Jessica yang pura-pura tidur melihat Adam berjalan keluar kamar. "Dia tidak melakukan itu denganku." Gumam Jessica dipikirannya. "Jika dia melakukan itu denganku, aku tidak akan marah. Namun akan meninggalkannya besok. Tapi karena dia tidak melakukan itu denganku, aku tetap akan bersamanya. Pria ini baik dan termasuk kriteriaku." Jessica tersenyum.
Setelah keluar dari kamar Adam duduk di sofa. "Dia wanita gila." Adam melihat sesuatu yang tegang di celananya. "Aku juga pria normal yang tertarik dengan wanita. Jika dia menggodaku lebih lanjut aku tidak tahu apa yang akan terjadi" Adam menghela nafas.
Adam berjalan ke arah pintu dan mengintip dari sela-sela jendela. Adam melihat beberapa zombie yang berjalan di depan rumahnya. "Benar dugaanku, zombie semakin aktif di malam hari." Adam menghela nafas. "Eh, bukankah dia pak djoko di sebelah rumahku. Tidak kusangka dia juga menjadi zombie." Adam melihat pria botak yang berjalan seperti mayat hidup.
Adam memikirkan sesuatu lalu menutup jendela. "Aku tidak akan mengambil resiko untuk membunuh zombie di malam hari. Karena penglihatanku di malam hari terbatas, meski saat ini lampu yang menerangi jalan masih menyala." Adam menggeleng.
"Hmm." Adam melihat ada sesuatu yang menyentuh kakinya. "Shit, semut." Adam secepat kilat menginjak semut. "Pasti masih banyak semut dirumah ini." Adam merinding melihat semut sebesar jempol tangan. "Yang terpenting saat ini untuk beristirahat, besok aku memutuskan untuk membersihkan zombie di area rumahku." Gumam Adam lalu terbaring di sofa dan memejamkan matanya.
"Aahhhh." Adam yang hendak tertidur terbangung mendengar suara jeritan. "Ada apa." Adam mengambil Katana kemudian berlari menuju kamarnya. Adam melihat Jessica keluar dari kamarnya. "Apa kamu yang berteriak." Tanya Adam. "Bukan aku." Jessica menggeleng. "Jika bukan kamu, itu pasti Bibi Nina." Adam berlari ke arah kamar Nina pembantunya.
Saat membuka kamar, Adam melihat ratusan semut sebesar jempol tangan sedang mengerubungi sesuatu. "Jangan bilang semut-semut itu megerubungi Nina." Adam merinding melihat kejadian di depannya.
"Adam, apa dia bisa diselamatkan." Jessica ketakutan saat melihat kejadian di depannya. "Aku tidak tahu." Adam gugup, dia bukanlah pahlawan seperti di avangers. Dia adalah pria normal yang punya ketakutan. Saat ini Adam benar-benar takut melihat Nina yang di kerubungi ratusan semut.
Tidak lama kemudian ratusan semut mulai menarik Nina dari kasur. "Adam semut itu menarik Nina." Kata Jessica gugup menarik pakaian Adam. "Aku tahu." Adam memiliki ekspresi buruk kemudian berlari. "Adam jangan tinggalkan aku." Jessica dengan panik mengikuti Adam.
Adam masuk ke dalam kamarnya lalu secepat kilat membuka aplikasi shop di smartphone specialnya. Adam kemudian membeli lima alat pembasmi serangga yang seharga 1 coin. Smartphone mengeluarkan cahaya putih kemudian 5 alat pembasmi serangga muncul di depan Adam.
"Adam." Jessica terkejut melihat ada 5 alat pembasmi serangga di depan Adam. "Kamu pegang dua." Adam memberikan dua alat pembasmi serangga kepada Jessica. "Ayo kita bunuh semua semut itu." Kata Adam memberanikan diri. Jessica terdiam beberapa detik kemudian mengangguk. "Ayo."
Adam dan Jessica berjalan keluar kamar dan melihat ratusan semut sedang menarik badan Nina. Adam menelan air ludah kemudian mulai menyemprot alat pembasmi serangga ke semut. Jessica dengan gugup juga ikut menyemprot alat pembasmi serangga ke semut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chaos
Teen FictionTiba-tiba dunia seperti di film-film. Zombie muncul dimana-mana, hewan mulai bermutasi dan berbagai mahluk aneh mulai muncul. Seorang pria bernama Adam Javier tiba-tiba mendapatkan smartphone aneh sebelum detik-detik kehancuran dunia. Apakah Adam bi...