Bagian 44 Pertempuran II

1.2K 140 1
                                    

"Tapi sebelum itu, aku perlu membeli senjata,dan peluru" Adam kemudian membuka aplikasi shop di aplikasi smartphone specialnya, dan membeli sebuah pedang katana serta 2 dus peluru yang menghabiskan total 20 coin. "Baiklah, saatnya bertempur." Kata Adam setelah mengisi pistol dengan peluru dan berjalan menuju sebuah bangunan.

Saat ini di sebuah bangunan pria berkaos hitam sedang duduk bersama seorang wanita berpakaian ketat. "Bos, apa kamu akan bermain dengan mereka bertiga." Kata wanita melihat ketiga perempuan yang diikat. Yang tidak lain adalah Bunga, Intan dan Novi.

"Tidak, aku akan bermain dengan perempuan yang paling muda, kemudian aku memberikan 1 perempuan ke variz dan 1 untuk yang lainnya." Pria berkaos hitam menyeringai. "Perempuan yang tidak dipilih bos dan Variz pasti bernasib sial, karena akan di gangbang." Wanita menyeringai.

Sementara itu Adam sudah sampai di depan bangunan kemudian menendang pintu. "Bruak." "Siapa." Adam melihat seorang pria keluar dengan membawa pistol di tangannya. "Kamu." Pria terkejut saat melihat Adam. "Halo." Adam tersenyum kemudian menembak kepala pria. "Duar. "Sebelum sempat melakukan apapun, pria mati karena tertembak di kepala."

"Suara tembakan." Pria berkaos hitam terkejut saat mendengar suara tembakan. "Apa ada zombie yang mendekat." Kata wanita terkejut. "Tidak, aku tidak mencium bau zombie. Aku ingin melihat mengapa mereka menembak." Pria berkaos hitam berjalan keluar ruangan diikuti wanita dibelakangannya.

"Mengapa sepi, seharusnya ada tiga orang lagi termasuk pria berkaos hitam itu." Kata Adam mengingat ada 7 orang yang menghadangnya. Sementara dia sudah membunuh tiga orang sebelumnya ditambah satu lagi saat ini.

"Oh, rupanya kamu." Adam melihat seorang pria yang muncul bersama wanita dibelakangnya. "Cepat bebaskan mereka, kalau tidak aku akan menembak kepalamu." Kata Adam mengarahkan pistol ke pria berkaos hitam.

"Hahaha, apa kamu berani menembakku." Pria kaos hitam tertawa. "Hmm." Adam mendengus dan tiba-tiba menunduk saat merasakan bahaya. "Duar." Detik berikutnya Adam melihat peluru yang lewat di atas kepalanya.

"Hampir saja." Adam menghela nafas kemudian menoleh ke asal suara tembakan. Adam melihat dua orang yang berjalan ke arahnya. "Hebat, baru kali ini aku melihat seseorang yang bisa menghindari peluru. Apakah kamu bisa menghindari peluru selanjutnya." Pria berkaos hitam menyeringai.

Adam yang merasakan bahaya tiba-tiba berlari. "Duar, duar." Adam melihat dua pria mulai menembakinya. "Sial." Adam berlari keluar bangunan. Adam bersembunyi di balik dinding kemudian berteriak. "Kalian lebih baik menyerah, dan lepaskan mereka sebelum aku marah."

"Hahaha, kamu pikir dirimu siapa. Kamu bukan manusia evolusi." Pria berkaos hitam tertawa. Adam yang mendengar balasan menggertakan gigi dan bergumam. "Apa perlu aku melempar granat atau membidik mereka dengan bazoka. Tapi aku takut menghancurkan bangunan ini, dan membahayakan Bunga dan yang lain."

Melihat tidak ada suara tembakan, Adam kemudian mengintip dari jendela. "Duar." "Centar." "Uuhh." Wajah Adam terkena pecahan kaca. "Bagaimana bisa mereka tahu." Adam mengusap darah di wajahnya.

ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang