Bagian 115 Apakah God Itu Ada

133 25 0
                                    

Adam mengabaikan Jessica kemudian mengeluarkan peluru di kaki kanannya. "Ahhhh." Melihat Adam yang kesakitan dan berkeringat, Jessica kemudian mengusap keringat di wajah Adam menggunakan tisu. "Ahhh." Adam sekali lagi berteriak saat mengeluarkan peluru di kaki kirinya.

Adam membasuh kedua kakinya dengan air hangat kemudian mengambil perban dan membalut kedua kakinya yang terluka. "Adam apa yang terjadi padamu." Tanya Jessica melihat Adam. "Aku di tembak oleh tentara." Balas Adam. "Ahhh, mengapa kamu di tembak tentara." Jessica terkejut.

"Panjang ceritanya." Kata Adam berdiri. "Kamu ingin pergi kemana. Bukankah kamu terluka." Kata Jessica melihat Adam. "Aku sudah biasa terluka." Adam tersenyum kemudian keluar dari rumah.

Jessica yang melihat Adam berjalan ke arah motor berkata. "Apa kamu lebih memilih Merry dari pada aku." Adam berbalik kemudian melihat Jessica. "Sebenarnya aku ingin memiliki kamu dan Merry. Tapi kamu tidak akan suka jika aku bersama Merry."

Jessica mengigit bibirnya dan berkata. "Pergilah, dan jaga Merry dengan baik." Jessica kemudian berbalik. "Maaf Jessica." Kata Adam mengendarai motor kemudian pergi. Setelah Adam pergi Jessica kemudian menangis. "Huaaa, Kamu jahat Adam."

Tidak lama setelah pergi dari rumah Jessica, Adam berhenti di tengah jalan kemudian mulai berjalan ke arah gang. Adam melihat smartphone yang muncul di tangannya kemudian membeli sebuah topeng kulit dan sebotol bir. Smartphone bersinar kemudian topeng kulit yang terbungkus plastik dan sebotol bir muncul di depan Adam.

Adam kemudian membuka plastik yang membungkus topeng kulit. Adam melihat topeng kulit yang di pegangnya kemudian memakainya. Setelah memakai topeng kulit Adam melihat dirinya di cermin. "Aku seperti pria berusia 30an." Kata Adam melihat wajahnya yang berbeda.

Adam kemudian duduk dan membuka botol bir. "Ceezzz." "Glek, glek." Adam meminum bir. "Hei God apa kamu saat ini sedang melihatku. Jika kamu melihatku, mengapa kamu membuat dunia seperti ini." Adam menghela nafas kemudian berteriak. "Jawab pertanyaanku. Mengapa kamu membuat dunia kacau seperti ini."

"Jika kamu tidak menjawab pertanyaanku. Maka jangan salahkan aku untuk tidak mempercayaimu lagi." Adam melihat langit kemudian membuang botol bir. "Centarr." Adam kemudian berjalan pergi.

Tidak lama setelah berjalan dari gang, Adam melihat seorang pria yang sedang duduk di sebuah motor. Adam mendorong pria kemudian mengendarai motor dan melesat pergi. "Berengsek, kembalikan motorku pencuri" teriak pria.

1 Jam kemudian Adam melihat perbatasan kota di jaga oleh puluhan polisi dan tentara. "Sepertinya, aku tidak bisa meninggalkan kota hari ini." kata Adam memutar balik motor dan melesat pergi.

Sementara itu di tempat lain beberapa pria berkumpul. "Apa pria bernama Adam itu sudah di temukan." Kata pria paruh baya yang tidak lain adalah Erik. "Belum, semua polisi dan tentara masih mencarinya." Balas seorang pria. "Dia memiliki luka tembak di kedua kakinya. Saat ini dirinya pasti sedang bersembunyi di suatu tempat." Kata Erik.

"Benar, apa para peneliti sudah selesai memeriksa darah Adam." Tanya Erik. "Sudah komandan." Balas pria. "Bagaimana hasil penelitiannya." Balas Erik. "Menurut penelitian Adam memiliki golongan darah A. Dan darahnya tidak memiliki perbedaan seperti golongan darah lainnya." Kata seorang pria. Mendengar kata pria semua orang di dalam ruangan terkejut.

"Apa kamu sudah menemukan seseorang yang bersedia menjadi uji coba." Tanya Erik. "Saya sudah menemukan satu pria komandan." Balas pria. "Donorkan darah Adam padanya, lalu setelah 24 jam biarkan dia tergigit oleh zombie." kata Erik. "Baik komandan." Balas pria.

12 Jam telah berlalu, saat ini di sebuah ruangan berkumpul beberapa orang. "Apa pria bernama Adam itu sudah ditemukan." Tanya Erik. "Tidak ada komandan. Kami sudah mencari ke setiap rumah." balas pria. "Dia seperti tikus yang sedang bersembunyi. Sulit untuk ditemukan." Balas Erik.

ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang