#26

2.9K 146 0
                                    

HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡

"Sejak kapan kamu pacaran sama Erlan?" Tanya Gilang setelah selesai dengan sarapannya, pagi ini meja makan hanya di isi oleh Gilang, Diandra, dan Clara.

Jika kalian bertanya Rafi ada dimana, lelaki itu bilang ingin menginap di rumah Evan, padahal awalnya Gilang mengira bahwa Rafi akan menginap di Rumah Sakit menemani Erlan, tapi ternyata salah.

"Belum lama Pa." Jawab Clara pelan, sungguh dirinya takut jika Papa nya tidak mengijinkan dirinya untuk berhubungan dengan Erlan, mengingat nada bicara datar Papa nya semalam.

Setelah Clara menjawab, meja makan menjadi hening kembali.

"A-aku berangkat Ma, Pa, hari ini jadwal piket kelas." Ucap Clara memecah keheningan.

"Hati-hati sayang." Ucap Diandra, sedangkan Gilang hanya berdehem menjawab Clara.

"Iya." Jawab Clara, ia menyalimi Gilang dan Diandra lalu melangkah keluar menuju garasi mengenakan mobilnya.

"Mas, kamu gak suka Clara sama Erlan?" Tanya Diandra ketika bunyi mobil Clara terdengar menjauh tanda gadis itu sudah berangkat menuju sekolah.

Gilang hanya tersenyum kecil, ia mengecup kening istrinya, lalu pamit untuk berangkat bekerja.

Cup!

"Aku berangkat sayang." Ucap Gilang mengambil alih tas yang berada di tangan Diandra.

Diandra mengangguk, sudahlah nanti ia tanya lagi, tidak mungkin Gilang melarang Clara dengan Erlan hanya karena lelaki itu kekurangan kan?

Pagi ini Clara berjalan di Koridor sekolah sendirian dengan wajahnya yang lesu, pertama biasanya ia berjalan bergandengan bersama Erlan, kedua karena Papa nya seperti tidak setuju dengan hubungannya bersama Erlan.

"Permisi."

Langkah Clara terhenti ketika perempuan berdiri menghalangi jalannya, ah itu perempuan yang kemarin di bentak oleh Erlan.

Alis Clara terangkat sebelah, perempuan ini pasti mencari kekasihnya lagi, menyebalkan.

"Why." Tanya Clara datar, wajah juteknya tertampang jelas.

"Sory, lo gak bareng Erlan?" Tanya Shella.

Clara melipat tangannya, "Ada perlu apa sama cowok gue?" Tanya gadis itu mengintimidasi.

"Gue perlu bicara sama dia."

"Bicara sama gue."

"Tapi lo gak ada sangkut pautnya sama ini, gue tau lo cemburu tapi hubungan gue sama dia gak seperti yang lo pikirkan."

"Kenapa gue harus percaya sama kata-kata lo?"

Shella diam, ia tidak tau ingin menjawab apa.

"Shella Aprellia." Ucap Clara membaca nametag lawan bicara di depannya.

"Lo pasti murid baru, secara baru sekarang lo nyamperin Erlan. Gue tanya sekali lagi ada perlu apa lo sama cowok gue?" Tanya Clara menatap tajam Shella.

ERLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang