HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡
ツ
"Abang mau kemana?" Tanya seorang gadis ketika melihat kakak nya turun dari tangga, berpakaian rapi serba hitam.
Lelaki yang di panggil abang tersebut mengangkat sebelah alisnya menatap sang adik yang sedang meringkuk di atas sofa ruang tamu.
"Mau apa lo?!" Tanya Rafi galak, ketika Clara memanggil dirinya dengan sebutan 'abang' sudah pasti gadis itu menginginkan sesuatu, ya tidak sering sih tapi biasanya gitu.
"Galak banget." Gumam Clara menatap Rafi sok imut.
Rafi menghela nafas panjang, "Mau apa hm?" Tanya Rafi dengan senyum manisnya.
"Sakit perut..." Rengek Clara seperti anak kecil, gadis itu memegangi perutnya yang nyeri akibat menstruasi, padahal dari pagi tadi ia tidak merasakan sakit sama sekali.
"Emang udah tanggalnya? Cepet amat." Ucap Rafi heran, ia paham apa yang terjadi pada adiknya itu.
"Gak tau gak usah banyak tanya!" Ucap Clara nge gas, sepertinya efek datang bulan hahaha.
"Yaudah tunggu." Ucap Rafi langsung melangkah keluar rumah.
Lelaki itu pergi menuju minimarket terdekat untuk membeli berbagai macam camilan kecuali coklat karena gadis itu sangat tidak suka dengan coklat, katanya rasanya aneh, dan jangan lupa jamu yang rasanya tidak enak itu.
Setelah selesai berbelanja Rafi langsung pulang menuju rumahnya, ketika sampai di ruang tamu ia menghela nafas lelah melihat adiknya yang tidur di sofa meringkuk sambil memegangi perutnya. Perasaan ia pergi tidak sampai 15 menit, gadis itu sudah tidur saja.
Rafi meletakkan belanjaannya di atas meja, ia menggendong Clara menuju kamar gadis itu. Setelah sampai di kamar adiknya, Rafi menurunkan Clara dari gendongannya ke kasur dengan perlahan agar gadis itu tidak terbangun.
Rafi memandangi wajah Clara sebentar, ia sedikit mengernyit ketika melihat wajah Clara yang begitu pucat, ia tau adiknya memang kelewat putih, tapi kini wajah gadis itu benar-benar terlihat sangat pucat.
Beberapa detik kemudian Rafi menggeleng kecil, tidak mungkin Clara kumat lagi, pasti ini karena efek menstruasi. Rafi mengangguk kecil, benar pasti karena efek menstruasi.
Rafi melirik jam di atas nakas adiknya, ia tersadar waktu semakin berjalan, ia harus cepat-cepat menghampiri teman gila nya sekarang, lelaki itu menyempatkan mengelus kepala Clara lembut sebelum pergi.
ツ
Plak!
Satu tamparan Shella dapatkan di pipi kanannya.
"Akh! Sakit." Rintih Shella merasakan panas di pipinya, tamparan lelaki itu tidak main-main, tidak perduli siapa di hadapannya.
"Sakit? Lemah." Ucap lelaki itu datar, tidak ada rasa bersalah sedikitpun setelah lelaki itu menampar seorang perempuan.
"GUE SALAH APA ANJING!!" Teriak Shella emosi di hadapan lelaki itu.
Plak!
Lagi, kini satu tamparan ia terima di pipi kirinya.
"Gue gak suka ada yang teriak ke gue." Tekan lelaki itu menahan emosi, ia benar-benar tidak suka jika orang berteriak padanya.
"Hiks... Gue salah apa?" Tanya Shella menangis, ia tidak tahan dengan tamparan dari lelaki itu, jika tau lelaki itu akan menampar dirinya ia tidak akan berteriak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLARA
Teen FictionErlangga Saputra, seorang lelaki miskin, yatim piatu, dan tidak di harapkan oleh keluarga dari pihak Ayah maupun pihak Ibunya. Hingga ia mengetahui alasan mengapa dirinya tidak di harapkan, dirinya hancur. __________ "Ayah, kenapa aku harus lahir?" ...