HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡
ツ
Hari berganti hari, Erlan memilih untuk tidak sekolah, sudah 2 hari ia bekerja bangunan membangun toko di dekat kontrakannya. Beruntung sekali kakek Salim memiliki keluarga yang sangat baik, ia di ajak oleh anak kakek Salim untuk ikut bekerja dengannya.
"Gimana kerjaannya, capek?" Tanya Andik anak kedua dari kakek Salim.
"Ya namanya kerja udah pasti capek sih mas haha." Balas Erlan tertawa ringan, mereka berdua sekarang sedang istirahat di bawah pohon rindang.
"Semangat ya, untuk pemula kamu udah bagus kok kerjanya." Ucap Andik menyemangati Erlan.
Andik adalah anak kedua kakek Salim, kakaknya sudah tiada saat dirinya masih SMA, ia memiliki adik perempuan yang sampai sekarang belum menikah, padahal usia nya sudah matang untuk menikah.
"Mas, ini dari mbak Rani."
Pandangan mereka berdua beralih pada perempuan yang kini membawa rantang makanan dan termos kecil yang berisi es teh.
"Loh kenapa kamu yang kesini, emang mbak Rani kemana?" Ucap Andik menerima rantang serta termos dari adiknya.
"Zio rewel katanya, makanya nyuruh aku yang anter." Balas perempuan tersebut, pandangannya tidak lepas dari lelaki yang diam di sebelah Andik.
"Oh, yaudah makasih." Ucap Andik yang mendapat anggukan, Andik mengajak Erlan makan melupakan adiknya yang diam berdiri di sebelahnya.
"Mas."
Merasa di panggil, Andik mendongak menatap Erlan, Erlan mengode Andik untuk melihat ke samping. Andik menengok, ia mengernyit melihat adiknya yang masih setia berdiri disitu.
"Kamu ngapain disini." Tanya Andik pada adiknya.
"Gak papa, temen mas ganteng." Jawaban luwes Nisa membuat kedua lelaki itu tersedak.
"Uhuk uhuk!"
"Uhuk uhuk uhuk!"
"Nah kan makanya baca doa kalau mau makan." Ujar Nisa.
Andik meminum es teh yang tersedia di gelas, begitupun dengan Erlan.
"Heh! Jangan jelalatan kamu, dia masih sekolah." Ucap Andik setelah meredakan batuknya.
"Yah masih sekolah, yaudah gak jadi. Aku pulang mas." Ucap Nisa langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Ia kira lelaki tadi seumuran dengannya.
Andik hanya menggeleng melihat kelakuan adiknya, jahatkah dia jika mengatai Nisa perawan tua?
"Maaf ya Lan kalo kamu gak nyaman, anaknya emang ceplas ceplos gitu."
"Gak papa mas, kaget aja tadi haha." Erlan menjawab tengan tawa garing, ia sebenarnya tidak perduli di puji ganteng atau bagaimana. Tetapi jika yang memuji dirinya Clara itu beda lagi.
Erlan diam, dirinya tiba-tiba mengingat Clara, sudah 2 hari mereka tidak bertemu. Erlan rindu dengan senyum manis dan tawanya yang riang, apakah Clara baik-baik saja?
"Jangan ngelamun, habisin makanannya." Ucap Andik mendapat anggukan dari Erlan.
"Iya mas."
ツ
Hari terakhir sekolah sebelum hari minggu, semua siswa-siswi SMA Negri 1 Nusa Bangsa di bebaskan dari mata pelajaran alias jamkos. Guru-guru sibuk menyiapkan ujian yang akan di selenggarakan hari senin.
Clara, El, dan Vira sedang berkumpul di gazebo taman dekat toilet, di susul oleh Rafi dan Evan.
"Wahai adikku yang manis ulala slebew, mengapa anda melamun?" Tanya Rafi yang menguyel uyel pipi Clara dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLARA
Teen FictionErlangga Saputra, seorang lelaki miskin, yatim piatu, dan tidak di harapkan oleh keluarga dari pihak Ayah maupun pihak Ibunya. Hingga ia mengetahui alasan mengapa dirinya tidak di harapkan, dirinya hancur. __________ "Ayah, kenapa aku harus lahir?" ...