HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡
ツ
Azka Mahendra Winata, anak tunggal dari keluarga Winata, bisa di bilang keluarga nya adalah keluarga yang sangat berpengaruh di beberapa kota besar, ia adalah cucu tunggal dari pemilik sekolah SMA Negeri 1 Nusa Bangsa.
Clara Lilyana Carolline adalah gadis yang selalu ada di sampingnya, dari kecil mereka selalu bersama tumbuh besar di kota asing, sampai saat Clara harus pulang ke tanah kelahirannya ia nekat menyusul, meski harus menyetujui perjanjian yang tidak ia inginkan.
Banyak yang bilang tidak ada persahabatan lawan jenis tanpa melibatkan perasaan, Mahen akui itu, ia memiliki perasaan lebih dari sekedar sahabat pada Clara. Bagaiman tidak? Mereka selalu bersama dari kecil.
Mahen tidak pernah menyatakan perasaannya karena ia tau mereka tidak akan bisa bersama, Tuhan mereka yang berbeda tidak akan bisa menyatukan mereka berdua. Mahen pernah berfikir, jika ia mengikuti Tuhan Clara apakah gadis itu akan menerima dirinya? Tidak, meski ia mencintai Clara namun rasa cinta pada tuhannya lebih besar.
"Kangen banget sama cebol." Ucap Mahen memandang lembut Clara.
Clara menatap Mahen datar, lelaki ini tidak berubah dari dulu, selalu saja membahas badannya yang pendek.
"Dah lah males." Ucap Clara malas, ia melepas kasar pelukan mereka.
"Cie ngambek." Tangan Mahen mencolek hidung mancung Clara, di lanjut menangkup wajah chubby gadis itu.
Mereka saling tatap, Clara yang menatap malas Mahen dan Mahen yang menatap kagum Clara, gadis itu makin cantik saja, ah tidak tidak gadisnya memang sudah cantik dari baru lahir.
"Udah woi!" Ucap Evan menyentak kasar tangan Mahen yang menangkup wajah Clara.
"Ck ganggu setan."
"Gue laper, ayo kantin." Ucap Evan menghiraukan umpatan Mahen.
"Kuylah, Mahen traktir!" Balas Clara semangat, perutnya juga sudah keroncongan.
Mereka berempat berjalan beriringan menuju kantin, setelah sampai di kantin mereka langsung menuju meja dimana sudah ada Vira dan El disana.
Brak!
"Monyet!"
"Anjing! Uhuk uhuk!"
Suara gebrakan meja mengejutkan Vira dan El yang sedang asik makan sampai-sampai El tersedak akibat kuah bakso nya.
"Siapa sih anj--" Umpatan El terpotong saat melihat pelaku yang menggebrak meja nya, lelaki itu tersenyum miring dengan alisnya yang terangkat sebelah.
"--jing, lah Mahen?!" Lanjut El
"Wih balik lo? Kirain gak bakal balik lagi. " Vira berdiri dari duduknya ber tos ria dengan lelaki itu di akhiri dengan pelukan singkat. El ikut berdiri ingin tos juga dengan Mahen, setelah ber tos ria Mahen bergerak ingin memeluk singkat El, namun seperkian detik setelahnya gadis itu malah masuk ke pelukan Rafi.
"Gak usah peluk-peluk, Mahen belum mandi." Ucap Rafi memeluk erat El, tidak akan ia biarkan lelaki itu memeluk gadisnya.
"Mata lo belum mandi!" Balas Mahen kesal.
"Hedehh yang bucin mah beda." Ucap Evan mencomot kerupuk di piring Vira.
"Heh kerupuk gue itu!"
"Minta, sama calon adek ipar gak boleh pelit."
"Adek ipar adek ipar, 6 bulan pdkt kagak official tuh." Sela Rafi meledek Evan.
Evan memutar bola matanya malas, dasar manusia sombong. "Iya deh yang udah official."
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLARA
Roman pour AdolescentsErlangga Saputra, seorang lelaki miskin, yatim piatu, dan tidak di harapkan oleh keluarga dari pihak Ayah maupun pihak Ibunya. Hingga ia mengetahui alasan mengapa dirinya tidak di harapkan, dirinya hancur. __________ "Ayah, kenapa aku harus lahir?" ...