Bagian 120 Nyamuk

137 20 0
                                    

"Apa kamu mengingat wajah zombie berkulit putih itu." Tanya Adam. "Santy ingat kak. Zombie berkulit putih itu adalah seorang wanita." balas Santy. "Sepertinya dia bukan zombie berkulit putih yang aku lawan dulu." kata Adam mengingat zombie berkulit putih yang melarikan diri saat melawannya.

"Baiklah Santy, habiskan makananmu. Jika kita bertemu zombie berkulit putih yang membunuh orang tuamu. Aku akan membunuh zombie itu." Kata Adam tersenyum. "Apa kakak manusia evolusi." Tanya Santy. "Tidak, tapi aku lebih kuat dari manusia evolusi dan dapat mengeluarkan pistol dari udara kosong." Adam tersenyum menunjukan dua pistol di tangannya.

"Aku iri dengan kemampuan kakak. Apa kakak bisa mengajariku menjadi pesulap." Tanya Santy. "Aku memiliki kemampuan ini sejak lahir. Jadi aku tidak bisa mengajarimu." Balas Adam berbohong. "Ahh, jadi begitu ya." Santy kecewa. "Jangan sedih, selagi bersamaku. Kamu akan aman dan tidak kekurangan makanan." Adam mengelus rambut Santy. "Kak, apa tanganmu kotor." Tanya Santy. "Tanganku bersih, aku makan menggunakan sendok." Balas Adam.

15 Menit kemudian Adam dan Santy selesai makan. "Kak, tidurlah di kamar orang tuaku." Kata Santy melihat Adam. "Tidak, aku akan tidur disini. Jika ada sesuatu yang terjadi padamu. Aku bisa menolongmu dengan cepat." balas Adam. "Baiklah kak." Santy mengangguk kemudian berjalan memasuki kamarnya. Melihat Santy memasuki kamarnya, Adam mulai berbaring di sofa dan memejamkan matanya.

"Nging" "nging" Adam yang sedang tertidur mendengar sebuah suara. Adam yang tertidur secara reflek menepuk kedua tangannya. "Plashh." Adam merasakan tangannya lengket dan membuka matanya.

"Sial, nyamuk sebesar jempol." Adam terkejut melihat nyamuk yang mati di tangannya. "Ahhh." Adam mendengar suara teriakan Santy dan berlari menuju kamarnya. Saat berada di kamar Santy, Adam melihat dua nyamuk sebesar jempol yang terbang di udara. "Adam membuka smartphone kemudian membeli 5 alat pembasmi serangga seharga 5 coin.

Smartphone mengeluarkan cahaya putih kemudian 5 alat pembasmi serangga muncul di depan Adam. Adam kemudian menyemprotkan dua alat pembasmi serangga di udara. 2 nyamuk sebesar jempol jari terbang keluar dari kamar Santy dengan cepat.

"Aku lupa saat ini tidak berada di kota surabaya yang aman akan gangguan hewan bermutasi." Gumam Adam. "Kak, Santy takut." Santy memeluk Adam. "Nyamuk itu sudah pergi. Jadi kamu aman." Adam mengelus rambut Santy.

Santy melepas pelukannya dan berkata. "Kak, bisakah kamu tidur denganku." Adam melihat Santy yang ketakutan dan berkata. "Baiklah. Aku akan tidur denganmu." Adam kemudian menutup pintu kamar.

Melihat Santy sudah berada di atas kasur. Adam kemudian tidur di samping Santy. "Kak, apa kamu juga kehilangan orang tua sepertiku." Tanya Santy. "Tidak, aku dan kedua orang tuaku berpisah." Balas Adam. "Ahh, jadi kakak tidak di anggap sebagai anak ya." Balas Santy. Adam tersenyum kecut mendengar kata Santy. "Baiklah, tidurlah. Besok pagi kita akan pergi." kata Adam. "Baik kak." Santy mengangguk.

Beberapa menit kemudian Santy melihat ke arah Adam dan berkata. "Kak, apa kamu sudah tertidur." Melihat tidak ada jawaban Santy bergumam. "Sepertinya kak Adam sudah tertidur." Kata Santy berbalik dan memejamkan matanya. Adam membuka matanya dan melihat Santy. Melihat Santy tidak berbalik, Adam kemudian memejamkan matanya lagi.

Keesokan harinya Adam membuka matanya dan melihat Santy disampingnya. "Selamat pagi kak." Santy membuka matanya dan tersenyum. "Selamat pagi juga." Balas Adam. "Mandilah terlebih dulu. Lalu setelah itu kita makan." kata Adam melihat Santy. "Baik kak." balas Santy kemudian turun dari kasur dan berjalan keluar ruangan.

Adam melihat smartphone di tangannya kemudian membeli 2 burger dan 2 botol air mineral seharga 25 coin. Smartphone bersinar kemudian 2 burger yang terbungkus kertas dan 2 botol air mineral muncul di depan Adam.

ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang