melihat smartphone di tangannya kemudian membuka aplikasi shop dan membeli pakaian.

ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang