#17

3K 187 6
                                    

HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡

"Erlan, saya tinggal gak papa? Saya baru di kabari sama istri saya, katanya Zio sakit." Ucap Andik di tengah pekerjaan mereka.

"Oh gak papa mas." Balas Erlan sopan.

"Selesaikan besi nya aja Lan, habis itu kamu pulang aja ya, hari ini gak sampe sore."

"Iya mas."

"Saya duluan ya Erlan."

Erlan mengangguk dengan senyum sopannya, Andik terlihat sangat buru-buru, pasti sangat panik mendengar anaknya yang sedang sakit.

Erlan melanjutkan kembali pekerjaannya, hingga tidak lama kemudian ada suara yang memanggil dirinya dari arah belakang.

"Erlan?"

Erlan menegang, ia mendengar kembali suara yang sudah 2 hari tidak ia dengarkan. Tunggu dulu, ini bukan mimpi kan? Perlahan Erlan berbalik, ah ternyata bukan mimpi.

"Clara? Kok disini?" Erlan berdiri, ia bingung mengapa Clara bisa ada disini.

"Tadi habis dari rumah temen, terus gak sengaja ngeliat lo disini, gue ganggu?"

"Oh gak kok, lo duduk disana dulu, gue mau cuci tangan."

Clara mengangguk, ia berjalan menuju kursi yang di tunjuk Erlan. Sebenarnya ia ragu untuk mendatangi Erlan tadi, kurang lebih 15 menit ia memperhatikan Erlan yang sedang bekerja dari dalam mobil. Namun entah kenapa ia tidak tahan untuk tidak mendatangi Erlan, apakah ini yang di namakan rindu?

Clara memperhatikan Erlan yang sedang mencuci tangannya, jadi ini alasan mengapa Erlan tidak sekolah.

Setelah selesai mencuci tangannya, Erlan menghampiri Clara dan duduk di samping gadis itu.

"Lo kerja disini?" Tanya Clara membuka suara terlebih dahulu.

"Ya, gue baru kerja disini." Erlan menunduk, pikirannya sekarang di penuhi dengan kemungkinan negatif, kemungkinan Clara ilfeel padanya, kemungkinan Clara menjauhinya, dan kemungkinan yang lainnya.

"Wahh keren." Ucap Clara bertepuk tangan kecil, tidak menimbulkan bunyi.

Erlan mengernyit, "Maksud lo?" Erlan terlihat was-was, jangan-jangan Clara ingin mengatai dirinya?

"Keren, lo bisa mengerjakan pekerjaan yang biasanya di kerjakan oleh orang tua, sedangkan lo masih sekolah. Menurut gue itu keren, karena jarang banget orang yang gue temuin itu bekerja keras."

Erlan tertegun, ia salah mengartikan maksud Clara. Ia harus mengingat bahwa Clara adalah orang baik.

"Ini mau bangun apa?" Tanya Clara sedikit antusias.

"Mau bangun toko, terus nanti di sewakan." Jawab Erlan dengan senyuman nya, ia tidak mengerti mengapa ketika bersama Clara senyumannya tidak pernah pudar.

"Oh, tadi gue liat ada temen lo satu, kalian ngerjainnya cuman berdua?"

"Oh itu yang bangun toko ini, yang kerja ada 5 orang termasuk gue sama mas nya itu."

ERLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang