Bagian 92 Reuni

853 105 1
                                    

Beberapa menit kemudian Adam menghentikan mobil di depan supermarket. "Kalian berdua cari makanan, aku akan menunggu disini bersama Merry." Kata Adam. "Baik kak." Balas kedua saudara kembar. "Jangan lupa membawa pedangmu." Kata Adam mengingatkan. "Baik kak." Angga tersenyum dan menaruh pedang di punggungnya. Adam kemudian melihat kedua saudara kembar masuk ke dalam supermarket.

Tidak beberapa lama setelah kedua saudara kembar masuk ke dalam supermarket. Adam melihat tiga orang masuk ke dalam supermarket, dua pria dan 1 wanita. "Aku tidak menyangka akan bertemu mereka berdua disini." Adam tersenyum melihat tiga orang yang baru saja masuk ke dalam supermarket.

"Adam apa kamu melihat seseorang yang kamu kenal." Tanya Merry kepada Adam. "Benar, aku melihat seseorang yang pernah menolongku, saat aku terluka." Adam tersenyum namun beberapa detik kemudian bersedih. "Tapi seseorang yang dia sayang meninggal karena diriku." Gumam Adam secara pelan. Merry terkejut saat mendengar kata Adam. "Dia pasti marah saat tahu seseorang yang dia sayang meninggal karena diriku." Adam menghela nafas.

Beberapa menit kemudian Adan melihat kedua saudara kembar berjalan ke arah mobil diikuti dua pria dan seorang wanita. "Sepertinya aku memang harus menyapa mereka." kata Adam kemudian keluar dari mobil.

Saat Adam keluar dari mobil wanita yang dibelakang kedua saudara kembar dan seorang pria tua berbadan kekar terkejut. "Adam apa itu kamu." Teriak wanita yang tidak lain adalah Jessica. "Ini Aku Jessica, halo pak Edi sudah lama kita tidak bertemu." Adam tersenyum. "Adam, aku mengkhawatirkanmu." Jessica berlari ke arah Adam dan memeluknya. "Ehh." Kedua saudara kembar terkejut melihat Adam tiba-tiba dipeluk oleh seorang wanita.

"Adam akhirnya kita bertemu kembali." Jessica berkata dengan senang. "Kita bertemu kembali, apa kamu tidak malu memelukku di depan orang." Balas Adam tersenyum. Jessica tersipu kemudian melepas pelukannya. "Halo pak." Adam menghampiri Edi. "Adam syukurlah kamu baik-baik saja." Adam dan Edi berpelukan.

"Halo Adam, aku Steven saudara Jessica. Jessica sudah bercerita banyak tentangmu. Aku juga tidak tahu bahwa kamu kenal dengan pak Edi." Kata seorang pria berkacamata. "Aku Adam, apa kamu dokter yang menyembuhkan pak Edi." Adam dan Steven berjabat tangan. "Benar, aku adalah dokter magang." Balas Steven.

"Adam kenapa kamu tidak bersama Intan." Tanya Edi. "Maaf pak." Kata Adam menghela nafas dan bersedih. "Uuhhh." Mendengar Adam meminta maaf Edi merasa sedih. "Apakah kamu mau aku bercerita disini." Tanya Adam. "Tidak, ayo kembali ke tempat kami dulu jaraknya tidak jauh dari sini." Balas Edi. "Baiklah." Balas Adam.

"Anggi kamu temani Merry. Kita akan berjalan kaki." Kata Adam. "Baik kak." Anggi mengangguk kemudian berjalan ke mobil dan berbicara ke Merry. Adam kemudian melihat Merry keluar dari mobil bersama ditemani Anggi.

"Apa dia buta." Tanya Steven. "Benar, dia buta." Adam mengangguk. "Kamu pria yang baik Adam. Tidak meninggalkan wanita buta sepertinya dalam keadaan saat ini." Steven tersenyum kepada Adam. Adam hanya tersenyum kecut mendengar kata Steven. Adam tidak baik, dia pernah membunuh beberapa orang sebelumnya. Meski orang-orang yang dibunuhnya berniat jahat padanya.

Tidak lama kemudian Adam dan yang lain mulai berjalan. "Itu rumah yang kami tempati." Kata Steven menunjuk sebuah rumah. Adam dan yang lain kemudian berjalan ke arah rumah. Steven membuka pintu kemudian masuk ke dalam diikuti Adam dan yang lain. Adam kemudian duduk di ruang tamu bersama yang lain.

ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang