HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡
ツ
Duk!
"Akh! Ssss..." Erlan meringis sambil mengusap lengannya akibat lemparan bola basket dari arah lapangan. Ia celingak celinguk mencari pelaku yang melemparnya dengan bola basket.
"Sakit? Lemah!"
Erlan menatap datar lelaki di depannya, apalagi yang dia mau?
"Battle sama gue, gue pengen tau selemah apa lo sekarang." Ujar Rafi dengan tatapan datar dengan tangannya yang masuk ke saku celana.
Hari ini pelajaran 11 MIPA 2 adalah olahraga, mereka bebas olahraga apapun yang mereka inginkan setelah ulangan harian tadi selesai, kebetulan Rafi menjabat sebagai wakil kapten basket, maka dari itu dirinya dengan semangat untuk bermain bola basket.
Namun saat di tengah permainan, dirinya melihat Erlan yang sedang duduk di pinggir lapangan seorang diri, melihat Erlan membuat dirinya mengingat masa lalu, saat SMP mereka sama-sama ingin menjadi atlet basket, bahkan mereka membuat janji untuk terus latihan bersama sampai mereka bisa menjadi atlet basket. Setiap hari sepulang sekolah mereka selalu bermain basket, ya tapi itu dulu sih, kalau sekarang kalian tau sendiri kan?
Rafi sengaja mengajak Erlan untuk battle basket, alasan yang keluar dari mulutnya sangat berbeda dari dalam hatinya, sebenarnya ia rindu bermain bersama sahabatnya.
"Males."
Rafi menegang namun masih mempertahankan raut wajah nya yang datar, rasanya sakit mendengar jawaban singkat dari sahabatnya, biarlah dirinya di katai lebay, namun memang itu kebenarannya.
Rafi menarik sudut bibirnya, tersenyum miring.
"Haha.. Lo takut?" Rafi memandang Erlan remeh.
Erlan diam melihat pandangan remeh Rafi yang di tunjukan padanya, ia tidak suka pandangan itu, pandangan itu selalu Rafi tunjukan pada musuhnya, entah mereka yang mengganggu Rafi atau bahkan yang mengganggu dirinya. Melihat tatapan itu membuat Erlan berfikir, apakah mereka sekarang musuh?
"Gue gak takut." Ucap Erlan lalu mengambil bola basket yang berada di dekatnya, dirinya langsung menuju lapangan. Saat dirinya berjalan melewati Rafi, dia mengatakan sesuatu.
"Kita battle, gue tunjukin kalau gue gak lemah."
Rafi berbalik melihat punggung Erlan yang menjauh menuju lapangan, tanpa ada yang menyadari dirinya tersenyum tipis.
Mereka mulai bermain dengan bantuan teman sekelasnya yang menjadi wasit, Erlan sedikit kewalahan melawan Rafi, pasalnya dirinya tidak pernah latihan semenjak dua tahun lalu. Rafi menyadari bahwa Erlan tidak selincah dulu, dirinya terlalu mudah untuk merebut bola basket dari Erlan, padahal dulu Erlan yang mengajari dirinya basket.
Buk!
"Akh!"
"Ck bego!" Decak Rafi mengumpat dan langsung menghampiri Erlan meninggalkan bola nya begitu saja. Banyak yang menghampiri Erlan namun Rafi langsung menginstruksikan mereka untuk tidak bergerumbul.
"Biar gue aja, kalian lanjut olahraga aja." Teriakan Rafi membuat mereka melanjutkan kegiatan masing-masing.
Kembali pada Erlan, siku nya berdarah dan kaki nya terkilir, ini karena tali sepatu Erlan yang tidak terikat kencang membuat dirinya terjatuh. Memang kebiasaan Erlan dari dulu ketika bermain basket pasti saja tali sepatu nya tidak terikat dengan kencang yang mengakibatkan tali nya gampang lepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLARA
Novela JuvenilErlangga Saputra, seorang lelaki miskin, yatim piatu, dan tidak di harapkan oleh keluarga dari pihak Ayah maupun pihak Ibunya. Hingga ia mengetahui alasan mengapa dirinya tidak di harapkan, dirinya hancur. __________ "Ayah, kenapa aku harus lahir?" ...